MTPJ 13 – 19 Mei 2018

0
7022

TEMA BULANAN : “Memperkokoh Sinergisme demi Keutuhan dan Kesinambungan Pelayanan”
TEMA MINGGUAN : “Pelayanan yang Berkesinambungan”
Bacaan Alkitab :Kisah Para Rasul 1:15-26
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Dalam kitab Perjanjian Lama, hanya keturunan Lewi yang berhak menjadi pelayan di rumah Tuhan. Dalam kitab Perjanjian Baru, terutama tradisi gereja reformasi dikembangkan konsep “imamat am” yaitu bahwa pada hakekatnya semua orang percaya adalah pelayan jemaat untuk melaksanakan tritugas gereja yakni persekutuan, kesaksian dan pelayanan.

Gereja mengemban amanat kerasulan, dan dalam semua kenyataan gereja terus tumbuh dalam semua bentuk, sifat dan karakter terutama pada aspek persekutuan, pemberitaan dan pelayanan. Setiap anggota gereja dewasa (sidi) bertanggungjawab untuk melaksanakan misi kerasulan gereja. Pelayan Tuhan selalu mesti terpenuhi sesuai dengan kebutuhan pelayanan sehingga pelayanan berkesimanbungan tetapi terus berakar pada Kristus, Kepala atas gereja-Nya. Semua bentuk keterpanggilan dengan cara apapun dan siapapun adalah bentuk penyerahan diri yang total dan sungguh-sungguh bagi pelayanan gereja TUHAN.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kitab ini dalam bahasa Yunani “praxeis apostolon” (kisah para rasul) ditulis oleh dokter Lukas. Pengikut Yesus semakin bertam-bah dan bersemangat karena hari paskah-Nya. Mereka terus mendapat perlawanan dari kelompok Yahudi fanatik yang menuduh  bahwa pengikut Yesus menganut agama yang tidak sah karena itu mereka mendesak pemerintah  agar mereka harus dihentikan dan diusir dari semua wilayah kekuasaan Romawi dan semua rasul harus diperiksa di bawah hukum Romawi dan dalam pengawasan agama Yahudi sebagai agama yang sah dan diakui pemerintah. Pengikut Yesus dibenci bukan karena kejahatan sebaliknya atas pengajaran kasih-Nya yang amat besar kepada semua ciptaan Tuhan. Pelayanan kasih adalah keunikan gereja di zaman itu yang dipelopori oleh kewibawaan rasul-rasul dan kesetiaan jemaatnya yang membuat gerakan kasih gereja dilawan.

Di antara momen kenaikan Yesus ke surga dan hari pencurahan Rohkudus (pentakosta) di Yerusalem menjadi ‘gangguan besar’ bagi Lukas terhadap berkurangnya jumlah murid Yesus Kristus untuk melanjutkan misi-Nya. Sebelum pencurahan Rohkudus, jumlah ini mesti genap dua belas. Bagi Lukas bukan jumlah (kuantitas) tetapi ‘kesempurnaan’ (kualitas) terhadap kebutuhan misi pelayanan. Bukan karena lowong (temporer) tetapi karena kosong (permanen). Jadi, jabatan pelayanan rasuli itu bersifat permanen bukan temporer dan karena itu buah atas pelayanan menjadi abadi.

Rasul Petrus menjadi pemimpin atas pertemuan yang diper-kirakan dihadiri oleh 120 orang saudara. Dia adalah murid Yesus, jurubicara dari dulu karena itu Petrus adalah symbol inisiatif atau manejer kreatif bagi sistem pelayanan kerasulan gereja. Berdirilah Petrus untuk mengagas kriteria pemilihan demi mengisi keko-songan bilangan kerasulan (ayat 21-23). Diantara mereka Yusuf (Yustus) Barsabas dan Matias. Mereka berdua selalu ada dalam perjalanan dengan Yesus sejak baptisan Yohanes sampai hari kenaikan Yesus ke surga. Dua nama nominasi ini di perhadapkan kepada Petrus dan jemaat waktu itu. Dia yang akan memilih dan akan menetapkan jabatan kerasulan itu, bukan dan bukan pejabat siapapun serta intervensi asing atau intrik-intrik politik dan uang. Jabatan kerasulan harus bersih dari praktek gelap dalam segala bentuk serta sifatnya, mengingat kemurnian ajaran Kristus dalam moralitas dan integritasnya demi menjaga kekudusan amanat pelayanan dari Kristus di atas segalanya. Mereka melakukan dua panduan praktis yaitu doa dan undi (ayat.24,26). Doa dalam konteks ini, semua menyatakan pengakuan bahwa seperti Yesus memilih murid-murid yang pertama maka itu yang akan terjadi. Mereka mengakui kewibawaan Kristus sebagai pemegang hak atas pemilihan murid-Nya. Undian adalah satu-satunya cara gereja pertama dimana Kristus menyatakan kewenangan-Nya untuk memilih hamba-Nya. Matias dipilih Yesus menggantikan Yudas (Iskariot), bukan hanya sekedar ketokohannya melainkan memenuhi kesempurnaan demi kesinambungan pelayanan.

