TEMA : “Pria/Kaum Bapa Pelopor Rumah Injil”
BACAAN ALKITAB: Kisah Para Rasul 13:4-12
Saudara-suadara yang dikasihi Tuhan,
Kita bersyukur kepada Allah yang telah mencurahkan Roh Kudus bagi kita, yang senantiasa memelihara kehidupan umat-Nya di segala zaman. Hari ini kita bersyukur untuk perayaan Hari Pentakosta ke-2, yang bagi warga GMIM memperingati Hari Persatuan Pria/Kaum Bapa GMIM. Dalam syukur ini kita diantar untuk merenungkan bersama cerita pelayanan Rasul Paulus, menurut Kisah Para Rasul 13:4-12.
Kitab Kisah Para Rasul merupakan tulisan Lukas sebagai sebuah catatan historis tentang bagaimana gereja hadir di tengah dunia, jemaat Kristen mula-mula terbentuk melalui pelayanan para rasul. Setelah Roh Kudus memanggil dan mengutus Saulus dan Barnabas dalam pelayanan, maka oleh Roh Kudus mengutus mereka untuk melayani di Siprus. Mereka berangkat menuju ke Seleukia, pelabuhan di Antiokhia di sana mereka dengan mudah akan mendapatkan kapal untuk berlayar menuju daerah Siprus. Siprus merupakan daerah asal dari Barnabas. Ketika tiba di kota Salamis, Paulus dan Barnabas memberitakan firman Allah di rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Mereka dibantu oleh seorang yang benama Yohanes. Setelah melakukan pemberitaan di Salamis, mereka menuju ke Pafos, kira-kira 130 km dari Salamis. Ada dua tokoh baru yang diperkenalkan kemudian, yaitu Sergius Paulus yang adalah gubernur di sana, dan seorang bernama Baryesus atau Elimas yang adalah seorang ahli sihir dan nabi palsu, dia disebut sebagai kawan gubernur, maksudnya ialah dia tinggal di sekitar gubernuran. Sergius Paulus nampaknya adalah orang yang religius, terlihat dari bagaimana dia menempatkan Elimas di sekitarnya untuk mendengarkan pengajaran-peng-ajaran. Namun ketika dia mendengar tentang dua orang yang sedang memberitakan tentang ajaran keagamaan yang baru bagi Sergius sendiri. Dia pun dengan tulus hendak belajar dan mengenal tentang Injil keselamatan Yesus Kristus, tetapi Elimas tidak tinggal diam, tentu ia merasa terancam jika Sergius lebih memilih untuk menjadi percaya lewat Injil yang diberitakan Paulus. Sehingga Elimas berusaha untuk menghalang-halangi dan menghambat relasi yang hendak terjalin antara Paulus dan Sergius. Suatu hal yang membedakan Paulus dan Elimas ialah Paulus penuh dengan Roh Kudus. Ia dipanggil dan diutus oleh Roh Kudus maka Roh Kudus pula yang berdiam di dalam dia yang memampukan ia untuk memberitakan Injil Yesus Kristus, hal tersebut tidak dimiliki oleh Elimas sebagai nabi palsu. Paulus penuh dengan Roh Kudus, sedangkan Elimas penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan. Upaya Elimas untuk membelokkan jalan-jalan Tuhan yang lurus dan untuk meng-halangi Sergius menerima Injil tidaklah berhasil karena kuasa Roh Kudus lebih besar dari segala muslihatnya. Akhirnya, Elimas menerima akibatnya, dia menjadi buta secara fisik, sama seperti hatinya buta terhadap terang Kristus. Dia yang dulunya menuntun orang kepada hal yang tidak benar, kini tidak dapat menuntun dirinya sendiri. Beruntung baginya bahwa kebutaan itu hanya berlangsung beberapa hari, dia masih diberikan kesempatan bertobat. Sergius yang menyaksikan hal tersebut semakin terdorong untuk menerima Yesus Kristus dalam hidupnya dan percaya terhadap Injil yang diberitakan kepadanya.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Dari kisah tersebut kita diingatkan bahwa kerja pelayanan yang dipercayakan kepada kita adalah penugasan Ilahi dalam tuntunan Roh Kudus, karena itu kita didorong untuk terus memberitakan Injil Yesus Kristus kemanapun kita diutus dan ditempatkan. Kita pun menyadari bahwa dalam pelayanan kita akan menjumpai oknum-oknum yang tidak senang terhadap pelayanan kita bahkan berusaha untuk menghambat kesaksian dan pemberitaan kita. Namun yang perlu kita ingat ialah Roh Kudus tidak dapat dihambat oleh kuasa-kuasa yang jahat dan penuh tipu muslihat. Meskipun banyak upaya menghambat kita, namun ketika kita meminta Roh Kudus untuk memenuhi kita maka tujuan yang baik dapat terwujud demi memberitakan Injil Yesus Kristus. Di perayaan Pentakosta ini kita terus diingatkan bahwa Roh Kudus telah dicurahkan bagi kita untuk menolong dan menuntun kita dan pelayanan dan pemberitaan Injil. Dengan Roh Kudus yang telah kita terima maka kita terpanggil untuk setia dalam pelayanan. Khususnya Pria/Kaum Bapa GMIM, di perayaan Hari Persatuan P/KB GMIM, bapak-bapak didorong untuk menjadi pelopor rumah injil, yang menjadi berkat bagi orang banyak lewat memberitakan Injil. Pemberitaan kita bukan sekedar berkhotbah dan mengajar namun secara sederhana, lewat menunjukkan perilaku hidup yang berpadanan dengan kehendak Allah, menjadi terang dan garam di tengah lingkungan pekerjaan bahkan kemana saja Tuhan menempatkan kita. Agar lewat kehidupan kita, orang-orang dapat melihat Kristus. Kiranya Roh Kudus senantiasa menolong kita dalam menunaikan setiap pelayanan kita. Amin.