TEMA BULANAN “Penantian Raja Yang Adil”
TEMA MINGGUAN “Seruan Bertobat Menyambut Kelahiran Yesus”
Bahan Alkitab: Zefanya 3:14-20;Lukas 3:1-6
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kata Adven berasal singkatan dari kata latin”Adventus” yang artinya kedatangan. Selama 4 minggu berturut-turut sebelum perayaan hari Natal Yesus Kristus, umat Kristen merayakan Adven dengan dua pengertian mendasar yakni memperingati kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia dan menanti kembali kedatangan-Nya pada kali yang kedua. Meskipun yang sering terjadi bahwa masa Adven hampir selalu hanya dipahami secara menonjol dan terbatas pada peringatan akan peristiwa kelahiran Yesus dan dengan demikian menciptakan kesan seolah-olah mengabaikan kenyataan tentang Yesus yang akan datang kembali. Itulah sebabnya perayaan masa Adven telah berubah menjadi persiapan-persiapan yang lebih bernilai material jasmaniah daripada moralitas rohaniah. Karena itu tema bulanan “Penantian Raja Yang Adil” dan tema mingguan “Seruan Bertobat Menyambut Kelahiran Yesus” bermaksud mendorong setiap orang percaya agar tidak mengabaikan sisi penantian akan kedatangan Yesus yang kedua kali dan mempergunakan momentum masa Adven dalam kalender tahun gereja sebagai masa persiapan untuk menyambut kedatangan-Nya. Sehingga sukacita Natal dapat di maknai secara tepat ketika setiap orang percaya tidak hanya siap memperingati kelahiran-Nya melainkan juga kedatangan-Nya kembali.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Zefanya adalah kitab ke-9 dari 12 kitab nabi-nabi kecil, di tulis oleh Nabi Zefanya yang melayani pada masa pemerintahan Manasye (696-642) dan Yosia (640-609/641-610) raja Yehuda. Ia hidup sezaman dengan nabi Yeremia, anggota keluarga kerajaan. Anak Kusyi dan cucu buyut raja Hizkia. Zefanya atau tzfanya artinya “Tuhan tersembunyi atau terselubung Tuhan, juga dapat diartikan “Tuhan telah menyembunyikan”. Zefanya bernubuat menentang ke-merosotan moral bangsa Israel karena penyembahan berhala dan sinkritisme sebagai akibat pengaruh perluasan kerajaan Asyur yang berkuasa pada masa itu. Nubuat ini menentang raja Manasye yang cenderung melakukan praktek tersebut namun pada akhirnya nubuatan Zefanya juga menjadi salah satu faktor pendorong pembaharuan dalam bidang keagamaan yang dilakukan oleh raja Yosia supaya bangsa Israel kembali menyembah Tuhan. Salah satu ciri khas dalam nubuatan nabi Zefanya ialah “hari Tuhan” seperti nabi-nabi yang lain, Zefanya menekankan bahwa pada hari Tuhan para penentang/musuh Allah di setiap bangsa akan di dihukum sementara mereka yang setia kepada-Nya akan melihat hari itu sebagai pengharapan yang akan menggenapi janji tentang kerajaan Allah yang berkuasa. Dalam Zefanya 3:14-20, ada janji keselamatan yang dikumandangkan oleh nabi kepada bangsa-bangsa dan mereka yang disebut sebagai sisa Israel namun dalam menanti penggenapan janji itu umat di dorong untuk menanti dengan sukacita. Bersorak-sorailah, bertempik soraklah bersukacitalah dan beria-rialah (ay. 14). Dasar penantian dalam sukacita itu, karena : ada janji Pembebasan, menyingkirkan hukuman dan menebas binasa musuh (ay 15a) Janji penyertaan dan pertolongan, Tuhan raja Israel ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan (ay 15b-17a); Janji pemuliahan dan pembaharuan, Ia akan membaharui engkau dan meng-angkat malapetaka dari padamu, membawa pulang dan mengumpulkan kamu (ay 17b-18 dan 20); Janji penghukuman dan pembalasan. Pada waktu itu Aku akan bertindak terhadap segala penindasmu (ay 19)
