Khotbah Hari Reformasi, 31 Oktober 2014

0
8062

Khotbah Hari Reformasi/ Hari Alkitab

TEMA: “Gereja Pelopor Keadilan”

Bahan Alkitab: Yehezkiel 34:11-16; Lukas 1:52-53 
 

Saudara-saudara  yang dikasihi Yesus Kristus

Hari ini kita bersyukur kepada Tuhan, sebab kita boleh diperkenankan-Nya memperingati Hari Reformasi/Hari Alkitab. 497 tahun yang lalu, tepatnya 31 Oktober 1917 Marthen Luther menempelkan/memakukan 95 dalil di depan pintu gereja di Wittenberg Jerman, sebagai tanda protes tentang praktek-prakteg keliru dari Gereja Roma Katolik pada masa itu. Terutama penyebaran surat pangampunan dosa (indulgensia). Karena itu dalil yang ditempelkan Marthen Luther itu mau mengungkapkan kebenaran/pemahaman Alkitab dan mengkritik dogma yang telah berlangsung sekian lama di institusi gereja di masa itu. Keselamatan itu bukan berasal dari dari gereja atau pemimpin gereja, tetapi iman kitalah yang menyelamatkan kita. Dari terobosan inilah kita mengenal ajaran Marthen Luther yakni : Hanya oleh iman (Solafide) dan, hanya oleh anugerah Allah kita diselamatkan (Solagratia), dan kebenaran hanya didapatkan dari Alkitab

(Solasciptura). Semangat Marthen Luther mereformasi gereja bukan karena ingin memecah belah gereja melainkan dia mau mengingatkan supaya gereja kembali pada Alkitab (back to the Bible), sebagai dasar satu-satunya kebenaran.

Di Hari Reformasi/Hari Alkitab ini sebagai warga gereja masehi injili di Minahasa kita kembali menghayati bagaimana para Reformator gereja memperjuangkan dogma-dogma gereja ke-arah yang benar. Karena itu di Hari Reformasi/Hari Alkitab ini kita dituntun dengan tema: “Gereja Pelopor Keadilan”. Satu pertanyaan yang memerlukan jawaban dari pribadi kita sebagai warga gereja, apakah tema ini sudah atau belum kita berlakukan bagi gereja kita saat ini?

Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus

        Saat ini, di Hari Reformasi/Hari Alkitab kita dihentar untuk memahami pembacaan Alkitab dalam Yehezkiel 34:11-16 dan Lukas 1:52-53.

Dalam Kitab Yehezkiel 34:11-16 mau menjelaskan bagaimana tindakan Tuhan sebagai gembala yang baik bagi umat-Nya dan bagaimana Tuhan ingin memulihkan umat-Nya yang terserak dengan suatu perumpamaan, dimana Tuhan akan memperhatikan domba-domba-Nya, menyelamatkan mereka, membawa mereka ketanah-Nya  dan di padang rumput yang baik, serta Tuhan sendirilah yang akan menggembalakan mereka. Dengan jelas perikop ini mau menjelaskan bagi kita walaupun kehidupan umat Israel yang dikiaskan domba-domba, telah tercerai berai/terserak, maka dalam nubuatan-nubuatan Yehezkiel tersirat bahwa Tuhan tidak membiarkan mereka, tetapi bagaimana Tuhan menjadi gembala yang baik bagi mereka, sehingga dalam ay 16 di ungkapkan: “yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagai mana seharusnya. Sungguh betapa Tuhan sangat mengasihi umat-Nya sehingga kehidupan umat Tuhan di pulihkan kembali karena Dia menjadi gembala yang baik bagi umat-Nya.

        Kemudian dalam kitab Lukas 1:52-53 merupakan bagian dari nyanyian pujian Maria. Dalam perikop ini kita mendapati bahwa sukacita Maria adalah sukacita karena Tuhan dan sukacita di dalam Tuhan. Walaupun  dalam kondisi sukacita ini Maria diperhadapkan dengan kehidupan yang tidak menyukacitakan, karena ketidakadilan, kesewenangan dan arogansi kekuasaan. Karena itu dalam perikop ini ada ajakan untuk bersukacita dan tidak menutup mata terhadap realita yang terjadi. Maria yakin bahwa Tuhan memperhatikan kuasa-Nya. Dengan perbuatan tangan-Nya, Ia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang-orang yang lapar dan orang yang kaya pergi dengan tangan hampa. Dalam perikop ini nampak ada pengharapan yang menjadi alasan kuat bagi Maria untuk bersukacita.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan!

           Perenungan saat ini mau mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, walau umat sering tidak setia kepada-Nya, Tuhan tetap setia dan selalu berlaku adil bagi umat-nya dan selalu menjadi gembala yang baik. Pertanyaan bagi kita apakah kita telah berlaku adil dan tidak menjadi gembala yang baik bagi orang-orang disekitar kita? Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita tentang menjadi gembala yang baik, berlaku adil bagi sesama tidak memandang siapa yang kita gembalakan dengan demikian kita dapat bersukacita karena melihat tangan Tuhan yang tidak tinggal diam melihat keberadaan umat-Nya. Tuhan memulihkan umat-Nya sehingga yang tercerai berai/berserak, yang ditindas serta yang lemah semua dalam lindungan Tuhan.

Di Hari Reformasi/Hari Alkitab ini mari kita membaharui hidup kita dengan pribadi gembala yang baik berlaku adil bagi sesama, menjadi pelopor keadilan dimana kita berkarya, dengan keyakinan bahwa apa yang kita lakukan untuk gereja dan bangsa diberkati Tuhan. Kita telah diselamatkan di dalam Kristus, untuk menjadi utusan-Nya ditengah-tengah dunia ini dengan kekuatan Allah dan tuntunan Roh Kudus. Bagi-Nyalah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Selamat Hari Reformasi/Hari Alkitab Tuhan Yesus memberkati. Amin