Yudas murni dipilih Yesus sebagai murid-Nya tetapi kemudian hari dia memilih uang dan menjadi pengkhianat Yesus dan sahabat-sahabatnya. Dengan uang bayaran pengkhianatan yang tidak dipakainya itu, pimpinan agama membeli tanah pekuburan yang diberi identitas dalam bahasa Aram, “Hakal Dama” (tanah darah) di mana Yudas mati tragis dan dikuburkan dengan tidak hormat! Nubuat Daud tidak ditanggapi tetapi justru digenapi (ayat.16-20).

Makna dan Implikasi Firman

Tuhan tidak pernah salah pilih orang menjadi mitra kerja-Nya untuk terlibat dalam pekerjaan kreatif-Nya demi kehidupan yang teratur dan bermakna. Banyak orang yang di pilih-Nya gagal diperjalanan karena godaan, terutama materi. Materi tidak hanya uang tetapi semua yang memikat dan membuat ia terpikat keluar dari panggilan-Nya dan pengakuannya. Yudas Iskariot ternyata punya ketertarikan pada materi meskipun ia selalu berjalan ber-sama Yesus. Roh materialisme berakar pada egoisme manusiawi yaitu mementingkan diri sendiri. Bahaya ini kurang disadari padahal punya potensi sangat besar dan dasyat untuk meng-ingkari panggilan pelayanan. Egoisme adalah perangkap dan materialisme adalah umpannya. Oleh sebab itu jangan cepat terpikat dengan umpan manisnya, yang akan mengubah semua keadaan hidup menjadi kepahitan.

Periode pelayanan gereja sambung-menyambung dengan orang berbeda adalah gambaran dari berdinamikanya gereja. Orang dan pelayanan sama pentingnya. Kadarnya sama karena orang tidak terpisahkan dengan pelayanan dan sebaliknya pelayanan tidak terpisahkan dari orangnya. Karena itu mengkhianati panggilan adalah juga mengkhianati pelayanan.

Itulah sebabnya Lukas menyatakan pesan rasulinya, bahwa ketaatan dan kesetiaan menjadi pejabat dan pelayan gereja harus berakar pada kesadaran solidaritas di antara sesama pejabat gereja yang juga adalah pelayan. Memiliki kepekaan untuk tidak mencelakakan objek pelayanan yaitu masyarakat dan jemaat serta seluruh ciptaan. Dan, selalu berdoa. Menjaga hubungan akrab dengan Tuhan sumber hikmat yang menghibur seluruh pemberian diri semua orang yang dipanggil dan dipilih-Nya bagi kesinambungan pelayanan.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Masih relevankah “doa dan undi” dalam proses pemilihan Pelayan Khusus yang dilakukan gereja mula-mula dalam perikop ini?
  2. Bagaimana gereja mempersiapkan suatu bentuk pelayanan yang berkesinambungan?

POKOK – POKOK  DOA :

  • Bagi semua pelayan khusus dan pejabat gereja yang me-ngemban pelayanan rasuli agar tetap berkomitmen dan setia dalam pelayanan dengan segala hambatan dan rintangan;
  • Bagi semua pejabat sipil dan pemerintahan serta swasta terus mengemban amanat Negara dengan setia agar tidak mengingkari kepercayaan masyarakat;
  • Bagi jemaat dan masyarakat agar selalu menggumuli semua pejabat gereja dan Negara agar bekerja dengan rendah hati, jujur, disiplin dan setia 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Kemuliaan Bagi Allah : KJ No 2 Suci, Suci, Suci

Ses Doa Penyembahan:NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah

Pengakuan Dosa : NNBT No. 39 Barang Siapa Yang Percaya Kepada Tuhan

Janji Anugerah Allah: KJ No. 356 Tinggallah Dalam Yesus

Puji-pujian: NNBT No. Pujilah Dia, Pujilah Dia

Ses Pembacaan Alkitab: NKB No 116 Siapa Yang Berpegang

Ses Pengakuan Iman: KJ No. 38 T’lah Kutemukan Dasar Kuat

Persembahan: NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan

Nyanyian Penutup: Sukacita Melayani.

ATRIBUT :

Warna dasar merah dengan simbol Salib dan Lidah api.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here