Khotbah Malam Akhir Tahun, 31 Des 2014

0
23938

TEMA:“Hidup Dalam Hadirat Tuhan Mendatangkan Kebahagiaan”
Bahan Alkitab: Pengkhotbah 8:9-13

Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

      Waktu adalah sesuatu yang tak terbendung, ia akan terus bergerak sekalipun kita lelah untuk beranjak dari tempat kita sendiri. Ia akan terus melangkah ke depan sekalipun kita telah kehilangan semangat dalam mengarungi kehidupan ini. Tapi inilah realitas dari kehidupan ketika kita merasa telah berjuang begitu keras ternyata masih banyak kerikil tajam yang masih mengganjar di setiap langkah kita, ketika kita telah berupayah, masih ada kegagalan yang menghampiri kita, masih ada tangis yang mengiringi jalan kita, masih banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita, apalagi ketika kita akan memasuki Tahun Baru yang mungkin akan lebih banyak lagi tantangannya.

Fakta yang tidak terbantah ketika Tahun Baru yang disebut Baru itu ketika kita belajar dari sejarah ternyata tidak membawa hal-hal yang baru. Manusia tidak mengalami pembaharuan, kualitas hidup tidak semakin baik, bahkan Gereja-pun tidak semakin baik, yang ada justru sebaliknya. Manusia semakin bejat sementara gereja semakin tersesat, dunia semakin gelap karena terang umat semakin tak berdaya. Banyak kegagalan manusia menurut Pengkhotbah, manusia menjaga diri sebagai citra Allah, tapi ternyata Tahun Baru malah membuktikan bahwa manusia hanya semakin menambah dosa yang baru (Kwantitasnya bukan Kualitas dosa). Disinilah gereja di tuntut memainkan perannya untuk mempengaruhi dunia bukan sebaliknya dipengaruhi dunia. Tarik menarik gereja dan dunia tidak akan pernah berhenti hingga kesudahan bumi.

      Saat ini kita dihentar dengan Tema “Hidup Dihadirat Tuhan Mendatangkan Kebahagiaan” Dari tema ini muncul pertanyaan: Sudah sejauh manakah kita hidup di hadirat Tuhan dan apakah yang telah kita dapati setelah hidup di hadirat-Nya? Apakah yang kita lakukan selama ini mendatangkan kebahagiaan? Pertanyaan ini menantang kita sebagai orang percaya yang akan meninggalkan tahun 2014 dan akan memasuki Tahun Baru 2015.

      Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, banyak hal yang disaksikan oleh Pengkhotbah dalam realitas kehidupan umat Tuhan, realitas yang merugikan dan tidak menguntungkan, mereka melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan, mereka tidak mengedepankan Tuhan. Dan yang ada hanyalah keegoisan, keakuan yang sungguh-sungguh kuat yang mengakibatkan mereka menderita. Umat Allah pada saat itu tidak hidup di hadirat Tuhan sehingga bagi Pengkhotbah sekalipun mereka hidup berkelimpahan, hidup bebas dari semua aturan dan ketetapan, bahkan sekalipun tidak terjamah dengan aturan-aturan pada saat itu, sekalipun mereka hidup lebih lama dan umur panjang, semua itu hanyalah sia-sia dan tidak mendatangkan kebahagiaan.

      Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan, setelah kita membaca  Pengkhotbah 8:9-13 kita bertanya apakah yang harus kita utamakan dalam kehidupan kita? Apakah yang perlu kita takuti? Ada orang yang mengutamakan harta dan takut kehilangan harta, ada orang yang mengutamakan jabatan dan takut kehilangan jabatannya, ada orang yang mengutamakan kesuksesannya dan keberhasilannya tapi takut kehilangan kesuksesan dan keberhasilannya itu.  Saudara-saudara, jika kita memperhatikan baik-baik ter-nyata yang kita utamakan itu juga yang kita takuti hilang dari hidup kita. Jadi, jika dalam hidup ini kita mengutamakan Tuhan, itu berarti kitapun harus takut jika kehilangan-Nya dalam hidup kita. Karena Mengutamakan Tuhan berarti mementingkan kehendak-Nya di atas kepentingan pribadi dan rela mengorbankan diri sendiri demi melaksanakan kehendak Tuhan. Tapi jika kita sudah hidup di dalam Tuhan, namun masih sering menge-depankan kehendak pribadi daripada kehendak Tuhan bahkan terkadang kita memakai nama Tuhan untuk membenarkan tindakan kita, maka saat itu niat tulus kita untuk hidup bersama Dia tetap akan menemui “jalan berbatu” (ay. 10-11). Dan ketika kita membandingkan diri dengan orang yang hidup tidak takut akan Tuhan, terkadang kita tidak bisa  menerima kenyataan bahwa hidup mereka lebih baik dari hidup kita. Hidup di hadirat Tuhan terkadang menyusahkan, tetapi itu adalah jalan yang paling bahagia. Sebab hal ini menjauhkan kita dari dosa dan menyelaraskan hidup kita pada kehendak-Nya. Ingatlah, Tuhan melihat jeri payah kita dalam melakukan Firman-Nya dan Ia akan memberkati setiap orang yang setia kepada-Nya pada waktu-Nya (ayat 12-13).

            Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan, pesan Firman Tuhan kepada kita saat ini adalah mengedepankan Tuhan dalam segala hal. Kalau mungkin tahun ini kita banyak menyakiti hati Tuhan, mungkin kita hidup jauh dari hadirat Tuhan, maka marilah memasuki Tahun Baru 2015 kita mengedepankan Tuhan dan hidup di hadirat-Nya, sebab hidup dihadirat Tuhan mendatangkan kebahagiaan. Semoga di tahun baru nanti kita mengalami pembaharuan agar bisa menciptakan pembaharuan kehidupan. Namun semoga kita tidak terjebak pada perubahan tanpa pembaharuan yang hanya sebatas perubahan secara asesoris (ritualitas) tetapi haruslah pembaharuan oleh Roh (Spiritualitas) tanpa terjebak pada tindakan yang mementingkan diri dan suka mengorbankan orang lain. Akhirnya, selamat mengakhiri Tahun 2014 dengan hidup di hadirat Tuhan yang mendatangkan kebahagiaan dan selamat menyongsong Tahun Baru bukan karena tahunnya melainkan karena Pembaharuan yang terjadi dalam hidup kita semua. Amin.