MTPJ 12 – 18 Mei 2019

0
1197
TEMA BULANAN : “Karya Keselamatan Allah Di Bumi Milik Tuhan
TEMA MINGGUAN : Berdoa untuk Keluarga

BACAAN ALKITAB : 1 Tawarikh 17:16-27

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Pada umumnya diketahui bahwa doa sebagai sarana komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Karena itu, bila kita melihat ada orang di sekitar kita yang tidak berdoa, baik waktu makan maupun melakukan sesuatu, maka kita akan menilai dia sebagai orang yang kurang percaya kepada Tuhan atau kurang memahami pentingnya doa.

Dalam kehidupan sebagai keluarga Kristen, doa seha-rusnya menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan setiap saat, baik untuk mengucap syukur, memohon dan menggumuli sesuatu masalah kepada Tuhan, maupun memohon tuntunan Tuhan dalam kerja dan pengabdian kita, sebab doa adalah jantung dan nafas hidup orang percaya.

Di masa kini ada orang yang kadangkala melupakan atau mengabaikan pentingnya doa, hanya karena mengejar karir dan jabatan demi kesejahteraan keluarga. Bahkan karir dan jabatan menjadi pemicu manusia untuk berlomba-lomba mendapatkan-nya bukan hanya demi keluarga tetapi juga demi gengsi dan harga diri, sehingga membuat orang lebih mengandalkan kemampuan dan keahliannya dalam menjalankan pekerjaannya. Tanpa disadari bahwa Tuhanlah yang memberikan talenta pada manusia untuk mengembangkan karir, jabatan dan pekerjaan-nya.

Karir, jabatan dan pekerjaan kita sebenarnya sangat terhubung dengan karya selamat Allah bagi dunia dimulai dari kehidupan keluarga. Keluarga yang diberkati dapat menjadikan lingkungan yang ada di sekitarnya juga diberkati. Dalam keprihatinan gereja tentang realitas kehidupan manusia yang mengejar karir dan jabatan di masa kini, maka tema Berdoa untuk Keluarga menjadi panggilan Iman setiap warga gereja.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kitab 1 Tawarikh menceritakan sejarah keselamatan umat Allah yang tidak hanya menaruh perhatian pada fakta-fakta sejarah Israel melainkan pada makna dari fakta-fakta tersebut.  Penulis kitab Tawarikh memilih peristiwa-peristiwa yang maknanya dianggap abadi, khususnya yang menyangkut lingkungan sendiri. Ia begitu peka menjelaskan bagaimana masa lalu dapat menerangkan masa kini dan berusaha belajar bagi dirinya sendiri serta mengajarkan kepada umat di zamannya tentang anugerah dan hukuman Allah yang dahsyat dalam sejarah Israel. Umat telah merasakan akibat pembuangan dan tertekan dengan keadaan di tempat mereka yang baru. Juga hendak menceritakan sejarah sedemikian rupa sehingga umat dapat meyakini bahwa Allah tetap memerintah dan hendak menekankan pentingnya kesetiaan yang penuh kepada-Nya.

Dalam sudut pandang politik, kitab Tawarikh memberikan perhatian penuh pada Yehuda yang tetap hidup setelah masa pembuangan dan sedang melaksanakan pelayanan rohani dan etika yang dipercayakan Tuhan kepada umat Israel. Penulis mengagungkan Daud dan keturunannya karena bagi penulis keluarga Daud yang dipilih Allah itu telah mengatasi berbagai kesulitan. Secara teologis kitab Tawarikh memberikan sum-bangsih bagi pemulihan zaman keemasaan Raja Daud dan Salomo tetapi bukan dengan mendirikan kembali kerajaan melainkan dengan kembali kepada ibadah yang benar dan kesetiaan kepada Allah.

Kitab 1 Tawarikh 17:16-27 merupakan respons iman Raja Daud ketika mendengar firman yang disampaikan Tuhan melalui nabi Natan terhadap kerinduannya membangun Bait Allah yang ditolak (lihat 1 Tawarikh 17:4). Namun Tuhan menjanjikan bahwa Ia akan membangkitkan keturunan dan mengokohkan kerajaannya. Lalu raja Daud merespon dengan berdoa syukur atas pemilihan Tuhan terhadap keluarga dan keturunannya untuk menjadi raja atas Israel dan dalam membangun Bait Allah.

Dalam ayat 16 “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah dan siapakah keluargaku sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?” Menjelaskan tentang sejarah kehidupan Daud yang disampaikan Tuhan melalui nabi Natan, yaitu pertama bahwa Anugerah Tuhan bagi Daud tidak membuatnya menjadi sombong. Ia tidak mengangap bahwa ia layak menerima janji Tuhan tersebut.  Kedua, Tuhanlah yang mengangkat Daud menjadi raja atas umat Israel. Tuhan berfirman: “Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.” (17:7).

