Keajaiban Tuhan
Daniel 3:23-27
Keajaiban Tuhan dalam pertolongan-Nya terasa agung saat krisis mencapai puncaknya. Bukan sekedar jatuh ketimpa tangga, tapi jatuh dalam perapian yang menyala-nyala dengan panasnya tujuh kali lipat dari api biasa dan dalam keadaan tubuh terikat.
Nebukadnezar hendak memuaskan hatinya yang marah dengan menyiksa para hamba-hamba Tuhan dengan cara kejam. Tapi sebagaimana kata bijak berkata “semakin tinggi mendaki ke puncak pergumulan maka semakin dekat dan terasa pertolongan Tuhan”, demikian juga Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Belum habis melampiaskan amarahnya, Nebukadnesar terkejut menyaksikan keajaiban di tengah api yang menyala-nyala, bukan tiga orang tapi di dalamnya telah menjadi empat orang, yang seorang mempunyai rupa seperti anak dewa, dan mereka bebas berjalan-jalan tanpa terluka. Lalu raja memanggil mereka dengan sebutan hamba-hamba Allah yang mahatinggi, keluarlah dari perapian. Itulah Nebukadnezar terpukau dengan apa yang dia lihat. Kadang pujian dan penyembahan terjadi ketika melihat dan menyak-sikan mujizat dalam hidup. Di tengah api pergumulan yang semakin panas bergelora, Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya yang setia. Dia bukan saja mengangkat pergumulan, tapi hadir dan berada di dalam pergumulan seperti kehadiran “anak dewa” (ayat 28 menyebutkan sebagai malaikat Allah) yang dikatakan Nebukadnezar.
Sebagai keluarga Kristen sering api pergumulan tidak mempunyai kuasa untuk membakar dan menghanyutkan, bahkan mengecutkan hati hamba-hamba-Nya, justru mereka berjalan-jalan dengan leluasa, lebih bebas dan leluasa di tengah alam yang normal. Kita diajak untuk meyakini bahwa Allah hadir di tengah-tengah pergumulan yang rumit dan berat, dan Ia berjanji untuk menjaga dan melindunginya sehingga terhindar dari bahaya. Inilah keajaiban Tuhan. Amin.
Doa: Ya Tuhan cerahkanlah kami senantiasa untuk selalu dapat mengerti bahwa Dikau hadir dan menjaga kami di tengah pergumulan kehidupan keluarga kami. Amin.