MTPJ 8-14 Juli 2012

0
1968

8 – 14
Juli
2012

Tema Bulanan: “EKONOMI YANG INJILI”

Tema Mingguan: “Mengelola Karunia/Talenta sebagai pengembangan produktivitas mutu kehidupan Kristiani”

Bahan Alkitab: Lukas 19:11-27

A. ALASAN PEMILIHAN TEMA

     Apakah iman hanya berhubungan dengan hal spiritual dalam artian harfiah yang rohani saja? Ini pertanyaan prinsipil dalam merealisasikan iman Kristiani. Pertanyaan yang lebih luas adalah apakah bidang ekonomi, politik, kebudayaan, sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan juga cakupan beriman secara alkitabiah/kristiani? Ekonomi yang Injili mesti didasarkan pada kesaksian Alkitab. Mengelola alam ciptaan Tuhan termasuk mengelola kemampuan-kemampuan berproduksi yang inheren/melekat dalam diri orang percaya dan hubungannya dengan orang lain, perlu dimengerti dan ditantang untuk direalisasi. Ketidakmampuan orang percaya dalam melaksanakan kegiatan berproduksi secara ekonomis mengakibatkan munculnya kemiskinan. Masalah kemiskinan adalah masalah kultural, mungkin termasuk “fatalisme” (= menerima sebagai sesuatu nasib). Kendati persaingan sudah menjadi bagian integral hidup masyarakat abad 21 ini; bagaimana persaingan yang sangat ketat di saat sekarang perlu didasarkan pada dasar-dasar iman untuk terjuun ke dalamnya. Tetapi melakukan tanggung jawab dalam tugas kerja perlu dilihat sebagai bagian dari panggilan iman. Sebab itu realisasi itu sesuai dengan aturan main iman kristiani supaya sungguh-sungguh melakukannya menurut kehendak Tuhan dan bukan melakukan menurut keinginan sendiri yang dapat saja didorong oleh nafsu duniawi.

 

B. PEMBAHASAN TEMATIS

B.1. Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

     Perikop ini merupakan suatu perumpamaan (Yun. “parabole”). Perumpamaan tentang uang mina ini sejajar dengan perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14:30. Konteks perikop ini dilihat dari paham eskatologis. Hari Tuhan atau kedatangan kembali Tuhan dan kehidupan bergereja. Bangsawan menunjuk pada Yesus dan tiga hamba menunjuk pada Gereja. Yesus terangkat ke surga dan akan datang kembali dan selama menunggu hamba-hamba itu mesti bekerja. Injil Lukas banyak memberi perhatian kepada iman Kristiani yang berkualitas tinggi tetapi mesti direalisasikan keluar. Orang elit mesti juga memiliki iman yang bermutu tinggi dan iman itu jangan digunakan sendiri tetapi diarahkan ke “bawah” dan masyarakat yang luas. Selanjutnya masyarakat banyak/anggota-anggota jemaat berpartisipasi atau merealisasikan iman dalam panggilan imannya masing-masing melalui tugas kerja masing-masing di dunia ini. Perikop ini membrei contoh yang konkrit. Seorang bangsawan, berarti seorang kelas atas dari segi politik dan juga ekonomi. Bangsawan ini memberikan sepuluh mina kepada sepuluh orang (berarti tiap orang satu mina). Dalam ayat 13 ada tiga kata kerja yang perlu diperhatikan: “memanggil”, “pakailah” dan “berdagang”. Tetapi orang sebangsa (ayat 14) menolak bangsawan itu, sehingga proses berdagang rupanya tidak terjadi. Kelihatannya ini menunjuk kepada kedatangan Yesus yang ditolak oleh bangsa-Nya sendiri. Dalam kedatangan-Nya yang kedua ketika dia dinobatkan menjadi Raja hanya tiga hamba yang disuruh. Tiga hamba dapat merepresentasikan Gereja Tuhan. Gereja itu (anggota-anggota) disuruh untuk berdagang dengan hasil yang dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya. Berarti Gereja dalam masa ini (masa sesudah Yesus Kristus naik ke sorga dan sebelum Dia datang kembali sebagai Hakim) memang disuruh untuk terlibat dalam perekonomian di dunia ini. Uang mina diberikan untuk dikelola dan pada hari kedatangan-Nya, Dia ingin mengetahui berapa hasil dagang. Hamba yang pertama mendapat satu mina dan hasil berdagangnya sepuluh mina. Alhasil diberinya lima kota. Di sini kita melihat hasil perekonomian memberi dampat politik (kota dan kekuasaan). Sedangkan hamba yang tidak menghasilkan mencerminkan gaya hidup apatis dan fatalis, berpikir masa bodoh, mengeluh dan menuduh tuannya sebagai orang keras dan pemeras. Konsekuensinya, apa yang pernah diberikan kepadanya diambil bahkan dia sendiri dihukum mati. Ini menjelaskan “life is tough”, hidup ini keras, jadi menjadi orang percaya kepada Kristus mestilah berjuang. Di sinilah makna hidup kristiani.

