TEMA:“Persembahan Yang Sempurna”
Markus 15:33-41
Jemaat yang diberkati Tuhan,
Peristiwa kematian TuhanYesus di kayu salib disebut sebagai bentuk persembahan yang sempurna. Kenapa? Pertama: Karena di kayu salib inilah Yesus mati mempersembahkan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Kedua, di kayu salib inilah Tuhan Yesus merasakan suatu bentuk penderitaan yang amat sangat. Perkataan-Nya : ”Eloi, Eloi Lama Sabakhtani,” (Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku)? Melu-kiskan tentang suatu pergumulan batin dan fisik yang berat dari Tuhan Yesus. Kemampuan kemanusiaan-Nya dalam menang-gung penderitaan telah mencapai titik tertinggi yang tiada kesejajarannya. Yesus akhirnya menyerahkan nyawa-Nya dan menghembuskan nafasnya. Kematian Yesus bukan kematian biasa tapi penuh dengan perjuangan. Kematian Yesus menunjuk bagaimana upaya-Nya menyelamatkan manusia dari itu tidak mudah tetapi berat, dan sangat berat karena dilalui dengan berbagai kesengsaraan, kepahitan dan pengorbanan yang disertai dengan darah-Nya. Ia mampu lakukan semua itu dengan sempurna, tanpa ada yang terlewati sedikitpun sampai kematian-Nya di kayu salib. Ibrani 7 : 25-27 menggambarkan Tuhan Yesus sebagai sosok yang benar-benar sempurna. Dia telah menjadi pengantara yang menyelamatkan manusia dari segala dosa, Yesus juga telah dilihat sebagai seorang Imam yang luar biasa bukan hanya mempersiapkan korban persembahan kepada Allah tapi Yesus sendiri yang menjadi korban persembahan yang hidup itu.
Jemaat yang diberkati Tuhan,
Luar biasa Tuhan kita Yesus Kristus. Ia rela menerima apa saja demi kita. Siksaan, fitnahan, sengsara, bahkan kematian dijalani-Nya tanpa mengeluh dan tanpa menghindar. Yesus benar-benar sempurna melakukan penebusan dan penyelamatan bagi umat-Nya. Kita patut bersyukur karena punya Tuhan seperti Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada manusia, nabi ,atau raja di kolong langit tini yang pernah melakukannya, hanya Tuhan Yesus satu-satunya. Kematian Tuhan Yesus menunjukkan bahwa janji-Nya telah Ia genapi. Dan dosa manusia sudah ditebus dengan darah-Nya.
Jemaat Tuhan,
Apa yang harus kita lakukan setelah Yesus berkorban bagi kita? Ia telah membuktikan bahwa Dia sungguh mengasihi kita. Ia rela menderita bagi kita. Apakah kita rela menderita bagi Dia? Kecenderungan sekarang ini banyak orang Kristen mengaku percaya pada Yesus tapi tidak dapat melakukan kesetiaan, ketaatan, kasih, pengorbanan yang menjadi ciri khas penderitaan Yesus. Umat lebih memilih hidup dalam kesenangan daripada penderitaan. Salib Yesus hanya dilihat sebagai simbol semata, pajangan atau perhiasan. Keinginan untuk menderita bagi Yesus tidak dilakukan, umat lebih menyukai hidup dalam pestapora. Ironis memang. Yesus sampai mati di kayu salib karena menebus dosa manusia. Tapi kita manusia tidak pernah menyadarinya apalagi menghargainya.
Di hari Jumat Agung kita perlu mengintrospeksi diri sekaligus mengevaluasi diri tentang ketaatan, kesetiaan, keikut-sertaan dalam memikul salib. Orang percaya akan sempurna hanya jika ia telah berhasil memaknai dan mengartikan kematian Yesus dalam hidupnya setiap saat. Salib bukan tradisi tapi salib lambang perjuangan orang Kristen untuk menjadi pengikut Yesus. Kalau Ia telah mempersembahkan yang sempurna kepada Allah demi penebusan kita, maka mari kita persembahkan hidup kita sebagai persembahan yang sempurna bagi Dia. Kita pakai hidup kerja dan karya serta apapun yang ada pada kita untuk hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin.