Hari Persatuan Remaja GMIM, 28 Jan 2015

0
3386

TEMA MINGGUAN : “Hidup Dengan Hikmat Men-jadikan Masa Depan Cerah”
Bahan Alkitab: Amsal 17:16-28

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan.

      Perenungan kita saat ini diberi tema: “HIDUP DENGAN HIKMAT MENJADIKAN MASA DEPAN CERAH”.

Mata, adalah salah satu organ pada tubuh manusia yang fungsinya dapat dikatakan sangatlah fital. Hal ini dikarenakan mata, sebagai salah satu indra yang dimiliki manusia, sangat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan manusia tersebut.

Injil Matius (6:23) bahkan memberi penekanan khusus pada fungsi mata, di mana terang atau gelapnya tubuh seseorang sangat bergantung pada baik atau buruk fungsi matanya.

Remaja (ibarat mata), sebagai bagian integral dari gereja sebagai tubuh Kristus merupakan juga salah satu faktor penentu terwujud (atau tidaknya) apa yang menjadi visi dan misi gereja.

Di bawah naungan tema “Tuhan mengangkat kita dari samudera raya” dan sub tema “Dalam solidaritas dengan sesama anak bangsa, kita tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila guna menanggulangi kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan”, remaja, diharapkan untuk memaksimalkan segala potensi yang dianugerahkan Tuhan kepada dirinya demi efektifitas pencapaian visi dan misi gereja tersebut.

Tugas dan tanggung jawab yang besar dan mulia ini sangatlah bergantung dan ditentukan oleh 2 hal penting, yaitu bagaimana remaja melihat/memandang dirinya, dan bagaimana remaja melihat/ memandang dunia/lingkungan tempat ia berada.

Harus diakui bahwa dunia/lingkungan tempat kita hidup/berada sangatlah berpengaruh pada cara kita meman-dang diri kita. Perkembangan dan kemajuan teknologi memungkinkan manusia jaman sekarang bisa mengetahui/ melihat banyak hal tanpa harus beranjak dari tempatnya berada/berdomisili.

Hanya dengan menikmati tayangan televisi, atau layanan internet via gadget maupun berinteraksi lewat berbagai media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Path) dan lain sebagainya maka manusia dewasa ini bisa menjelajah ke seluruh penjuru dunia, sekali lagi tanpa harus berpindah tempat.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kemajuan teknologi telah memberi cukup banyak kemudahan bagi peradaban manusia sekarang ini, sehingga tidak ada alasan lagi bagi siapapun juga untuk berada dalam keadaan miskin informasi, kurang berwawasan dan lain sebagainya.

Pengamsal (penulis kitab Amsal), pada dasarnya adalah orang yang telah cukup banyak “melihat” dan telah memiliki cukup wawasan serta hikmat untuk kemudian memberi kita beberapa nasihat demi kebaikan kelangsungan hidup kita.

Kemapanan pengalaman, hikmat dan wawasan peng-amsal-lah yang menjadikan nasihat-nasihat dalam kitab Amsal tetap up to date atau dapat dikatakan tetap gaul sampai sekarang ini.

Pengamsal menasihati kita tentang kesia-siaan memiliki uang/harta ketika tidak disertai kepemilikan hikmat/ kebijaksanaan dan akal budi. Ini memberi peringatan tegas kepada kita, yang sedang hidup di tengah jaman di mana kebanyakan orang mulai menganggap bahwa uang adalah segala-galanya, atau dalam konteks kehidupan remaja dikenal dengan istilah/paham bahwa style adalah segalanya. Tanpa kemampuan untuk menata dan mengarahkan diri maka uang/harta, style dan lain sebagainya hanya akan membawa kita ke dalam pola hidup yang kacau dan tanpa arah.

Pengamsal kemudian mengarahkan kita kepada upaya-upaya memiliki hikmat yang benar (berbeda dengan hikmat yang ditawarkan dunia pergaulan), memiliki kepekaan sosial (dengan cara menjadi sahabat yang baik, orang yang lurus hati, tidak bebal dan berhati gembira/tidak galau). Dalam hal ini remaja juga dituntut untuk memiliki pengertian, berkepala dingin dan mampu menahan/mengendalikan diri).

