23 Oktober 2015 HUT ke-78 W/KI GMIM

0
2251

TEMA MINGGUAN: “Kasih Ibu: Hanya Memberi Tak Harap Kembali”

Bahan Alkitab : 2 Yohanes 1:4-11

Saudara-Saudara yang diberkati Tuhan !

    Kasih adalah kata yang sarat makna. Kasih adalah sesuatu yang telah diajarkan kepada Umat pilihan Allah bangsa Israel yang dituturkan dalam Perjanjian Lama, diajarkan oleh Tuhan Yesus dan Para Rasul di Perjanjian Baru dan terus diajarkan kepada Gereja di zaman ini.

     Dalam Perjanjian Lama, misalnya Hosea pasal II, mem-bandingkan kasih Allah dengan kasih orang tua kepada anaknya. Dalam Yesaya Pasal 49, nabi mengatakan bahwa Kasih Allah kepada Umat-Nya bagaikan kasih seorang ibu kepada anaknya. Menarik untuk direnungkan secara men-dalam… bahwa ternyata Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya untuk mentaati perintah yang paling utama yaitu, mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri (Mrk 12:28-33 ; Mat 22: 34 -40). Bahkan ketika Yesus diminta menjelaskan perintah tersebut maka Yesus bercerita tentang seorang Samaria yang rela menolong seorang asing yang terluka (Luk 10: 29-37). Di dalam Injil Yohanes menekankan tentang besarnya Kasih Allah kepada dunia (3 : 16) dan Yesus mengajak  murid-muridnya untuk saling mengasihi (Yoh 13:34-35).

Saudara – saudara yang berbahagia.

    Kasih bukanlah untaian kata-kata yang hanya untuk didengar tapi seharusnya mewujud dalam tindakan nyata sehari-hari. Karena itu penulis dua Yohanes sebagai Penatua atau yang dimengerti sebagai seorang pemimpin jemaat, Ia sangat bersukacita mendapati jemaat alamat surat ini hidup dalam KEBENARAN, atau dapat dimengerti jemaat men-jalankan kehidupan Kristen yang sesungguhnya. Mereka hidup sesuai dengan perintah Allah, karena itu ia minta agar ada kerelaan untuk melakukan Kasih. Mengasihi bukanlah perintah baru tetapi sesuatu yang telah lama ada pada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

     Orang yang benar-benar telah menjadi Kristen (Murid Yesus, Pengikut Kristus) akan selalu gembira untuk mentaati perintah-perintah-Nya, sekalipun sesungguhnya mereka sedang dipengaruhi oleh pengajar-pengajar sesat yakni aliran gnostic, yang mengajarkan bahwa tidak mungkin Yesus adalah Allah. Karena manusia adalah bagian dari dunia materi yang jahat di mana gnostik menganggap bahwa materi adalah sesuatu yang jahat.

    Dengan tegas Yohanes meminta kepada jemaat: Pertama, waspadalah (ayat 8), supaya kamu akan mendapat upahmu sepenuhnya artinya mendapat kehidupan yang kekal dan Kedua janganlah kamu menerima dia (ayat 10), artinya jemaat dilarang menerima para penyesat di rumah mereka karena dapat saja mereka disesatkan. Bagi Yohanes kasih tidak saja menerima yang baik dan benar, melakukan yang baik dan benar,  tetapi juga  menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan maksud baik Allah.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan !

     Kasih Yohanes kepada jemaat menjadikan dia menasihati dan memberi peringatan pada sesuatu yang harus dilakukan dan yang harus dijauhi oleh jemaat.

     Bagaimana dengan kita di perayaan Hari Ulang Tahun ke-78  Wanita/Kaum Ibu GMIM ? Apakah kita telah mewujudkan kasih yang sesungguhnya? Kasih ibu adalah memelihara, mendidik anak, dengan memberi makan dan mempersiapkan masa depan mereka, melayani suami, terlibat aktif dalam pelayanan dan aktifitas sosial kemasyarakatan! Melakukan semua itu tanpa pamrih. Kasih bukanlah menuruti kemauan anak sekalipun sudah salah jalan,  kasih bukanlah menuruti keinginan suami sekalipun jelas menuju jurang kebinasaan. Kasih sesungguhnya adalah sikap tegas pada ketaatan untuk melakukan firman Tuhan secara konsisten.

       Kasih ibu: Hanya memberi tak harap kembali, adalah tema kita di perayaan ini. Tema yang bukan slogan tapi sesuatu yang harus diwujudkan dalam program. Wanita Kaum Ibu GMIM sesungguhnya kaya ide, tapi juga kaya tindakan karena apalah artinya ide brilian tanpa aksi? Salah satu pokok program Wanita Kaum Ibu adalah melayani anak-anak yang  kurang beruntung  dan kini sedang  ditampung di lima Panti Asuhan milik GMIM (Panti Asuhan Dorkas, Nazaret, Wale ne Oki, Tuna Rungu, Damai  dan  Panti Tuna Netra Bartimeus). Banyak di antara mereka yang telah berhasil, Bukankah ini bukti kasih? Secara rutin Wanita/Kaum ibu dijadwalkan untuk menyediakan kebutuhan anak-anak di Panti asuhan ini. Kasih ibu yang dikuasai oleh kasih Yesus pasti memberi, bertindak dan akhirnya berhasil.

     Saudara-saudara yang diberkati Tuhan !

Mereka yang dilayani dengan kasih akan bertumbuh dalam kasih dan akhirnya bertindak dengan kasih. Inilah generasi Kristiani yang kita dambakan bukan? Generasi yang mem-praktekkan gaya hidup Tuhan Yesus. Tuhan Yesus telah memberi diri-Nya karena kasih, Ia mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan kita, tidak seharusnya Ia menderita tapi ditanggung-Nya demi keselamatan umat manusia dan alam ciptaan Tuhan. Inilah teladan kita, tidaklah mudah mela-kukannya tapi kita harus berjuang sampai kita berhasil bahwa memang benar Kasih ibu, hanya memberi tak harap kembali. Teladan Tuhan Yesus ini mendorong kita agar kita memiliki kerelaan dan ketaatan memberlakukan firman Tuhan dalam kehidupan kita. Kiranya perayaan HUT Wanita Kaum Ibu ke-78 ini memotivasi kita semua untuk memiliki gaya hidup kasih Yesus dengannya semakin pasti bahwa tingkat kriminalitas akan berkurang. Kehidupan masyarakat akan aman dan tentram, kesadaran untuk memelihara bumi dan menjaga lingkungan tetap asri akan menjadi bagian hidup kita sebagai tanda kasih kepada Allah, kepada sesama manusia dan kepada alam ciptaan Tuhan. Tuhan memberkati kita ! Amin.