TEMA : “Kenaikan Yesus ke Sorga Membawa Sukacita”
Bacaan Alkitab : Lukas 24:50-53
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Hari ini kita bersyukur kepada Tuhan, karena masih diperkenankan lagi merayakan Hari Kenaikan Yesus ke Sorga, yang walaupun moment perayaan ini tidak sama meriahnya ketika kita merayakan har-hari raya gereja lainnya seperti Paskah dan Kelahiran Yesus (Natal).
Hari Kenaikan Yesus menunjukkan sekaligus memproklamirkan bahwa Yesus adalah Raja. Raja yang berkuasa di bumi dan di Sorga, karena itu hari kenaikkan adalah suatu peristiwa yang luar biasa atau menjadi kebanggaan kita sebagai umat kristiani yang perlu disambut dengan antusias. Peristiwa Kenaikan Yesus ke sorga merupakan suatu jaminan pengharapan bagi kita sebagai orang beriman, dimana kemanusiaan-Nya adalah abadi dan janji Allah akan keikutsertaan kita dalam kehidupan bersama Dia juga diperbaharui.
Saudara-saudara yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus.
Bacaan saat ini dalam Lukas 24:50-53 yang menjadi perenungan di perayaan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, mau menjelaskan tentang respon dari para murid Yesus sebelum Yesus terangkat ke Sorga, dimana sebelumnya mereka kebingungan dan putus asa saat kematian Yesus. Perasaan sedih yang mereka rasakan, karena harus berpisah dengan Yesus diganti dengan sukacita, dan bukan hanya itu saja para pengikut Yesus yang sebelumnya menutup diri dari pemimpin Yahudi, berani secara terbuka memuji-muji dan memuliakan Allah, di Bait Allah bersama para murid-murid Yesus. Hal ini merupakan penggenapan dari nubuat yang Dia nyatakan kepada para pemimpin Yahudi, dimana Yesus telah naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan telah menggenapi misi-Nya bagi dunia ini. Disamping itu juga dari bacaan ini dijelaskan bahwa sebelum Yersus terangkat ke sorga Ia memberkati mereka dengan mengangkat tangan kanan-Nya. Karena itu peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga adalah suatu peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi yang bersifat historis dan bukan sekedar perumpamaan atau halusinasi dari para muri-murid Yesus, tetapi kenaikan Yesus ini mau menjelaskan fakta kebangkitan-Nya bahwa Dia hidup, Ia adalah Allah yang menya-takan diri dalam rupa manusia, mengalami kematian tetapi bangkit dan naik ke Sorga. Disamping itu juga mau mengingatkan kita sebagai orang beriman tentang tugas memberitakan Injil yaitu untuk pergi. Pergi bukan untuk diri sendiri tetapi untuk bersaksi bagi Dia da memberitakan kerajaan Allah di Yerusalem, seluruh Yudea, Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi. Seperti yang dalam Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus,
Kenaikan Yesus Kristus ke sorga membawa sukacita yang menjadi tema kita di perayaan kenaikan Yesus ke sorga saat ini, terus mengingatkan kita sebagai orang beriman bahwa peristiwa ini adalah sesuatu yang luar biasa maknanya, tidak kalahnya dengan moment-moment perayaan hari-hari raya gereja lainnya. Karena kenyataan yang kita lihat dengan kasat mata saat merayakan hari kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga orang masuk gereja “cuma mo hitung dengan jari, dibanding dengan torang morayakan natal dengan Paskah rasa-rasa itu gereja so nda ada kursi kosong”. Hari kenaikan Yesus ke Sorga mengukuhkan kita sebagai gereja yang telah menerima perjanjian memberitakan Injil yang disertai dengan otoritas Yesus memberkati para murid-murid-Nya sebelum terangkat ke Sorga serta memberikan tugas untuk dilakukan sampai kedatangan-Nya yang kedua kali. Oleh karena itu hari ini kita yang hadir dalam persekutuan ini patut bersyukur karena masih diperkenankan oleh Tuhan untuk boleh merayakan peristiwa agung ini. Sambil terus dan terus diingatkan kepada kita tentang tugas dan amanat agung yakni terus memberitakan Injil sampai ke ujung bumi, dan dalam menjalankan amanat agung ini jangan kita takut dan kuatir sebab janji penyertaan-Nya terus menjadi bagian kita bahkan Roh Kudus yang dikaruniakan bagi kita akan terus menjadi Penolong kita. Oleh sebab itu mari kita menjadi saksi kasih-Nya bagi dunia, menjadi hamba dengan penuh kerendahan hati, yang terus menjadi berkat bagi sesama, bukan menjadi batu sandungan bagi sesama, tetapi bagaimana hidup yang Tuhan anugerahkan bagi kita dipergunakan sebaik mungkin untuk menjadi kesaksian bagi dunia ini.
Di perayaan kenaikan Yesus ke Sorga sebagai warga Gereja Masehi Injili di Minahasa, kita juga memperingati Hari Persatuan Wanita Kaum Ibu GMIM, karena itu perenungan saat ini pun mengingatkan kita untuk menjadi saksi Kristus memberitan Injil dimana kita pergi dan berkarya sebagaimana amanat Yesus bagi murid-murid-Nya demikian juga dengan kita sebagai orang beriman. Amanat untuk menjadi saksi-Nya, membawa sukacita bagi sesama, apalagi ada jaminan penyertaan bahwa Dia akan menyertai kita. Dengan karunia-karunia yang Tuhan beri bagi kita, mari kita manfaatkan itu dengan sebaik mungkin, semakin bersemangat melayani Tuhan, walaupun begitu banyak tan-tangan dan pergumulan yang kita hadapi, tetapi kita percaya ketika Tuhan memakai kita janji pernyertaan-Nya pun akan menjadi bagian kita semua. Tuhan telah memberikan keperca-yaan bagi kita untuk memberitakan injil ke seluruh penjuru, yakni ke seluruh dunia. Mari kita tindak lanjuti amanat agung ini, sebab inilah juga yang menjadi dasar gereja kita menjadi “Global Church” atau gereja global yang hadir di seluruh dunia. GMIM kini telah berada di seluruh dunia, oleh sebab itu kita perlu mensukseskan semua program pelayanan termasuk upaya pemberitaan injil ke seluruh dunia yang harus dimulai dari dalam keluarga jemaat, masyarakat, bangsa dan negara serta bagi dunia. Di perayaan hari kenaikan Yesus ke sorga kitapun terus berdoa, semoga apa yang telah kita lakukan untuk kemuliaan nama Tuhan, terus kita lakukan, sambil kita diingatkan untuk mengandalkan Tuhan dalam melakukan sesuatu. Jadilah saksi-saksi Kristus yang bertanggungjawab. Amin.