12 Juni 2015, Hari Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen GMIM Ke-184

0
5025

TEMA MINGGUAN: “Hidup dan Berjuang Berpadanan dengan Injil”
Bahan Alkitab: Filipi 1:27-30

Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan, syalom bagi kita semua.

     Hari ini kita warga Gereja Masehi Injili di Minahasa mensyukuri berkat Tuhan dalam kepelayanan gereja, secara khusus dalam bidang pendidikan dan pekabaran Injil. Karena hari ini, kita gereja Tuhan di tanah Minahasa sementara merayakan 184 tahun berkembangnya pendidikan serta meluasnya Injil di negeri Toar Lumimuut ini.

            Kalau sekarang  kita boleh merayakan perjalanan penginjilan serta pendidikan kristen yang sangat panjang, itu merupakan berkat yang patut kita syukuri serta kita renungkan sebagai makna dari sebuah panggilan yang diresponi dengan iman yang sungguh kepada Allah, sebagai bentuk dedikasi Injili dari setiap pribadi yang mau menjawab panggilan serta pengutusan Tuhan. Dedikasi Injili, telah membuka hati dua penginjil Jerman yang  dididik di Belanda yaitu, Johann Friederich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz yang datang jauh-jauh dari tanah Belanda sebagai utusan badan Pekabaran Injil  Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG). Mereka

tiba di tanah Minahasa tanggal 12 Juni 1831 untuk mengajarkan hidup benar di dalam terang Firman, bagi rakyat di tanah Minahasa. Walaupun sulit, bahkan harus berhadapan dengan ancaman kematian tetapi kedua penginjil ini tetap mendedikasikan hidup mereka demi kemajuan Injil di tanah Minahasa

     Tantangan, kesulitan bahasa, tata krama serta budaya, tidak menjadi halangan bagi mereka untuk belajar akan karakter orang Minahasa, sehingga mereka sukses mengajar dan membuat orang Minahasa memiliki iman kepada Tuhan Yesus serta hidup takut akan Tuhan.

Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan.

     Ajakan untuk hidup dan berjuang berpadanan dengan Injil, adalah ajakan rasul Paulus untuk menjadi gaya hidup jemaat Filipi, walaupun mereka harus menderita. Gaya hidup penuh keteladanan ini, diharapkan menjadi khotbah yang hidup dari jemaat, baik disaat Paulus ada bersama mereka maupun saat Paulus tidak bersama dengan mereka.

     Hidup dan berjuang berpadanan dengan Injil tidak mudah, karena itu Paulus katakan bahwa mereka akan bertemu dengan lawan yang tidak menghargai Injil dan dapat membinasakan mereka. Tetapi orang percaya di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang hidup berpadanan dengan Injil, keselamatan dari Allah adalah kekuatan mereka.

     Paulus membuka rahasia hidup berjuang dan berpadanan dengan Injil tidaklah mudah; di situ ada penderitaan dan pergumulan seperti yang sudah dialaminya. Tetapi kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus memberi penghiburan dan peng-harapan iman, bahwa kekuatan Injil Kristus menghilangkan kegentaran/segala ketakutan orang percaya untuk terus mewar-takan kabar keselamatan dari pada-Nya.

Selama 184 tahun upaya-upaya didik mendidik atau ajar mengajar mewarnai realitas pendidikan gereja Tuhan di tanah Minahasa. Dalam pengetahuan dan dalam iman kita terus di perlengkapi, supaya terbebas dari belenggu kebodohan, ketidak- berdayaan, kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan perilaku suka merusak lingkungan.

     Hidup berjuang dan berpadanan dengan Injil tidaklah gampang, tapi kita harus terus berjuang untuk melakukannya, supaya dalam kehidupan bergereja serta bermasyarakat kita menjauhkan diri dari perilaku saling membodohi, membiarkan orang lain ada dalam ketidakberdayaan, dan lain sebagainya. Juga kita menghindarkan diri dari sikap memiskinkan orang dengan perilaku yang tidak adil, jangan menahan hak orang lain untuk kepentingan diri sendiri dan kembangkan sikap memeli-hara lingkungan, yang dimulai dari rumah sendiri, seperti membuang sampah pada tempatnya, memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan. Selain itu, kita masih diperhadapkan dengan kurangnya perhatian gereja dan orang percaya dalam masalah-masalah pendidikan. Di sana-sini kita masih melihat ada begitu banyak sekolah-sekolah, khususnya sekolah GMIM yang gedungnya tidak terawat, ada sekolah-sekolah GMIM yang mulai kehilangan siswa, karena tidak mampu bersaing dengan sekolah unggulan lainnya, baik dari swasta maupun negeri. Ironis memang, di sisi lain gereja berlomba-lomba membongkar dan membangun kembali gedung gereja yang megah, tapi di sisi lain gereja tidak memiliki anggaran untuk merenovasi gedung sekolah yang rusak dan juga memberi beasiswa bagi anggota jemaat. Padahal gereja seharusnya melihat pada pembangunan manusia seutuhnya, bukan hanya pada gedungnya.

Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

     Memaknai firman Tuhan ini, maka sebagai gereja kita dituntut untuk memiliki sikap hidup yang berjuang dan berpadanan dengan Injil, diantaranya mensuport pendidikan anak-anak dalam pengembangan ilmu dan pembangunan iman, dengan cara menjaga kekudusan hidup di tengah-tengah keluarga kristen dengan semangat pekabaran Injil, seperti yang telah ditunjukkan oleh Riedel dan Schwarz, bahkan secara khusus oleh rasul Paulus sebagai bentuk kesaksian orang percaya di segala zaman. Untuk dapat melakukan semua itu, kita perlu lagi membangun kekuatan iman jemaat yang selalu berdoa, beribadah dan melayani Tuhan sebagai sumber pertolongan kita.

     Sebagai gereja yang sedang bersukacita merayakan 184 tahun Injil dan pendidikan Kristen di tanah Minahasa, marilah kita bekerjasama untuk mengembangkan pendidikan yang berdaya juang dan berpadanan dengan Injil, baik secara intelektual, spiritual dan emosional yang dikelola dengan baik, sehingga keberhasilan dapat diraih dan Tuhan dimuliakan. Terpujilah Tuhan. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here