TEMA: “Kasih Karunia Menyelamatkan Manusia dan Dunia”
Bacaan Alkitab : Yohanes 1:15-18
Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus.
Kita telah berada di minggu terakhir tahun 2017, dalam periode pelayanan 2014-2017. Saat ini kita bersekutu dalam perenungan malam kelahiran Yesus Kristus dengan Tema: “Kasih Karunia Menyelamatkan Manusia dan Dunia.” Malam natal Yesus Kristus inilah yang tepat untuk merayakan kelahiran-Nya dirangkaikan dengan adanya ornamen natal seperti: pohon natal, lilin, lampu/lampion, miniatur kandang domba, Yusuf dan Maria, orang majus, gembala-gembala, malaikat, bintang, dan lain-lain. Selain itu ada juga “kado natal” atau bahan natura sebagai “diakonia Natal”. Kita semua sungguh bergembira merayakan kelahiran bayi Tuhan Yesus Kristus yang akan menebus, membebaskan manusia dari dosa dan menyelamatkannya.
Dalam pembacaan Alkitab malam ini kita perhatikan bahwa Yohanes Pembaptis menyebut Yesus Kristus dengan memakai kata ganti “Dia”, empat kali; kemudian ayat 15, “…Nya” dalam (kepenuhan-Nya) ayat 16, Yesus Kristus ayat 17 dan Anak Tunggal Allah ayat 18. Penyebutan ini menunjukkan pada kita bahwa Yohanes sungguh-sungguh mengutamakan atau meng-agungkan Yesus Kristus sebab Dia telah ada sebelum Yohanes tampil/bersaksi; Ia sebelum aku, atau Ia yang pertama diban-dingkan aku.Pada ayat 1, dikatakan bahwa pada mulanya adalah firman dan firman itu bersama dengan Allah, selanjutnya ayat 14: “…firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita…”. Memang secara biologis Yohanes lebih dahulu lahir (enam bulan sebelum Yesus lahir) Lukas 1:57 dst…, tetapi Yesus secara Ilahi melebihi status, popularitas dan kapasitasnya. Yesus Kristus lebih senior dari Yohanes. Ia telah ada sebelum Yohanes, sebab Ia telah ada sebelum Abraham ( Yohanes 8:58), bahkan bukan hanya itu saja, Ia telah ada sebelum segala sesuatu (Kolose 1:17). Lebih lanjut: “Karena dari kepenuhan-Nya kita telah menerima kasih karunia demi kasih karunia”. (ayat 16). Kepenuhan-Nya (Yunani: Pleromatos: Ing: Fullness; artinya kepenuhan, kesempurnaan), lebih berarti ke-Ilahian-Nya. Dia telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia (Mazmur. 68:19), supaya Dia dapat memberikan pemberian-pemberian kepada manusia (Efesus 4:8). Dia dipenuhi, supaya Dia dapat memenuhi semua dan segala sesuatu (Efesus 1:23). Bahwa semua orang percaya yang sejati telah menerima kepenuhan ke-Ilahian-Nya. Kasih karunia demi kasih karunia Allah artinya didalam Yesus Kristus orang percaya mengalami keajaiban demi keajaiban; ibarat gelombang laut yang bergerak yang bergulung secara terus menerus atau seperti kulit dalam tubuh manusia yang mengalami reproduksi sel (memproduksi kembali sel-sel tubuh yang rusak seperti: darah, kulit dan lain-lain). Karena itu dalam hal apapun keadaan kita: susah ataupun senang, kelimpahan atau keku-rangan, sehat ataupun sakit, kita percaya bahwa kasih karunia Yesus Kristus selalu mengalir dan selalu mencukupi kebutuhan hidup kita (Mazmur 23:1. Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku… …..!.
Saudara/i yang terkasih dalam Yesus Kristus!
Selain kasih karunia, dikatakan juga bahwa kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Bahwa Yesus Kristus menggenapi hukum Taurat yang diberikan melalui Musa belumlah sempurna sehingga kesempurnaan kebenaran Illahi hanya pada-Nya. Kebenaran yang sempurna tidak lagi diselubungi oleh korban bakaran (dalam Perjanjian Lama) tetapi dalam Yesus Kristus kesempurnaan kebenaran itu menjadi nyata. Keselamatan kekal tak akan dimiliki jika hanya melakukan hukum Taurat tetapi hanya oleh kasih karunia dalam Yesus Kristus (Roma 5:17-21). Oleh karena itu pada ayat 18, dikatakan: “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Nabi-nabi dalam Perjanjian Lama tidak ada yang layak untuk memberitahukan pikiran Allah secara sempurna kepada manusia selain Yesus Kristus. Para nabi tersebut tidak ada yang pernah melihat Allah, walaupun dalam Bilangan 12:8 dikatakan Musa memandang rupa Tuhan (Ing. NIV: form of the LORD) atau bentuk gambaran yang menyerupai. Musa juga dikatakan tidak dapat memandang wajah Allah (Keluaran 33:20). Kata Yesus:” Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30), Dia sehakikat dengan Bapa, sehingga barang-siapa telah melihat Dia, telah melihat Bapa (Yohanes 14:9). Inilah maksud Yohanes, supaya orang-orang Yahudi yang belum mengenal Dia menjadi percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah sehingga oleh iman, mereka memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja dan Anak-anak yang dikasihi Tuhan!
Di malam natal Yesus Kristus ini kita percaya bahwa ada banyak pengalaman ajaib yang telah di alami seperti penyertaan dan perlindungan-Nya dengan memberi kekuatan, kesehatan dan sukacita merayakan Natal Yesus Kristus. Merayakan Natal Yesus Kristus berarti kita hendak mengagungkan dan memuliakan-Nya karena Dialah yang sudah dan sedang melakukan hal-hal ajaib bagi kita. Tanda mengagungkan dan memuliakan Dia, adalah melakukan aksi diakonia Natal, membagi berkat dengan sesama yang membutuhkan. Mengunjungi anak yatim, orang tua di panti jompo, yang terpenjara, dan lain-lain. Selanjutnya aksi bersama peduli pada lingkungan menjaga kebersihan, tidak membuang sampah di saluran air, sungai dan disembarang tempat. Apapun yang kita lakukan pada sesama berarti sama dengan melakukan bagi Kristus. Inilah wujud kasih ! Amin.