MTPJ 11 – 17 Desember 2016 Minggu Adven III

0
2318

TEMA BULANAN : “Yesus Datang Menghadirkan Kedamaian, Keadilan dan Keutuhan Ciptaan”
TEMA MINGGUAN : “Menyambut Yesus Dengan Pertobatan”
Bahan Alkitab : Matius 3:1-12
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Pertobatan bukanlah hal asing dalam kosa kata kehi-dupan kristiani. Pertobatan menyangkut keseluruhan hidup yang dahulunya tidak berorientasi kepada Allah menjadi sebalik-nya, mempersembahkan kehidupan sesuai yang dike-hendaki-Nya. Dengan pertobatan manusia dapat menemukan damai sejahtera yang sesungguhnya yakni terciptanya relasi yang baik antara manusia dengan Allah, juga dengan sesa-manya. Di masa Adven ini makna penting di balik pertobatan dikaitkan dengan kesiapan kita menyambut kedatangan-Nya melalui peringatan Natal dan kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman. Saatnya kita merenungkan kembali pertobatan yang menyangkut perubahan sikap batin serta kehidupan yang memberi buah dalam berbagai aspek kehidupan untuk menghadirkan perdamaian, keadilan dan keutuhan ciptaan. Kerajaan Allah melalui kedatangan Kristus telah datang menerobos dunia. Kitapun diajak untuk bertobat dari berbagai pola hidup yang mengabaikan arti kedatangan-Nya.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kedatangan Kerajaan Sorga menurut teks Matius 3:1-12 digambarkan akan terjadi melalui kedatangan Yesus Kristus. Yohanes memberitakan hal ini di Yudea, sebuah wilayah di Israel meliputi Palestina, Samaria, daerah timur Sungai Yordan dan disebut juga propinsi di wilayah pemerintahan Romawi. Yohanes pembaptis adalah seorang yang memiliki keunikan dari cara berpakaian, makanannya dan tempat di mana ia tinggal. Dengan ini menyatakan sikap Yohanes yang bebas dan berani dalam pewartaannya. Kehadirannya pun telah dinubuat kan oleh nabi Yesaya beratus tahun sebelumnya.

Berita yang dibawa Yohanes Pembaptis sungguh berani, keras dan tegas, meminta orang untuk “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Bertobat, suatu ungkapan yang menandakan adanya perubahan hati, pikiran, sikap, pan-dangan yang sama sekali berubah, berbalik dari keadaan berdosa kepada hidup baru dalam memandang Allah dan bersedia mengabdi kepada-Nya. Perkataan Yohanes merupa-kan panggilan kepada manusia berdosa untuk menyambut Kerajaan Allah atau Pemerintahan Allah yang datang melalui Yesus Kristus. Mereka yang menerima panggilan ini, mengaku dosa dan dibaptis.

Di tengah umat dan masyarakat, khususnya kalangan tokoh agama, Saduki dan Farisi, yang percaya pada bebasnya hukuman dan keselamatan karena pengaruh keturunan Abraham, Yohanes malah menyebut mereka sebagai ketu-runan ular beludak. Ucapan Yohanes pastilah menampar pemahaman dan kehidupan mereka yang salah mengartikan makna keturunan Abraham. Iapun menegaskan bahwa Allah dapat membuat anak-anak Abraham dari batu-batu. Untuk melepaskan diri dari penghukuman yang kepastiannya digam-barkan seperti kapak yang siap menebang pohon yang tidak berbuah baik dan dilemparkan ke dalam api penghukuman, Yohanes kemudian menunjuk kepada Yesus Kristus, Dia yang lebih berkuasa darinya. Dia disertai Roh Kudus dan diberi kuasa untuk menghukum. Menyentuh kasut-Nya pun Yohanes merasa tidak layak. Yesus Kristus-lah yang patut dimuliakan.

Di tangan Kristus alat penampi sudah siap. Suatu alat yang gunannya memisahkan butir gandum dan kulitnya. Setelah digilas di tempat pengirikan yang ditarik seekor sapi jantan, tumpukan gandum dilempar ke udara dengan sebuah garpu besar. Kulit gandum yang ringan akan diterbangkan angin, adapun butir gandum akan jatuh ke tanah, dikum-pulkan, dibawa ke dalam lumbung. Sedangkan debu jerami atau kulit gandum juga akan dikumpulkan, lalu dibakar-Nya ke dalam api yang tak terpadamkan. Pendengar waktu itu tentu dapat memahami arah ucapan Yohanes, mereka yang tidak bertobat akan menerima penghukuman.

