TEMA : “Jangan Takut Menghadapi Hari Esok”
Bacaan Alkitab : Matius 6:25-34
Salam sejahtera ibu, bapak, saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan. Shalom.
Apa kabar torang semua? Tentu sebagai pribadi, maupun keluarga atau persekutuan jemaat, kita pasti mengatakan puji Tuhan, terima kase pada Tuhan, sebab Tuhan so pimpin torang semua sepanjang tahun 2017 dengan kesehatan dan berbagai hal yang diberkati-Nya untuk kita semua.
Kasih dan anugerah Allah telah menolong dan menuntun kita melewati tahun 2017 dengan berbagai tantangan dan pergumulan, hingga dengan penuh syukur kita melangkah dan menapaki tahun 2018 ini, serta penuh bahagia dapat beribadah kepada Tuhan, di Rumah-Nya yang kudus saat ini.
Rasa bahagia dan ucapan syukur banyak-banyak for Tuhan Yesus, apalagi hari ini so hari kedua kita menapakkan kaki di tahun yang baru ini. Kiranya permulaan tahun ini, menjadi awal yang baru bagi kita untuk bertekad memulai segala harapan, cita-cita dan rencana di tahun yang baru ini, dalam semangat dan kemauan untuk melangkah penuh harap, mencapai yang lebih baik dalam pertolongan Tuhan.
Hari ini juga kita semua bersyukur, karena kasih dan rahmat Allah, kita warga Gereja Masehi Injili di Minahasa telah melak-sanakan amanat panggilan persekutuan, kesaksian dan pela-yanan, melalui pemilihan pelayan khusus dan oleh pertolongan Tuhan, maka mereka yang ditetapkan melalui surat keputusan BPMS-GMIM, sudah mulai melaksanakan tugas di periode pelayanan 2018-2021 ini.
Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Dalam segala syukur dan kebahagiaan menerima tahun anugerah Tuhan, rahmat-Nya bagi kita dalam ibadah ini, kita terajak merenungkan Firman Tuhan, bagian Alkitab dari Matius 6:25-34, yang berisi pengajaran Tuhan Yesus yang menasehatkan orang banyak yang mendengar ajaran-Nya, supaya mereka tidak menjadi kuatir dengan hidup, termasuk dalam berbagai kebutuhan.
Pengajaran Tuhan Yesus ini, mau membuka realitas berpikir orang banyak yang mendengar pada waktu itu, bahwa dalam hidup banyak kebutuhan yang diperlukan, tetapi dalam berbagai kebutuhan itu janganlah mengalahkan hal yang lebih penting dan utama, yaitu kehidupan yang terus berada dalam pengenalan kasih dan kuasa Allah.
Tuhan Yesus mengajarkan supaya mereka tidak bersandar pada kekuatan dan kemampuan sendiri. Sebab dari segala hal yang perlu itu, orang harus melihat bahwa kalau hidup, berarti seseorang tetap ada, bergerak dan beraktifitas melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga jangan menjadi kuatir karena pertolongan dari Tuhan selalu nyata.
Tuhan Yesus tahu bahwa manusia sering kuatir, termasuk soal makan, minum dan pakai. Tetapi Dia mengingatkan supaya tidak kuatir berlebihan dan mengabaikan yang lebih penting yaitu hidup. Pernyataan Tuhan Yesus ini, hendak menegaskan kepada para pendengar waktu itu, bahwa Dia-lah yang memelihara kehidupan itu. Jadi kalau Tuhan memelihara hidup, maka Dia juga mencukupkan dalam segala hal, termasuk makan, minum dan pakai.
Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Dalam rangka meneguhkan kepercayaan umat supaya tetap teguh dalam iman, Tuhan Yesus menunjuk pada ciptaan Allah yang lain, yaitu burung-burung yang terus terpelihara dalam kasih Allah Bapa. Di sini Tuhan Yesus katakan bahwa burung di udara yang tidak menabur, menuai dan menyimpan makan dalam lumbung, tetapi mereka mencari makannya, tidak dibiar-kan dan terpelihara selalu, karena kasih Tuhan. Jadi kalau binatangpun dipelihara Tuhan, apalagi manusia yang dikasihi-Nya.
Bentuk pemeliharaan Tuhan ini, menunjuk pada kuasa Allah yang memelihara orang-orang yang dikasihi-Nya. Itu sebabnya ungkapan Tuhan Yesus tentang dapatkah manusia menghilangkan kekuatirannya, dengan menambah sehasta umurnya, hendak menunjukkan bahwa sekuat apapun usaha manusia atau sehebat apapun kuasanya untuk menghilangkan atau meniadakan kekuatiran itu, tidak akan berhasil kalau hanya mengandalkan kuasa manusia.
