MTPJ 13 – 19 September 2015

0
5179

TEMA BULANAN: “ Solidaritas dalam Panggilan Gereja”
TEMA MINGGUAN: “Tinggal dalam Yesus akan Berbuah Banyak”
Bahan Alkitab: Yohanes 15 : 1 – 8

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Sekarang ini ada pandangan bahwa ukuran sebuah kesuk-sesan hidup, apabila seseorang mampu mencapai jabatan tertinggi dalam pekerjaan punya, bisnis besar, dan memiliki popularitas; yang semuanya selalu berkaitan dengan uang. Oleh karena itu banyak orang menghalalkan segala cara dengan tujuan mengejar kesuksesan tersebut. Ironisnya ada gereja yang kemudian mempromosikan bahwa jabatan, keka-yaan dan kesuksesan adalah bagian dari “manfaat” yang akan didapat kalau orang mau bergabung dengan gereja mereka. Beberapa nas dalam Alkitab sering dijadikan alasan pembe-naran. Herannya ada banyak warga gereja yang terpikat dengan promosi seperti itu. Pengajaran yang menitikberatkan pada kesejahteraan secara material dipromosikan secara luar biasa. Pada akhirnya banyak orang kecewa sebab tidak mem-peroleh apa yang dicari. Teologi yang berorientasi pada kesejahteraan semata, menjadi suatu tantangan yang harus digumuli.

Tuhan memang berjanji memberkati dalam kelimpahan bagi setiap orang yang hidup di dalam Dia. Akan tetapi ukuran berkat-Nya bukanlah secara kuantitas/jumlah: jabatan atau materi. Tapi berkat penebusan dari Yesus Kristus yang ditandai dengan hidup di dalam Dia dan hidup yang berkualitas dan berkelimpahan dalam kasih-Nya serta mampu menjadi berkat bagi orang lain adalah lebih penting dari pada materi dan jabatan. Hidup menjadi berkat bukan mengejar berkat. Itulah sebabnya minggu ini diangkat tema “Tinggal dalam Yesus akan Berbuah Banyak”

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

“Akulah pokok anggur yang benar.” Adalah kalimat pembukaan bacaan Alkitab kita saat ini. Perkataan Yesus ini terkandung makna bahwa Dia adalah satu-satunya“pokok kehidupan” yang akan mencukupi setiap orang yang mau percaya kepada-Nya. Dari nas tersebut, Yesus menyiratkan bahwa ada juga “pokok”yang lain di luar sana, tetapi palsu dan tidak produktif.

Latar belakang analogi Tuhan Yesus tentang pokok anggur yang benar ini diambil dari konteks Perjanjian lama. Pohon anggur dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada  bangsa Israel.  Akan tetapi ketika Tuhan Allah berbicara tentang Israel sebagai pohon anggur maka pohon anggur ini digambarkan sebagai pohon anggur yang lemah, pohon anggur liar, atau pohon anggur sia-sia. Seperti dalam Yeremia 2:21 “Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!” Hosea 10:1 “Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buah-nya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala.” Kedua bacaan menyoroti bangsa Israel yang telah berubah merosot bagai menjadi pohon anggur liar. Dalam Perjanjian baru sebagai pokok anggur, adalah Yesus sendiri. Yesus adalah pemenuhan dari Israel baru sebagai “pohon anggur yang sejati”. Yesus berkata tentang pengusaha/pemilik kebun  yaitu Tuhan Allah. Apa yang pemilik lakukan? Jawabannya Ia merawat dan memberikan kehidupan. Ia terus-menerus memeriksa masing-masing cabang untuk melihat mana bagian bagian yang baik. Dia melakukan apa saja untuk memastikan bahwa setiap cabang pohon akan menghasilkan buah. Caranya adalah dengan membersihkan cabang-cabang yang tidak berbuah, memotong dan membuang cabang yang tidak berguna. Sebuah pohon anggur bisa saja kelihatan lebat daunnya tapi kemudian tidak memiliki buah. Padahal tujuan sang Pemilik kebun menanam pohon anggur tentunya supaya dia dapat memetik buah yang dihasilkan.

Proses pemangkasan kadang tidak mudah, tetapi pemang-kasan tersebut selalu dilakukan dalam tujuan yang baik sebagai wujud kasih-Nya. Sebagai Pemilik Tuhan Yesus menyediakan segala sesuatu, supaya semua pohon punya kemungkinan untuk bertumbuh dan berbuah. Ia menyedia-kan air, menjamin kondisi cahaya yang tepat, memberikan pupuk. Pemilik menyediakan semua kebutuhan untuk tumbuh dan berbuahnya pohon tersebut. Di lain pihak adalah mus-tahil ranting/carang dapat menghasilkan buah anggur di luar batang/pokok sebagai pokok nutrisinya.

