Jemaat Zaitun Rasaan Wilayah Likupang Satu Rayakan HUT Ke 50 Tahun

0
2881

GMIM.or.id  –  Zaitun Rasaan berada dalam lingkaran jemaat Tambuasin sejak 1932 hingga 1937, dan menjadi jemaat cabang Tambuasin Serei sejak  25 Maret 1951 hingga 1952. Di tahun 1952 jemaat  Zaitun Rasaan dipindahkan ke Wilayah Likupang sebagai cabang jemaat Sarawet. Ada pun Jemaat Zaitun Rasaan resmi berdiri sendiri pada 12 Juni 1965 (bertepatan dengan HUT PI dan Pendidikan Kristen Ke-134 tahun) . Rasaan secara umum dapat diartikan sebagai “tampa ba singgah” (tempat persinggahan) untuk beristirahat saat mengadakan suatu perjalanan.

Saat ini,  Jemaat Zaitun Rasaan termasuk dalam lingkup pelayanan Wilayah Likupang Satu dan  tepat pada tanggal 12 Juni 2015 merayakan Hari Ulang Tahun Ke-50 berdirinya sebagai jemaat mandiri. Ibadah syukur HUT jemat yang dirangkaikan dengan pengucapan syukur Kabupaten Minahasa Utara digelar pada Minggu, 14 Juni dalam suatu ibadah yang dipimpin oleh Sekretaris Departement Bidang Data dan Informasi GMIM Pdt. Heski Laurens Manus, M.Th.

Dalam khotbahnya, Manus merefleksikan firman dari Ayub 5:17-18 dan Kolose 1: 19-23 dengan  HUT Ke-50 tahun Jemaat Zaitun Rasaan. “Bersyukur, bersukacita, seperti sumber mata air dari hati kita yang senantiasa kita lakukan. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur. Bersyukur merupakan  sikap sadar. Sadar setiap hari harus bersyukur.  Apa alasan kita bersyukur, alasan dan dasarnya kita bersyukur adalah kemenangan, “ungkap Manus.

Manus mengatakan yang harus kita syukuri adalah kemenangan yang diberikan Yesus Kristus, sebagai karya Allah.  Sifat Allah yang hakiki, ketika melakukan sesuatu harganya sangat mahal. “Sesuatu yang sangat mahal,  sudah seharusnya kita terima dengan penuh rasa syukur. Sekalipun terkadang kita menjadi “pahit” ketika ada hal-hal yang kita minta kepada Tuhan, belum dikabulkan,” lanjut Manus. Menurut dia, “pahit” inilah yang sering membuat kita menjauhkan diri dari kegiatan-kegiatan gereja.  Tidak memiliki lagi semangat untuk mengaktifkan diri dalam organisasi gereja.  Selain itu, Manus mengajak jemaat untuk kembali mengingat apa yang tua-tua jemaat lakukan 50 tahun lalu. Dipilihnya Rasaan pasti memiliki    alasan khusus para tua-tua jemaat menjadikan Rasaan – yang semula hanya sebagai tampa basinggah – akhirnya dipilih menjadi tempat tinggal, menjadikannya perkampungan. “Dalam 50 tahun perjalanan jemaat Rasaan, hingga hari ini tentunya bukan hanya melewati hal-hal yang mengenakkan, tapi juga ada berbagai kesulitan yang menimpa perjalanan kehidupan berjemaat di kala itu,” kata Manus dalam rangkaian khotbahnya.

Dalam ibadah Syukur Hari Ulang Tahun Jemaat Zaitun Rasaan Ke 50 tahun, atau Ulang Tahun Emas  yang dirangkaian dengan pengucapan syukur Kabupaten Minahasa Utara hadir pula Bupati Minahasa Utara beserta jajarannya, antara lain Ketua DPRD Minahasa Utara, Camat Likupang Timur.  Lewat sambutannya, Sompie Singal mengajak jemaat untuk menjadikan moment HUT Jemaat dan Pengucapan Syukur sebagai sarana untuk mensyukuri penyertaan Yesus Kristus, seraya menghimbau agar seluruh masyarakat Minahasa Utara untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama yang selama ini sudah terjalin dengan baik di wilayah pemerintahannya.

(Penulis dan Foto: Frangki Noldy Lontaan. Editor:  Pdt. Janny Ch. Rende, M.Th)