Memasuki tahun yang baru, setiap keluarga kristen ditantang untuk memiliki kesiapan iman sebagai bekal rohani dalam perjalanan setahun. Perlunya pembekalan rohani ini dilihat oleh Gereja Masehi Injili di Minahasa sebagai hal yang penting dan mendesak, apalagi di tengah maraknya persoalan yang mengancam persekutuan anggota keluarga. Apalagi dipicu oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, berbagai sajian informasi yang tak semuanya baik, memengaruhi pola hidup dan perilaku keluarga.
Hal ini juga yang digumuli oleh peserta Sidang Majelis Sinode Tahunan Ke-29 di Wilayah Bunaken pada awal Oktober 2016. Sesuai keputusan sidang, pada minggu-minggu awal Tahun 2017 dilaksanakan Ibadah Keluarga di seluruh rumah gereja dalam pelayanan GMIM. Sesudah perayaan tahun baru, jemaat dapat melaksanakan Ibadah Keluarga dalam Ibadah Minggu pada tanggal 8 Januari 2016. Bentuk ibadah dan liturginya dapat diatur oleh jemaat masing-masing.
Sebagaimana informasi yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris BPMS Bidang data dan Informasi, Pdt. Janny Ch. Rende, MTh, pelaksanaan ibadah keluarga di gereja, merupakan isu yang dibahas di tingkat BIPRA Sinode dan dimasukkan dalam program pelayanan umum GMIM. “Setiap jemaat diharapkan dapat menunjang program ini sambil terus memberi perhatian terhadap pertumbuhan iman jemaat dalam keluarga.
Melalui ibadah keluarga ini kiranya memunculkan komitmen kita bersama dalam membentengi keluarga kita masing-masing dengan mengedepankan nilai-nilai hidup beriman, terutama bagi remaja dan pemuda kita di tiap keluarga. Kelompok usia ini memang paling rentan dipengaruhi oleh berbagai informasi negatif yang bisa membawa perilaku negatif pula”, ujar Pdt. Janny.
(Penulis: Pdt. Heski Manus, Edtor: Pdt. Janny Ch. Rende)