- Warna dasar kain adalah hijau dengan perahu yang menerjang gelombang, terpadu dengan gambar salib pada lunas depan perahu berwarna putih dan kuning, disulam pada kain mimbar dan bagian atas stola. Pohon kehidupan yang menghasilkan buah disulam pada ba-gian bawah stola. Hijau melambangkan iman dan peng-harapan akan pemeliharaan Tuhan.
- Minggu-minggu yang panjang sesudah Pentakosta se-cara historis dipergunakan oleh Gereja sebagai waktu untuk mendalami pengajaran tentang Tuhan Allah yang memelihara dan melindungi Gereja, Ia juga yang mem-bawa umat gembalaan-Nya ke padang rumput hijau (Mazmur 23). Walaupun dalam ancaman bahaya Gereja senantiasa menghadapi tantangan dan bahaya, ini disim-bolkan dengan perahu yang sedang menerjang laut yang bergelora. Dalam keadaan sulit dan penuh tantangan, Tuhan tetap setia (Mazmur 46). Tuhan menjadi Nakhoda perahu, yang meneduhkan angin ribut (Markus 4:35-41), yang memerintahkan murid-murid untuk melemparkan pukat dan memperoleh hasil yang banyak (Yoh. 21:3-6). Ia juga menjadi akar yang memberi pertumbuhan pada orang percaya (Kolose 2:6-7; Yoh. 15).
- Lambang/simbol ini mengungkapkan pengakuan iman GMIM bahwa Tuhan Allah yang menyatakan diri-Nya selaku Bapa, Anak dan Roh Kudus terus menerus hadir untuk membangun, membarui dan memelihara Gereja dan dunia ini.