TEMA : “Rupa-rupa Karunia Tetapi Satu Roh”
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 12:1-11
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Kita sedang merayakan hari Pentakosta (=Hari pencurahan Roh Kudus=hari ketuangan Roh Kudus). GMIM dalam kalender tahun gerejawi merayakan selama 2 hari, dan hari ini kita merayakan hari Pentakosta yang kedua. Hari ini juga sebagai Hari Persatuan Pria/Kaum Bapa GMIM. Kita tentu bersyukur kepada Tuhan, karena peristiwa Pentakosta mengingatkan kita sebagai warga gereja bahwa Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Ia sungguh-sungguh Imanuel (=Allah Beserta Kita), sehingga sekali pun dalam berbagai pergumulan hidup, kita tetap merasakan “kehadiran” Tuhan Yesus dalam hidup kita. Ia juga yang kita yakini tetap menganugerahkan kepada kita dengan karunia yang diperlukan dalam kerja pelayanan kita sebagaimana dalam bacaan Alkitab hari ini.
Jemaat yang kekasih,
Bacaan Alkitab hari ini terdapat dalam I Korintus 12: 1-11 yang merupakan surat kiriman Rasul Paulus kepada jemaat yang ada di Korintus. Menurut Buku ALKITAB Edisi Studi terbitan LAI menceritakan bahwa “Korintus adalah sebuah kota di Yunani yang terletak di daratan seluas 5 km yang memisahkan Laut Aegea dan Laut Adriatik. Di bagian timur dan barat terdapat Pelabuhan, sehingga menjadikan Korintus sebagai pusat pertemuan banyak kebudayaan dan menjadi kota yang sangat duniawi dengan berbagai teater, pasar, dan kuil untuk agama-agama misteri. Korintus juga merupakan pusat penyembahan Asklepius, dewa penyembuhan, dan pusat penyembahan terha-dap dewi cinta, Afrodite.
Dari keadaan tersebut di atas dapatlah dimengerti bahwa jemaat di Korintus pastilah berhadapan dengan berbagai persoalan sekitar gaya hidup duniawi dan pengaruh penyembahan agama-agama misteri, karena warga jemaat selain berasal dari orang-orang Yahudi, tetapi juga berasal dari orang-orang Yunani dengan latar belakang budaya dan agama mereka masing-masing. Dari latar belakang keadaan masyarakat seperti itulah, kita bisa memahami ekspresi beriman jemaat yang di Korintus, termasuk bacaan Alkitab hari ini yang hanya merupakan sebagian kecil dari persoalan yang dihadapi jemaat di mana Rasul Paulus harus menulis surat dengan memberi banyak nasehat, teguran berdasarkan ajaran Iman Kristen yang benar.
I Korintus 12: 1-11 berisi tentang pengajaran Rasul Paulus tentang karunia-karunia Roh. Dalam ayat 1 mengenai karunia-karunia Roh, Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui “KEBENARANNYA”. Di sini kita mengerti bahwa tentang karunia Roh ini menjadi perhatian penting bagi Paulus, bukan karena masing-masing anggota jemaat diberikan karunia, tetapi karunia-karunia itu telah disalah mengerti dan dipraktekkan oleh orang-orang tertentu dengan saling “menyombongkan” diri yang membuat ibadah tidak lagi berlangsung dengan tertib dan sopan. Karena itu, Paulus merasa sangat penting untuk menjelaskan kebenarannya. Dalam ayat 2, dijelaskan, apalagi mereka sebe-lumnya mempercayai berhala-berhala dan mempraktekkan cara ritual yang berbeda dengan cara-cara Kristen. Dalam ayat 3, sudah sangat jelas bahwa pengaruh cara atau model ritual agama sebelumnya bahwa dengan mudah berkata-kata, apalagi sudah “kesurupan”, sambil berkata “terkutuklah Yesus. Ini menjadi hal yang serius dalam ibadah Kristen, karena itu, Rasul Paulus ingin mengajar jemaat supaya mengetahui kebenarannya. Kebenaran yang menunjuk pada Injil Kristus, pasti bertentangan dengan pemahaman dan praktek yang terjadi di jemaat Korintus.
Jemaat yang diberkati Tuhan,
Pada ayat-ayat selanjutnya, Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang yang percaya masing-masing diberikan karunia yang bersumber dari Roh. Penyataan Roh itu, diberikan untuk KEPENTINGAN BERSAMA. Dalam ayat 4-10 dicatat karunia-karunia roh itu, dan ayat 11 dijelaskan dengan tegas bahwa “tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang DIKEHENDAKI-NYA”. Artinya, karunia-karunia yang bermacam itu: Pertama diberikan kepada masing-masing orang berbeda; Kedua, diberikan kepada masing-masing orang untuk kepentingan bersama, karena itu tidak ada yang merasa istimewa; Ketiga, karunia-karunia itu dapat diambil lagi oleh Allah, kalau tidak lagi sesuai dengan kehendak-Nya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Di hari Pentakosta kedua ini diangkat tema: Rupa-Rupa Karunia, tetapi Satu Roh. Peristiwa Pentakosta atau Pencurahan Roh Kudus, selain mengingatkan kita sebagai orang-orang yang percaya, secara khusus sebagai Pria Kaum Bapa bahwa penyertaan Tuhan Yesus terus berlangsung melalui Roh Kudus dalam hidup kita, tetapi juga melalui Roh Kudus itu, kita dilengkapi dengan berbagai karunia untuk menjalankan fungsi, tugas dan tanggungjawab kita sebagai orang-orang yang percaya dalam persekutuan jemaat, tetapi juga bagi masyarakat dunia. Semangat kebersamaan harus selalu dikedepankan, sekalipun kita memiliki karunia yang berbeda-beda. Dunia tidak hanya melihat karunia-karunia yang kita miliki, tetapi juga dunia melihat kebersamaan kita. Kebersamaan menjadi kekuatan kita untuk menyaksikan kebaikan Tuhan yang telah menyelamatkan kita untuk dilihat, dinikmati oleh mereka yang belum percaya. Sebagai warga GMIM, secara khusus sebagai Pria Kaum Bapa di Hari Persatuan Pria Kaum Bapa ini, Tuhan telah memberikan banyak karunia, juga talenta kepada Pria Kaum Bapa dalam menjalankan tugas dan kerja kita di tengah-tengah masyarakat sebagai Eksekutif, Legislatif, Judikatif, Akademisi, Pengusaha dan berbagai profesi di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi alat kesaksian tentang kebaikan Tuhan Yesus. Tanggal 25 Mei 2018 ini adalah Hari Oikumene PGI. Kiranya mengingatkan kita sebagai warga GMIM untuk tetap membangun kebersamaan dengan sesama orang percaya untuk menyaksikan tentang Tuhan Yang Satu, yang kita sembah dalam Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita memiliki karunia yang berbeda-beda, tapi semua itu bersumber dari Roh yang satu. Selamat kita merayakan hari Pentakosta II dan selamat merayakan Hari Oikumene untuk bersaksi tentang kebaikan Tuhan Yesus bagi dunia. Ut Omnes Unum Sint (Latin = Supaya Semuanya menjadi Satu. Amin.