TEMA :“Berjumpa Dengan Yesus Mendatangkan Damai Sejahtera”
Bacaan Alkitab : Lukas 2:21-40
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Shalom bagi kita sekalian. Selamat hari Natal buat kita semua.
Hari ini, adalah hari kedua kita merayakan Natal Yesus Kristus. Yang pasti kita semua sangat bersyukur kepada Tuhan Allah, karena kasih-Nya yang nyata, sempurna dan menye-lamatkan dalam Yesus Kristus telah menjadi bagian kita. Dalam ibadah perayaan Natal di hari yang kedua ini, kepada kita diperdengarkan bagian Alkitab dari Injil Lukas 2:21-40. Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari dalamnya antara lain:
Pertama : Membawa anak dalam persekutuan dengan Tuhan Allah, adalah tanggung jawab orang tua. Inilah yang dilakukan oleh Maria dan Yusuf sebagai orang tua yang taat kepada Tuhan. Mereka memenuhi hukum Taurat, ketika genap delapan hari Yesus disunat, diberi nama Yesus sesuai nama yang disebut malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Ketika genap waktu pentahiran yakni 30 hari sesudah seorang wanita melahirkan, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan sesuai hukum Tuhan, bahwa “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”. Di samping itu mereka membawa persembahan yakni sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Di lingkungan gereja kita, hari kedua perayaan Natal seperti ini, ada yang melaksanakan pelayanan sakramen Baptisan Kudus. Orang tua dan 12 orang tua baptisan membawa anak-anak mereka ke gedung gereja untuk menerima pelayanan sakramen baptisan kudus. Hal ini tentu harus mencerminkan adanya orang tua yang bertanggung jawab dan takut akan Tuhan. Bukan hanya sekedar tindakan seremonial atau karena kebiasaan saja. Bacaan kita ini mengingatkan semua keluarga, lebih khusus orang tua dan orang tua baptisan untuk melakukannya sebagai tindakan iman. Orang tua dan orang tua baptisan juga harus memperhatikan kekudusan hidup, yang harus tercermin dalam tindakan hidup sehari-hari termasuk ketika melakukan ibadah-ibadah syukur, supaya tidak ada pesta pora, mabuk-mabukkan, perjudian dan tindakan melanggar etika moral dan hukum. Demikianpun keluarga tidak boleh melupakan persembahan syukur khusus untuk Tuhan, sebagaimana Maria dan Yusuf membawa persembahan sesuai kemampuan mereka. Jangan mengang-gap remeh persembahan syukur untuk Tuhan. Persembahan syukur harus diberi perhatian khusus, jangan dengan asal-asalan sementara acara makan minum sampai berjuta-juta biayanya dan persembahan syukur hanya beberapa ribu saja. Tentu selanjutnya yang lebih penting adalah tanggungjawab untuk mendidik anak-anak, baik dengan kata-kata maupun dalam bentuk tindakan nyata untuk dapat diteladani.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Selanjutnya, hal kedua yang perlu diperhatikan bersama adalah tindakan iman yang dilakukan oleh seorang yang bernama Simeon. Ia sangat bersukacita bahkan siap mati setelah bertemu dengan Yesus. Dikatakan bahwa ia adalah seorang yang benar dan saleh. Ia menantikan penghiburan bagi Israel yang sedang dijajah bangsa Roma saat itu. Roh kudus telah menyatakan kepadanya bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Dan saat ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”
Sebagai orang kristen tentu kitapun harus memiliki damai sejahtera karena telah melihat keselamatan dari Tuhan dalam Yesus Kristus. Memiliki damai sejahtera berarti siap menghadapi perjuangan hidup dengan segala suka dukanya sambil terus berkarya bagi Tuhan. Memiliki damai sejahtera berarti mengakui dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Tidak mengandalkan harta, jabatan dan pengetahuan apalagi ramalan, opo-opo dan ilah lain. Memiliki damai sejahtera berarti menghormati dan mengasihi orang lain karena penyelamatan Tuhan untuk semua orang yakni segenap bangsa-bangsa. Dengan demikian memiliki damai sejahtera adalah momen untuk berdamai dengan diri sendiri supaya tidak merasa gelisah, takut dan kuatir. Momen untuk berdamai dengan Tuhan, supaya tidak lagi melakukan apa yang jahat di mata-Nya dan momen untuk berdamai dengan orang lain, apakah di tengah keluarga, antara suami isteri, orang tua dan anak serta antara kakak beradik. Juga berdamai dengan anggota jemaat serta masyarakat. Kita berdamai dengan orang lain, bukan karena kita suka berdamai tetapi karena kita telah menikmati damai sejahtera dari Tuhan. Tidak ada damai sejahtera dalam hidup jika kita tidak berdamai dengan orang lain.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Bagian Alkitab ini, juga memperlihatkan bahwa seorang anak yang dikasihi Tuhan, dikasihi oleh orang tuanya, diterima dan dihormati oleh lingkungan sosialnya, maka ia akan bertumbuh dengan luar biasa. Demikianlah Yesus, dalam rancangan Allah, Ia dikasihi Allah, dikasihi orang tuanya serta orang lain di lingkungannya seperti Simeon dan Hana, maka Ia bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Harapan kita bersama, sebagai orang tua, mari kita kasihi anak-anak kita, bukan hanya memenuhi kebutuhan jasmani tetapi bawalah mereka kepada Tuhan. Ajarlah mereka cara hidup yang takut akan Tuhan. Sebagai jemaat dan gereja Tuhan serta sebagai masyarakat, mari kita ciptakan ling-kungan sosial yang dapat mengangkat harkat dan martabat anak-anak kita. Jika anak-anak tumbuh di lingkungan sosial yang mengasihi dan menghormati mereka, maka mereka akan tumbuh sebagai pribadi-pribadi yang cinta damai, jujur dan mempunyai integritas. Dan merekapun akan menjadi tulang punggung gereja, bangsa dan negara.
Selanjutnya diingatkan kepada anak-anak kita, mulai dari anak sekolah minggu, remaja dan pemuda. Hormatilah orang tuamu, takutlah akan Tuhan, rajinlah beribadah, belajar dan bergaulah dengan baik, milikilah damai sejatera Tuhan dan bawalah berita selamat Tuhan untuk semua orang dimanapun kamu pergi dan berada. Semoga kalian terus bertumbuh menjadi besar, kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padamu. Akhirnya, biarlah kita memiliki dan mewujudkan damai sejahtera Allah, karena kita telah bertemu dengan Yesus yang datang ke dalam dunia supaya kita diselamatkan. Kita yakin damai sejahtera Allah dalam Yesus Kristus ini akan terus menjadi bagian kita sampai Ia datang kembali, bahkan sampai di sorga kekal. Kiranya Tuhan selalu menolong dan memberkati kita sekalian. Amin.