gmim.or.id – Masyarakat Sulawesi Utara, termasuk warga GMIM diminta untuk mewaspadai menyusupnya pelaku-pelaku tindakan radikalisme, anarkis bahkan teror. Hal ini diungkapkan Kapolda Sulut Irjen Drs. Wilmar Marpaung, SH ketika didaulat sebagai pembawa materi pada Pertemuan Raya Panji Yosua P/KB GMIM, Sabtu (26/11) di Wale Ne To Minahasa Tondano.
Marpaung menegaskan, sikap waspada tersebut sangat diperlukan. Apalagi dari sejumlah pelaku teror bom di tanah air, sebagian besar pernah menjadikan Sulawesi Utara sebagai tempat kediaman, sebelum dan sesudah melakukan aksinya. “Pelaku bom Bali pernah tinggal di Kleak, kawasan kampus Unsrat Manado. Pelaku bom Pangandaran Jawa Barat penah tinggal di Kecamatan Tahuna-Sangihe. Al Ghozi pernah tinggal di Perum Restika Permai Kota Manado dan Suryadi pelaku bom Sorong Haji Kalla dari Makassar juga pernah tinggal di Manado,” ungkap Marpaung.
Ia meminta, jika menemukan orang-orang asing yang tidak jelas identitasnya untuk segera dilaporkan ke aparat Kelurahan/Desa atau kepolisian setempat, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita perlu waspada. Jika ada orang-orang yang dicurigai, yang tinggal di sekitar rumah kita, ini perlu diwaspadai. Aparat yang ada di Kelurahan/Desa setempat untuk mengecek identitas mereka. Kewajiban melapor 1x 24 jam itu sangat penting. “ pungkas Marpaung.
(Penulis dan Foto: Frangki Noldy Lontaan. Editor: Pdt. Janny Ch. Rende, MTh)