Ayat 17-19, Raja Daud mengucap syukur atas jaminan keberlangsungan keturunannya. Ia menyadari bahwa datangnya hal-hal baik baginya dan keluarganya, sekarang dan yang akan datang, itu bukan karena keistimewaan dirinya melainkan karena pemilihan menurut kehendak Allah yang mengenal dia dan keluarganya. Itulah anugerah Tuhan dalam persekutuan hidup keluarganya. Jaminan keselamatan dan keberlangsungan tahta kerajaan Israel bagi keluarganya pasti akan terwujud. Karena itu Daud berdoa dengan penuh syukur dan sukacita dan bertanya apakah lagi yang akan ia lakukan sebagai respons imannya, sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan

Ayat 20-22, Daud mengagungkan Tuhan Allah Israel, bahwa tidak ada Allah lain seperti Engkau yang kami sembah. Hal ini berarti ia betul-betul membandingkan allah bangsa-bangsa lain dengan Allah yang ia sembah dan yang telah menuntun membebaskan umat-Nya. Daud mau menekankan bahwa yang berbeda dalam hal ini adalah suasana “kekeluargaan” yang ada dalam kehidupan religius bangsa Israel, yang dinampakkan pada ungkapan: “Engkau telah membuat umat-Mu Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya dan Engkau, ya Tuhan, menjadi Allah mereka”. Arti hubungan yang inti antara Allah sebagai Bapa dan Israel sebagai anak-Nya.

Ayat 23-27, di tengah-tengah kesibukan tugas sebagai  raja,  Daud juga menjalankan tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga. Dia memberikan waktu khusus untuk keluarga, ter-utama berdoa untuk keluarganya. Walaupun Tuhan telah berjanji kepada Daud tentang keberlangsungan hidup keluarganya yang diberkati tetapi ia tetap memohon dalam doanya agar janji Tuhan berlaku dalam diri dan keluarganya, yaitu janji berkat seperti yang diungkapakan dalam ayat 27 “Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya Tuhan, diberkati untuk selama-lamanya”. Hal ini bukan berarti bahwa Daud meragukan akan janji Tuhan itu, tetapi ia menyadari bahwa sebagai seorang hamba, ia meminta kepada Tuhan atas dasar kasih setia Bapa kepada anak-anak-Nya. Bagi Daud pemberian Tuhan justru menggambarkan kebesaran pemberi janji, bukan penerimanya, maka anugerah Tuhan yang luar biasa membuat dia semakin memuliakan Allah.

Makna dan Implikasi Firman
  • Allah Israel adalah Allah Mahabesar dan tidak ada allah lain seperti Allah Israel yang hadir dalam keluarga Daud dan di tengah persekutuan umat-Nya. Hal ini memberikan teladan kepada kita dan keluarga untuk membangun relasi yang baik dan benar dengan Allah, seperti yang dilakukan oleh Daud, terutama dalam bentuk doa yang akrab dengan Allah.
  • Allah adalah Bapa bagi Israel dan Israel adalah anak-anak-Nya. Hubungan ini adalah bentuk komunikasi spiritual antara Daud dan Tuhan Allah. Karena itu bagi kita, Allah harus betul-betul diberi tempat dalam kehidupan keluarga, sehingga jaminan keberlangsungan hidup keluarga kita selalu bertumpu pada kuasa dan kehendak Allah. Seperti Daud, kita juga patut bersyukur atas relasi spiritual yang diperkenankan Tuhan atas kehidupan kita dan keluarga (Mazmur 103:13).
  • Memelihara kesetiaan kepada Tuhan sangat penting bagi persekutuan umat. Kesetiaan itu harus dibuktikan dalam bentuk ibadah yang benar termasuk di dalamnya berdoa untuk keluarga memohon berkat, penyertaan serta perlin-dungan dari Tuhan. Kesetiaan kepada Tuhan adalah kunci kemenangan umat Israel.
  • Doa adalah sarana komunikasi antara umat dan Tuhan. Doa merupakan penghubung antara manusia dengan Allah. Apapun yang telah dijanjikan Tuhan dapat kita miliki, tetapi kita harus tetap meminta dalam   Dengan berdoa umat dapat menyatakan syukur dan menyampaikan permohonan kepada Tuhan untuk kerja selamat  bagi keluarga dan umat.
  • Doa Daud sebagai bentuk perhatian pada keluarga yang di dalamnya terjalin kasih dan kesetiaan kepada Tuhan. Sesibuk apapun, kita harus menyediakan waktu bagi keluarga untuk berdoa bersama, sehingga terjalin relasi yang harmonis antar sesama keluarga dan Tuhan. Tuhan Allah memakai setiap keluarga menjadi alat damai sejahtera untuk mewujudkan karya selamat-Nya di bumi milik Tuhan.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Apa pentingnya berdoa untuk keluarga menurut perikop 1 Tawarikh 17:16-27?
  2. Bagaimana membangun relasi yang harmonis dalam kehidupan keluarga?

POKOK-POKOK DOA

  • Setiap warga gereja agar hidup dalam ketaatan kepada Tuhan
  • Keluarga menjadi alat Tuhan dalam karya keselamatan Allah
  • Membangun relasi yang harmonis dalam keluarga untuk mewujudkan kehidupan berdoa bersama dalam

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN

HARI MINGGU BENTUK II.

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

Kemuliaan Bagi Allah : DSL  47 Doa dan Keluh

Sesudah Doa Penyembahan : NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah

Ses Pengakuan Dosa : Oh Tuhan Yang Mahakuasa

Ses Janji Anugerah Allah : DSL 136 Jam Sembahyang

Ses Puji-Pujian : NKB No. 143 Janji Yang Manis

Ses Pengakuan Iman: KJ No. 280 Aku Percaya

Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 49 Firman Allah Jayalah

Persembahan KJ No. 367 Pada-Mu Tuhan Dan Allahku.

Nyanyian Penutup KJ No. 318 Berbahagia Tiap Rumah Tangga.

ATRIBUT

Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung dan salib berwarna kuning.