TEMA: “Injil Yang Menyelamatkan”
BACAAN ALKITAB: Roma 1:16-17
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Shalom bagi kita sekalian.
Hari ini, sebagai bagian dari gereja Tuhan di dunia, Gereja Masehi Injili di Minahasa patut menaikkan syukur, terimakasih dan hormat kepada Tuhan Yesus Kepala Gereja karena oleh anugerah-Nya, melalui Injil-Nya kita telah diselamatkan. Injil telah tertabur di tanah Minahasa oleh para penginjil. Di antaranya adalah Johann Fredrich Riedel dan Johan Gottlieb Schwarz, dua orang dari Jerman yang diutus oleh badan misi Belanda (Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG). Mereka telah mengabarkan injil, sehingga dalam perjalanan waktu hingga kini jemaat GMIM dapat ditata dalam 125 wilayah, 968 jemaat, dengan Syamas 10.613. Penatua 15.242, guru Agama 284, dan Pendeta 2.198 orang.
Di tanah Minahasa, penginjilan yang dilakukan para misionaris, berbarengan dengan upaya-upaya pendidikan, dengan perhatian ini mengakibatkan pertumbuhan pendidikan, baik non formal, informal dan formal. Secara formal, kini GMIM ditandai dengan adanya pengelolaan intitusi pendidikan sebagaimana data sampai Januari tahun 2018, seperti sekolah PAUD/Taman Kanak-kanak (571), Sekolah Dasar (406), Sekolah Menengah Pertama (SMP) (67), Sekolah Menengah Atas (SMA) (18), sekolah kejuruan (10), universitas (1), sekolah untuk penyandang cacat (4), dan panti asuhan (5)
Pertanyaan yang dapat kita munculkan disini adalah, mengapa para penginjil rela meninggalkan daerah mereka yang jauh lebih sejahtera dibanding tanah Minahasa, lebih khusus rela meninggal-kan keluarga dan datang menemui orang-orang yang tidak mereka kenal di tanah Minahasa dengan resiko kematian? Jawabannya dapat dipastikan bahwa yang mendorong mereka melakukan ini adalah keyakinan terhadap Injil yang mereka beritakan itu. Bahwa Injil yang mereka bawa itu adalah kekuatan Allah yang menyela-matkan setiap orang percaya.
Pengakuan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya adalah ungkapan Paulus kepada jemaat di Roma. Ini yang membuat ia sangat rindu untuk datang mem-beritakan Injil di Roma (Roma 1:15), yang adalah sebuah kota yang sangat heterogen atau bermacam-macam latar belakang kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik dan keagamaan. Banyak diantara mereka terdiri dari orang-orang tepelajar dan orang-orang tidak terpelajar, orang Yunani dan orang-orang bukan Yunani.
Dalam kehidupan keagamaan, jemaat di Roma tampaknya terdiri atas orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi. Mereka memiliki lebih dari satu pemahaman mengenai Injil. Orang Kristen asal Yahudi terus menaati hukum Taurat, tetapi orang-orang Kristen asal bukan Yahudi tidak menaatinya. Mereka saling membenarkan diri sendiri dan membuat mereka kadang-kadang tidak sepakat menge-nai apa yang membuat seseorang diterima oleh Allah dan bagai-mana pengikut Kristus seharusnya hidup. Paulus mengantar pema-haman mereka bahwa hukum Taurat diberikan oleh Allah supaya umat dapat diterima oleh Allah, tetapi selanjutnya Allah menerima mereka melalui iman kepada Yesus Kristus. Ia menegaskan bahwa hanya mereka yang beriman kepada Yesus Kristus yang dapat diterima sepenuhnya oleh Allah.