Dalam naskah asli penulisan kitab ini yaitu bahasa Yunani; istilah sehasta menunjuk pada dua pemahaman, yaitu: tinggi badan yang menerangkan bahwa satu hasta sama dengan 46cm dan pengertian kedua menunjuk pada umur atau usia yang bertambah. Jadi ketika Tuhan Yesus membuat pernyataan dalam bentuk tanya ‘siapakah yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya. Pernyataan ini hendak menjelaskan bahwa kekuatiran dapat membuat manusia gelisah dan kecemasan manusia menghambat dia untuk maju. Termasuk dalam kekuatiran yang mengikat dia, tidak ada siapapun dari antara manusia itu yang berkuasa menambah umur ataupun tinggi badan sesorang, selain dari Tuhan Allah sendiri. Tuhan Allah berdaulat atas kehidupan manusia
Untuk menegaskan lagi bagaimana Tuhan peduli dan memelihara hidup manusia, yang adalah anak-anak tebusan-Nya, Tuhan Yesus memberi contoh bagaimana bunga bakung di padang yang tumbuh indah dan mempesona, memberi semarak kepada semua orang yang melihatnya. Bunga bakung atau sejenis bunga lily adalah bunga yang tumbuh di lereng-lereng gunung di Palestina, tapi juga di berbagai tempat daerah Palestina pada bulan Februari dan Maret.
Kekuatiran ternyata membuat orang dapat kehilangan semangat, putus asa dan hilang harapan. Karena itu, Tuhan Yesus berulang-ulang mengingatkan para pendengar pada waktu itu, supaya tetap memperhatikan segala pengajaran-Nya, bahwa dalam kekuatiran manusia menjadi tidak berdaya, tetapi kasih sayang dan perhatian dari Allah, Bapa di Sorga tidak pernah berkesudahan atas hidup manusia. Karena itu, Tuhan juga menunjuk pada kekaguman banyak orang terhadap Salomo dengan segala kemakmurannya, yang menurut Tuhan Yesus pakaiannya tidak seindah dari bunga-bunga di padang itu.
Salomo adalah anak raja Daud, yang membuat bangsa Israel sangat makmur dalam masa pemerintahannya. Ia memungut pajak, membentuk pasukan yang besar, mendirikan Bait Allah, mendirikan istana yang megah bagi dirinya dan mengikat banyak perjanjian dengan para pemimpin di sekitar Israel. Dalam tradisi Yahudi, Salomo di pandang sebagai orang paling kaya dan paling bijaksana, yang pernah ada di antara mereka. Tetapi dalam segala kemegahannya itu, Tuhan Yesus menunjuk bahwa keindahan bunga di padang lebih dari padanya. Artinya, Tuhan Yesus mau menunjuk bahwa segala sesuatu yang dibanggakan oleh manusia, tidak dapat menandingi segala ciptaan Allah.
Tuhan Yesus menekankan bahwa pemeliharaan Tuhan tidak berkesudahan atas segala ciptaannya, baik yang di anggap berharga oleh manusia, maupun tidak, kasih setia Tuhan tetap adanya. Karena itu, Tuhan Yesus menemplak dengan sangat keras mereka yang masih terikat dalam kekuatiran, yang menyebabkan mereka menjadi tidak percaya.
Tuhan Yesus memberi penegasan bahwa Bapa di Sorga terus memelihara kehidupan orang percaya dan kekuatiran mereka dalam soal makan, minum dan pakai, janganlah membuat mereka meragukan kasih Tuhan. Sebab perilaku tidak beriman itu adalah model hidup dari orang yang tidak percaya dan tidak mengenal Bapa di Sorga.
Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Mengakhiri pengajaran-Nya tentang kekuatiran, Tuhan Yesus menunjuk pada sesuatu yang lebih penting dan utama, yaitu ‘carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu’.
Dari ucapan Tuhan Yesus ini, ada dua hal yang harus kita mengerti, yaitu:
Pertama, hal mencari Kerajaan Allah menunjuk pada sebuah ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan Allah, sekaligus me-nempatkan kepemimpinan dan otoritas Tuhan Allah mengatur dan mengontrol kehidupan manusia. Berada dalam Kerajaan Allah, itu berarti mengembangkan sikap yang terus mau mencari tahu kehendak Allah dan hidup menurut keinginan Firman-Nya. Dengan demikian, maka yang ke dua dapat dipraktekkan, yaitu: melakukan kebenaran, di antaranya kasih terhadap sesama manusia, alam lingkungan dan berbagai ciptaan Allah di muka bumi ini.
