Tema Mingguan: Satu di dalam Kristus
Tema Bulanan: Kesetaraan dan penghargaan atas perbedaan
Bahan Alkitab: Galatia 3:26-29
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Suatu realitas yang ada dalam kehidupan manusia ialah adanya kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat maupun dalam persekutuan gereja. Hubungan di antara sesama manusia sering diukur dari status sosialnya. Dengan status itu manusia menempati posisi strata sosial tertentu. Karena itu, kesetaraan sosial adalah sesuatu yang mustahil untuk menjadi kenyataan. Akibatnya ada yang dihormati dan ada yang tidak dihormati. Manusia sering mengukur relasi dengan orang lain berdasarkan nilai dan ukuran duniawi yang jauh berbeda dengna pemahaman alkitabiah.
Tuhan Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa-Nya. Perbedaan gender ini merupakan pernyataan dari kekayaan anugerah kuasa Allah untuk saling melengkapi sebagai mitra kerja Allah. Karena itu perbedaan yang ada bukan untuk memisahkan tetapi untuk menyatukan.
Tuhan Yesus mengidentifikasikan dirinya dengan keberadaan seluruh umat manusia. Ia datang untuk menyelamatkan semua umat manusia. Karena itu di dalam Kristus tidak ada pembedaan suku, ras, budaya, dan bahasa.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Pemberitaan Injil yang dilakukan Para Rasul tidak selamanya berjalan dengan mulus. Hal itu yang dihadapi Paulus ketika ia mengunjungi Galatia. Di sana ia juga mengajar orang-orang Kristen yang bukan Yahudi. Inti pemberitaannya adalah manusia diselamatkan dan dibenarkan oleh kasih karunia Allah dalam iman kepada Tuhan Yesus, bukan atas dasar ketaatan terhadap Hukum Taurat.
Sesudah Paulus meninggalkan Galatia, jemaat dipengaruhi oleh orang-orang yang mengajar bahwa keselamatan diperoleh dengan melakukan Hukum Taurat, seperti sunat, hari-hari khusus dan soal makanan. Menurut pengajaran ini, ketaatan kepada hukum Taurat adalah tuntutan keselamatanyang bukan hanya sekedar tambahan saja melainkan sebuah keharusan. Mereka berpendapat, pengajaran Paulus telah merombak dan membatalkan Firman Allah di dalam Taurat. Mereka adalah orang-orang Kristen asal yahudi, yang dididik dengan keyakinan bahwa Taurat adalah Firman Allah yang abadi. Dengan latar belakang ke-Yahudi-an ini, maka kedatangan Mesias tidak boleh membatalkan Hukum Taurat sebagai dasar keselamatan Karenanya kelompok orang Kristen asal Yahudi menuntut agar orang Kristen asal “kafir” harus menaati Hukum Taurat. Inilah alasan Rasul Paulus mengirim surat kepada jemaat di Galatia.
Paulus merubah secara hakiki pusat pandangan ke-Yahudi-an. Awalnya manusia mengerjakan kebenaran dan keselamatannya sendiri dengan melakukan Hukum Taurat, tetapi selanjutnya kebenaran dan keselamatan bagi manusia yang diterima dengan dan di dalam iman. Dengan Yesus Kristus terjadilah perubahan mutlak; sebagai ganti hamba yang hidup di bawah kutuk, kita sudah merdeka dan menjadi anak-anak Allah yang hidup dan ahli-ahli waris oleh Allah (Gal.3:26;4:7).
Orang-orang Kristen baru (asal kafir) harus mengetahui bahwa mereka bukan hanya berdampingan dengan umat Yahudi melainkan mereka telah sepenuhnya menjadi ahli-ahli waris Allah. Iman di dalam Yesus Kristus telah membuat mereka masuk dalam satu persekutuan yang baru sebagai umat Allah. Dalam persekutuan ini tembok pemisah antar bangsa, suku dan ras, seperti Yahudi ataupun Yunani telah dirobohkan; juga derajat dan kedudukan sebagai hamba ataupun orang merdeka telah dihapuskan, perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan sudah dijembatani. Semuanya telah menjadi satu di dalam Yesus Kristus. (ay.26&28)
Oleh iman kepada Allah maka manusia dibenarkan dan menjadi berkat bagi segala bangsa (Gal.3:8). Jemaat Galatia adalah orang yang sudab beriman kepada Allah di dalam Yesus Kristus; itu berarti jemaat adalah milik Allah dan keturunan Abraham yang berhak memiliki janji penyelamatan Allah (ay.29). Dengan demikian karya penyelamatan itu diberitakan agar dijangkau dan dimiliki oleh semua orang, siapapun dia, asal mau dan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.
Makna dan Implikasi Firman
- Yesus menyatukan manusia dengan melampaui kelompok sosial, budaya, ras, suku, bahasa dan kedudukannya Gereja adalah milik Kristus, harus menjadi gereja yang menembusi tembok-tembok pemisah, menjadi gereja tanpa sekat. Gereja menentang nilai dan perilaku sosial yang ditimbulkan oleh sekat-sekat yang diciptakan manusia.
- Di mata Tuhan semua orang memiliki status, martabat, nilai yang sama dan setara Tuhan tidak membedakan orang.
- Perbedaan harus diterima sebagai suatu kekayaan ilahi. Karena itu, Gereja harus membangun persekutuan di dalam Kristus dengan hidup saling menerima dan menghargai dan menghormati perbedaan, serta mengedepankan persamaan dan kesetaraan, itulah yang dikehendaki Tuhan.
- Setiap orang dari bangsa manapun, yang beriman kepada Yesus Kristus adalah anak-anak Allah. Orang percaya, yang menjadi milik Kristus adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah, yaitu keselamatan dan kehidupan kekal.
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa yang kita pahami tentang persamaan atau kesetaraan dalam kehidupan manusia menurut bagian firman ini?
- Adakah perbedaan pelayanan gereja terhadap warga jemaat berdasarkan status sosialnya? Jelaskan!
POKOK-POKOK DOA
- Agar jemaat selalu diberi kemampuan untuk saling menerima dan menghargai perbedaan yang ada demi terciptanya kebersamaan.
- Para pelayan jemaat dan pelayan masyarakat diberi kesadaran untuk melayani tanpa membedakan status sosial dari mereka yang dilayani.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Pembukaan: KJ No.21
Ses. Pengakuan Dosa: NNBT No.8
Ses. Janji Anugerah Allah: NNBT No.36
Ses. Puji-pujian: NKB No.164
Persembahan: NKB No.193
Penutup: KJ No.258
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.