Dalam keyakinannya atas Injil yang diberitakannya, Paulus menga-takan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Mengapa Paulus mengatakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah? Injil atau kabar baik berisi tentang anugerah Allah dalam Yesus Kristus yang telah menyelamatkan semua manusia. Yesus sendiri adalah Firman dan Firman itu adalah Allah sendiri. Sedangkan kekuatan menunjuk pada adanya kesanggupan dan kuasa. Dengan demikian kalau dikatakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah, maka Injil mempunyai kesanggupan, kuasa untuk melakukan sesuatu yaitu kekuatan untuk menyelamatkan. Berarti Injil mengandung kebenaran-kebenaran Allah sendiri atau di dalam Injil kebenaran-kebenaran tentang Allah dinyatakan.
Injil bukan hanya menyatakan kebenaran-kebenaran tentang Allah (Yunani: Dikiosune yang berarti perbuatan benar, keadialan, keten-tuan Allah, pembenaran, status atau hubungan yang benar dengan Allah), tapi juga menyelamatkan setiap orang percaya. Kata menye-lamatkan dari bahasa Yunani: Soteria yang berarti pembawa kese-lamatan kepada setiap orang yang percaya pada Kristus. Percaya mempunyai arti penyerahan diri, taat dan melakukan segala kehen-dak-Nya. Dikatakan pertama-tama orang Yahudi tetapi juga orang Yunani. Jika semua percaya kepada Yesus Kristus, maka semua pasti diselamatkan. Dengan beriman kepada Yesus maka iman akan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis orang benar akan hidup oleh iman. Ini berarti bahwa dengan iman orang beriman meresponi Kabar Baik atau Injil itu dan orang percaya akan hidup sesuai kebenaran Injil yang diimaninya karena di dalamnya kesela-matan Allah dinyatakan. Hal ini mau menyatakan pula bahwa kese-lamatan itu didapatkan atau dianugerahkan Allah dalam Yesus Kris-tus kepada orang percaya, bukan karena perbuatan amal baiknya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Belajar dari bagian Alkitab ini maka sebagaimana rasul Paulus, kita semua diajak untuk menghayati karya Allah dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia dari penghukuman karena dosa. Itulah sebabnya kita pula harus mempunyai kerinduan untuk menyampaikan kebenaran Firman Allah kepada dunia. Kita tidak boleh hanya menjadi penerima Injil yang dibawa oleh para penginjil ke tanah Minahasa. Tetapi kita harus menjadi gereja yang hidup dari Injil dan menjadi gereja yang menginjil. Menginjil bukan hanya terbatas di tanah Minahasa, tetapi ke seluruh dunia, kepada semua orang dengan berbagai latar belakang suku dan rasnya, sebagai-mana eklesiologi GMIM bahwa GMIM hadir mulai dari Minahasa untuk hadir dan mengabarkan Injil ke seluruh dunia
Dalam mengabarkan Injil, tidak boleh ada keraguan karena di dalamnya nyata kebenaran-kebenaran Allah karena Allah menyata-kan diri di dalamnya. Ini hanya bisa terjadi kalau kita memulainya dengan menjadi pembaca yang mencintai Firman Allah. Mulailah ini dari dalam keluarga masing-masing. Setiap keluarga harus ada ibadah bersama yang disebut ibadah keluarga. Di dalamnya ada doa dan membaca Firman. Gereja kita telah menyiapkan materi-materi renungan Firman Tuhan melalui buku Renungan Harian Keluarga. Manfaatkanlah buku RHK dengan baik.
Selanjutnya kita diingatkan untuk menunjukkan cara hidup orang percaya yang menyerahkan diri sepenuhnya pada kebenaran Firman yang harus nampak dalam kekudusan hidup sehari-hari. Tidak terlibat pada masalah-masalah moralitas dan tindakan krimi-nalitas lainnya seperti penyakit-penyakit masyarakat dan penyakit sosial seperti judi, korupsi, mabuk, narkoba, seks bebas, hoax atau berita bohong, ujaran kebencian, terorisme yang sangat merusak persekutuan dan jati diri gereja dan bangsa.