Hal-hal di atas merupakan citra diri, yang diharapkan muncul dan terlihat dari karakteristik seorang remaja Kristen masa kini. Dunia tempat kita bersama hidup sekarang ini telah makin semrawut dan tak menentu dikarenakan begitu banyak orang yang kehilangan jatidirinya.

Di sana sini kita bisa melihat kriminalitas merebak. Nilai-nilai sosial kemanusiaan makin merosot. Hal-hal yang dulunya tabu dewasa ini makin sering terjadi dan hampir-hampir dianggap lumrah. Sebut saja tawuran antar kampung (tarkam), pornografi, pergaulan bebas, serta tingkat penggunaan Narkoba yang bahkan mulai merebak sampai di level Sekolah Dasar, dan berbagai tindakan kriminal di mana mayoritas pelakunya adalah kaum remaja.

Untuk itulah saudara-saudara, Firman Tuhan lewat Amsal 17:16-28 saat ini mengajak kita sebagai remaja Kristen untuk menggali kembali nilai-nilai serta karakteristik yang Tuhan kehendaki untuk kita miliki dan tampakkan dalam keseharian hidup kita. Dengan kehidupan yang memiliki hikmat, masa depan kita akan cerah, karena antara lain:

  • Kehidupan kita akan benar-benar berakal budi. (Ayat 16)
  • Kehidupan kita akan diwarnai kesetiaan. (Ayat 17)
  • Kehidupan kita jauh dari pertengkaran. (Ayat 19)
  • Kita terhindar dari perilaku serong. (Ayat 20)
  • Kita tidak mendukakan orang tua. (Ayat 21, 25)
  • Kita dapat hidup dengan gembira. (Ayat 22)
  • Kita dijauhkan dari tindakan suap dan membelokkan hukum. (Ayat 23)
  • Kita tidak menjadi orang bebal. (Ayat 24)
  • Kita menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan pengertian. (Ayat 27)

Harus diakui bahwa dibutuhkan kejelian mata (termasuk juga mata iman) untuk dapat memposisikan diri sebagai remaja Kristen di tengah dunia yang sangat dinamis. Dibutuhkan pengenalan dan pengendalian diri untuk dapat menarik batas perbedaan antara mana kehendak Tuhan dan mana yang bukan.

Persoalan mendasar yang sering dihadapi kawula muda/remaja masa kini adalah hal membuat/menentukan pilihan. Tidak sedikit yang kebingungan dalam menentukan skala prioritas (misalnya mendahulukan studi atau pacaran, studi demi masa depan atau kesenangan pergaulan).

Firman Tuhan dalam Alkitab mengajak dan menganjurkan kita untuk menjauhi nafsu orang muda dan mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai (2 Timotius 2:22). Semua itu adalah demi kehidupan yang berkenan di hadapan Allah serta kebaikan hidup di masa yang akan datang.

Memang, harus disadari bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar keinginan untuk memiliki hikmat. Dibutuhkan apa yang disebut fighting spirit (semangat juang) untuk berjuang mempertahankan hikmat dan kehidupan yang berkenan di mata Allah. Haruslah demikian, mengingat bahwa hikmat akan selalu berada dalam posisi berhadapan dengan kehendak/godaan si Jahat yang selalu berusaha menjerumus kan manusia ke dalam jurang dosa.

Dibutuhkan keteguhan extra dari iman seorang remaja Kristen, mengingat bahwa godaan-godaan yang menjerumuskan seringkali datang dalam bentuk yang menggiurkan dan tidak jarang datang dari orang-orang terdekat, teman, sahabat, bahkan tidak menutup kemung-kinan dari keluarga sendiri.

Akhirnya, saudara-saudara remaja di dalam Tuhan, mari berjuang untuk memperoleh hikmat, dalam kesadaran bahwa Allah memiliki rancangan yang indah untuk semua anak/remaja Kristen yang merindukan kehidupan yang berkenan kepada-Nya. Demikian juga, Roh Kudus akan selalu menjadi kekuatan kita, untuk menjalani hidup yang adalah anugerah-Nya, belajar, bergaul dan berkarya sesuai kehendak-Nya. Teristimewamilikilah hikmat dari Tuhan agar masa depan kita cerah. Amin.

SOLI DEO GLORIA!

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here