Di akhir pengajarannya, Tuhan Yesus memberi penekanan supaya manusia tidak menjadi kuatir akan hari esok. Tiap-tiap hari ada kesusahan sendiri, tetapi manusia jangan terikat pada kesusahan. Kesusahan dan kekuatiran tidak pernah menye-lesaikan masalah, tetapi iman dan pengharapan kepada Tuhan, Allah yang memberi kehidupan, akan selalu memelihara orang percaya untuk menggapai hari esok yang penuh harapan.
Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Belajar dari bagian Alkitab in, maka kita semakin mema-hami bahwa hidup manusia terbatas adanya dan sesungguhnya segala sesuatu yang kita jalani dalam kehidupan ini, semuanya ada dalam kontrol dari Tuhan. Termasuk menjalani tahun yang baru dan masih penuh rahasia bagi kita, kita sadar pengawasan dari Bapa di Sorga terus menjadi bagian kita. Jadi tidak perlu menjadi kuatir. Kuatir adalah perasaan takut, gelisah, cemas. Kekuatiran seperti: ada anggota keluarga yang sakit, tidak suka beribadah atau berkelahi adalah hal yang wajar. Tetapi kekuatiran yang berlebihan dapat membuat kita gelisah, susah tidur dan bukan tidak mungkin dapat menjadi sakit. Dalam ilmu kedok-teran, antara lain dikatakan bahwa kekuatiran dapat mengganggu kesehatan dan memperpendek umur.
Kekuatiran dapat menerpa setiap orang, kaya-miskin, laki-laki-perempuan, berpendidikan-tidak berpengalaman dan berba-gai model hidup manusia. Tetapi Firman Tuhan mengajarkan kita supaya tidak menjadi kuatir berlebihan, yang dapat mengganggu kehidupan beriman kita.
Daripada hidup dalam kekuatiran, lebih baik hidup dalam kasih. Kasih yang didasarkan pada kasih Tuhan Yesus dapat me-ngalahkan segala kekuatiran kita. Terlepas dari kekuatiran memampukan kita untuk berinspirasi dalam bekerja, mendorong dalam belajar, berusaha memperbaiki perilaku supaya dapat diteladani, dapat berkorelasi dengan sesama dan mengembang-kan sinergisitas pelayanan yang terberkati serta dapat memberkati. Semuanya demi hormat dan kemuliaan Tuhan Allah.
Menghormati dan memuliakan Allah, dapat pula kita aplikasikan melalui kata dan kerja, diantaranya dengan rajin berdoa, baca Alkitab, beribadah. Juga belajar sungguh-sungguh, bekerja keras dan berusaha kuat-kuat, supaya kita mencukupkan diri dalam segala hal dan karena itu menjadi tidak kuatir dengan hari esok. Sambil kita melakukan semuanya itu, kita akan terus berada dalam pemeliharaan Tuhan, kasih dan rahmat dari Tuhan Yesus Kristus akan tetap melingkupi kehidupan kita, membuat kita berhasil dan Tuhan Yesus dipuji, dimuliakan.
Mengakhiri khotbah ini, maka patutlah kita semua mengucapkan terima kasih kepada para pelayan khusus yang dengan tabah dan setia menyelesaikan pelayanan di periode yang lalu. Selamat banyak kepada seluruh pelayan khusus yang sudah memulai pelayanan di periode yang baru ini. Tetap bersemangat, bersungguh-sungguh dalam melayani walau sulit, milikilah hati seorang hamba. Tuhan Yesus, Hamba yang menderita dan penuh teladan, yang telah hadir dengan Terang-Nya, pasti menolong dan menerangi hamba-Nya menjadi terang.
Selamat banyak kepada kita semua yang menerima anugerah hidup dari Tuhan di tahun 2018 ini, lebih rajin beribadah kepada Tuhan dan teruslah saling menopang dalam kehidupan bersama sebagai jemaat yang diberkati Tuhan Yesus. Tetaplah berusaha dan kerjakan segala sesuatu yang dipercayakan kepada kita. Yang pasti banyak hal yang harus kita pelajari dan kerjakan mulai hari ini, sepanjang tahun 2018 ini. Jangan menjadi kuatir akan hari esok, Tuhan Yesus, Sumber hidup menerangi langkah kita. Terpujilah Tuhan. Amin.