B.2. Makna dan Implikasi Firman

     Secara eskatologis Tuhan pasti akan datang tetapi waktu menunggu kedatangan Tuhan untuk datang kembali jangan dibiarkan berlalu begitu saja. Waktu kini dan disini sangat berharga dan waktu ini mesti diisi dengan mendemonstrasikan iman percaya bukan hnya dengan hal-hal yang abstrak (religius seremonial) tetapi dalam akta (tindakan) yang konkrit di dunia ini. Yang konkrit di sini mencakup hal-hal yang sifat dan dampak politik di dunia ini. Jadi dengan tegas melalui pengajaran (perumpamaan tentang uang mina ini), tidaklah benar kalau ekonomi/politik dianggap sebagai hal-hal yang sekuler (duniawi) yang terpisah dari hidup beriman. Beriman berarti melaukan tugas-tugas politis dan ekonomis sebagai panggilaniman. Sambil menunggu kedatangan kembali Tuhan menjadi Raja dalam Kerajaan Allah, maka Umat Tuhan (=Gereja) harus melakukan tugas dan tanggung jawab di dunia ini. Ini merupakan upaya pendahuluan sekaligus upaya responsif menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini yang sepenuhnya/seutuhnya akan dihadirkan oleh Tuhan sendiri waktu kedatangan-Nya kembali. Orang-orang elit mesti melakukan tugasnya untuk mengkondisikan kemajuan banyak orang untuk maju; tetapi juga orang banyak/rakyat/anggota-anggota jemaat perlu terlibat dalam pembangunan masyarakat banyak di bidang ekonomi, teknologi melalui tugasnya masing-masing. Yang tidak mau terlibat dalam konstruktivisme kualitas hidup di dunia ini akan menerima akibat yang tidak diinginkannya.

     Pemberian Tuhan yang diberikan kepada orang malas akan diberikan kepada yang sangat rajin. Jadi mereka yang sudah rajin dan berhasil malah mendapatkan lagi apa yang tidak dikelola oleh yang malas. Kerajinan dan etos kerja yang tinggi merupakan panggilan iman kristiani yang sifatnya ekonomis (oikos = rumah dan nomos = peraturan) yaitu mengelola dunia ini sebagai rumah kita sebagai ujian iman menuju rumah yang baka.

 

C. PERTANYAAN DISKUSI

  1. Sebutkan pandangan-pandangan yang menyebabkan anggota-anggota jemaat tidak mau mengelola pemberian Tuhan yang melekat dalam dirinya?
  2. Mengapa ada pemimpin negara/masyarakat bersifat egois seperti memperkaya diri sendiri atau kelompok sendiri dan tidak memperhatikan/mengkondisikan anggota jemaat/masyarakat berkembang?
  3. Bagaimana keadilan secara politis dan ekonomis dari sudut pandang perikop ini diterapkan dalam kehidupan berjemaat dan bermasyarakat?

 

NAS PEMBIMBING: Efesus 2:10

 

POKOK-POKOK DOA

  • Peningkatan hidup anggota masyarakat
  • Pergumulan dari mereka yang masih menganggur
  • Menghindarkan diri dari hedonism (hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya) dan pemborosan seperti di saat-saat orang Kristen berpengucapan syukur yang ditekankan pemborosan daripada hakekat mengucap syukur secara iman Kristen
  • Korupsi yang menyesengsarakan masyarakat dan merusak sendi-sendi perekonomian dan politik pemerintahan NKRI
  • Ketegasan sikap gerejawi yang membawa garam dan terang bagi keadilan dan kemakmuran rakyat banyak

 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK II


NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Kemuliaan bagi Allah: NNBT No. 1
Pengakuan Dosa: NKB No.10
Janji Anugerah Allah: NKB No.15
Puji-pujian: NNBT No.13
Pembacaan Alkitab: KJ No. 49
Persembahan: KJ No.393
Penutup: NNBT No. 21

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here