Makna dan Implikasi Firman

Kedatangan Yesus Kristus adalah pokok penting dari kedatangan Kerajaan Sorga. Namun Yesus dan berita yang dibawa-Nya adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Menyam-but Yesus dengan pertobatan berarti membuka hati terhadap pesan-pesan yang dibawa-Nya. Di sini, Gereja yakni setiap insan atau pribadi yang percaya kepada Yesus memasuki persekutuan besar dalam rangka membawa kabar kesela-matan bagi segenap ciptaan.

Konsekuensi dari kedatangan Kerajaan Allah memang membuat manusia harus memilih, keselamatan atau peng-hukuman. Dan ketika kita sebagai orang percaya kepada Kristus memilih keselamatan maka kitapun harus bersedia mengikuti kehendak-Nya. Prioritas-Nya hendaknya menjadi prioritas kita. Jalan-jalan yang ditempuh-Nya untuk membawa keselamatan bagi dunia dan manusia, seharusnya menjadi jalan-jalan yang dengan rela dan sadar, harus kita jalani. Sebab itu iman kepada Yesus dan Kerajaan Allah yang dibawa-Nya, hendaknya mendorong kita untuk memperkuat kepedulian pada tanggungjawab sosial kemasyarakatan sehari-hari.

“Bertobatlah, karena Kerajaan Allah sudah dekat”, bukanlah sekedar slogan atau kalimat tanpa makna. Perintah ini bukan pula semata demi keselamatan pribadi bagi yang mau ber-tobat, tapi mengandung kesediaan mengubah pandangan hidup yang menyaksikan kuasa pemerintahan Allah diber-lakukan bagi banyak orang. Oleh sebab itu, Yesus dan kuasa Kerajaan Allah tidak hanya milik gereja atau hanya diberitakan di dalam gedung gereja, melainkan di setiap segi pergulatan umat manusia. Gereja justeru diutus menjadi pemberita yang hidup, yang mau terus dibarui oleh semangat Kerajaan Allah yang diperjuangkan oleh Kristus sendiri.

Adapun medan pelayanan gereja membentang pada setiap kebutuhan untuk membuka belenggu kemiskinan, radikalisme, ketidakadilan sosial, eksploitasi dan perusakan lingkungan, dsb. Di sanalah kita diutus, turut bergumul, ikut merisaukan, berkorban dan memberikan alternatif jalan keluar dari berbagai ketimpangan yang masih terjadi. Di masa Adven ini, saat menyambut kedatangan Kristus, menggugah setiap bentuk peribadatan kita agar kiranya selalu terbuka bagi usaha menyatakan solidaritas, kasih dan perdamaian sejati, selanjutnya mempraktikkan itu di tengah kenyataan hidup. Inilah bentuk pertobatan yang dikehendaki-Nya. Meng-hasilkan buah sesuai pertobatan kita.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

  1. Apa dan bagaimana konteks Matius 3:1-12, ketika Yohanes menyatakan: Bertobatlah karena Kerajaan Sorga sudah dekat!
  2. Apakah buah pertobatan kepada Kristus yang dapat Gereja hasilkan di masa kini?

NAS PEMBIMBING: Lukas 5:32 

POKOK-POKOK DOA:

  • Berdoa supaya umat hidup dalam kebenaran dan pertobatan dalam masa-masa Adven.
  • Berdoa agar kondisi ekonomi dan politik bangsa Indonesia segera pulih dalam menyambut natal.
  • Berdoa supaya di masa penantian ini jemaat hidup dalam kesederhanaan.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU ADVEN III 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan : KJ No. 76 Kau Yang Lama Dinantikan

Tahbisan: DSL 118 Sambutlah

Nas Pembimbing/Nyanyian Masuk: Bertobatlah

Ses Hukum Tuhan: NKB No. 211 Pakailah Waktu Anug’rah Tuhan-Mu

Ses Pengakuan Dosa: NKB No 22 Walau Dosamu Merah

Ses Pemberitaan Anugerah Allah: KJ No. 96:3 Di Malam Sunyi Bergema

Persembahan: KJ. No. 85 Kusongsong Bagaimana

Nyanyian Penutup: KJ No. 91 Putri Sion, Nyanyilah

ATRIBUT:

Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin berwarna ungu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here