Barangsiapa tinggal di dalam Tuhan maka ia akan ”berbuah banyak” Ini jelas menunjukkan bahwa sama seperti ranting anggur tidak bias berbuah kalau tidak melekat pada pokok anggur, demikian juga manusia di luar Yesus Kristus sama sekali tidak dapat berbuat apapun yang baik.“Buah” yang dimaksud adalah perbuatan baik, kebenaran, dan ketaatan. Bandingkan Galatia 5:22: “Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.” Buah dalam Yohanes 15 dibicarakan dalam hal ketaatan kepada perintah Allah. Lihatlah Yohanes 15:10, “Jikalau kamu menuruti perintahku kamu akan tinggal dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.” .

Makna dan Implikasi Firman

       Tuhan adalah pemilik mutlak dan berdaulat penuh atas kehidupan dunia ini. Sebagai orang Kristen, kita harus memahami kesejatian hubungan orang percaya sebagai ranting dan Tuhan Yesus sebagai pokok  kehidupan dan Allah sebagai sang Pemilik dari “pohon” itu. Allah menghendaki kita menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan dan ber-faedah bagi orang lain. Banyak orang Kristen masa kini kelihatannya hidup mereka “berdaun lebat”, tapi tidak meng-hasilkan buah yang bermanfaat! Betapa istimewanya analogi hubungan antara pokok anggur, ranting dan pemilik/pengu-saha yaitu Bapa. Alasan yang paling kuat mengapa hubungan ini boleh terjadi karena Yesus Kristus telah diberikan oleh Bapa Sorgawi supaya Ia dapat menjadi “pokok” dari “ranting kehidupan” kita. Yesus telah mati ditanam di dalam tanah (maut), sehingga sebagai benih yang menghidupkan Dia boleh bertunas, tumbuh (bangkit) menjadi pohon dan me-rangkum kita menjadi bagian-Nya, sebagai carang yang mau diberikan hidup (buah) menjadi satu, utuh dan tidak ter-pisahkan lagi.

Gereja masa kini adalah Israel baru dan Yesus Kristus adalah pokok (kepala) dan kita sebagai ranting-ranting-Nya. Secara mutlak gereja dimiliki oleh Tuhan sebagai pengusaha. Oleh karena itu gereja mendapatkan kasih sayang Tuhan dengan merawatinya sedemikian rupa,  membersihkan dan bila perlu memangkas. Sebab sebagai pemilik, Tuhan ber-kehendak supaya gereja ini berbuah. Sebagai ranting-Nya, maka gereja harus bersedia dan menyetujui apapun kepu-tusan-Nya atas kehidupan kita supaya tujuan Tuhan mena-nam (mendirikan gereja) dapat berbuah lebat. Dalam proses perawatan Tuhan, yang terutama dipangkas/diberantas ada-lah penumpang gelap (gulma atau parasit) yang hanya me-manfaatkan pohon tersebut untuk kepentingannya sendiri. Oleh karena itu sebagai orang percaya kita tidak boleh menjadi bagian yang turut dipangkas. “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Mat. 3:10) 

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa arti Pokok Anggur yang benar dalam teks?
  2. Bagaimanakah mewujudkan kehidupan kristen yang berbuah?

NAS PEMBIMBING :  2 Korintus 9:8 

POKOK-POKOK DOA :

  • Agar supaya gereja sanggup menghasilkan buah.
  • Paradigma Kristiani yang tidak hanya menekankan aspek kuantitas tapi kualitas kehidupan kristiani yang buah, yang sanggup melakukan transformasi dalam kehidupan dunia
  • Agar gereja Tuhan mengerti apa yang menjadi fokus panggilan-Nya sebagai misinya dalam dunia ini. 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN :

Persiapan: KJ. No. 21 Hari Minggu Hari Yang Mulia

Sesudah Doa Penyembahan: NNBT No. 13 Ya Allah Bapa, Ya Yesus Tuhan

Pengakuan Dosa:  NNBT No. 23 Mari Kau Yang Lelah

Janji Anugerah Allah: NKB No. 128 Ku Berserah kepada Allahku

Sesudah Puji-pujian: NNBT No. 3 Mari Kita Puji Allah

Persembahan: KJ. No 428. Lihatlah Sekelilingmu

Penutup: KJ. 424. Yesus Menginginkan Daku

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here