Dalam Injil Lukas 3:1-6, penantian dibahasakan sebagai tindakan yang aktif bukan pasif. Menanti tidak dipahami dalam pengertian menunggu melainkan menanti dengan menyambut. Artinya bahwa dalam menanti umat diajak untuk berbuat sesuatu tidak hanya diam menunggu melainkan bertindak melakukan sesuatu. Pada ayat 1 dan 2 penulis memberikan keterangan waktu dan tempat untuk memberi dasar pada pemberitaannya sebagai peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Selanjutnya ayat 3-6 merupakan seruan Yohanes yang mendorong pendengar Injil Lukas untuk mengambil sikap dalam menantikan kedatangan-Nya kembali. Pertobatan dan pemberian diri untuk di baptis adalah tindakan yang dilakukan secara sadar, bukti perubahan sebagai akibat yang timbul dari kesadaran tentang nilai kehadiran Kristus yang mengakibatkan pembebasan, pemulihan, pembaharuan dan perubahan. Bahkan tindakan ini dianggap sebagai cara dalam mempersiapkan kedatangan Kristus, ungkapan lembah yang ditimbun, gunung dan bukit yang diratakan, yang berliku diluruskan dan berlekuk diratakan adalah gambaran supaya perubahan yang dratis perlu terjadi ketika kita menyambut kedatangan Kristus, sehingga perubahan itu akan meng-hasilkan keselamatan dari Tuhan, dapat disaksikan oleh setiap orang.
Makna dan Implikasi Firman
Dalam kitab Zefanya 3:14-20 dan Injil Lukas 3:1-6, kedua bagian firman Tuhan ini sama-sama memberi penekanan terhadap sikap yang benar ketika merayakan masa Adven, bahwa harus dipahami Adven tidak hanya berarti sebagai peristiwa kelahiran Yesus, namun juga adalah penantian akan kedatangan Yesus kembali. Itulah sebabnya Adven mendorong jemaat agar tidak bersifat pasif melainkan aktif, tidak hanya menunggu melainkan berbuat sesuatu dalam masa penantian ini. Karena itu sikap yang benar dalam masa penantian Adven ialah:
- Kedatangan Kristus selalu membawa perubahan dan harapan. Itulah sebabnya juga gereja terpanggil meng-hadirkan perubahan dan pengharapan. Sebagaimana kehadiran Kristus tidak hanya terbatas pada lingkungan jemaat melainkan pula dalam realita kehidupan bersama ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara.
- Kedatangan Kristus adalah penggenapan janji-Nya baik di masa lampau maupun di masa yang akan datang, bahwa Ia Tuhan yang tidak pernah lalai dan ingkar dengan apa yang Ia janjikan. Sebab itu gereja tidak hanya lembaga organisatori yang menjual dan mengkampanyekan janji-janji Tuhan melainkan sebagai alat di dalam tangan Tuhan wajib menanpakkan realisasi dari janji-janji itu. Bahkan gereja senantiasa dapat menjadi teladan dalam hal menepati dan melakukan apa yang dikatakan atau apa yang dijanjikan-Nya. Sebagaimana Kristus yang tidak pernah lupa dengan yang Ia janjikan.
- Dalam memaknai kedatangan Kristus maka gereja mendorong jemaat melalui tindakan-tindakan aktif yang berdimensi perubahan yang bersifat holistik.
- Bahwa kedatangan-Nya jangan dimaknai terbatas sebagai perasaan “kemenangan” karena peristiwa kelahiran-Nya yang pada akhirnya berakhir pada selebrasi dan pesta pora melainkan sebagai momen dimana gereja sebagai lembaga, keluarga dan setiap pribadi orang percaya untuk “berintropeksi” tentang kesiapan menyambut kedatangan-Nya kembali dari sisi moralitas rohaniah.
- Dalam menyambut kelahiran dan kedatangan Kristus yang paling penting bukanlah persiapan harta melainkan persiapan hati bukan kata-kata tetapi tindakan nyata. Sehingga dalam menyambut kedatangan-Nya orang percaya menjadi berkat yang menghadirkan dan menciptakan suasana keselamatan di dalam Yesus
NAS PEMBIMBING : Yakobus 5:7
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa yang harus dilakukan umat menyambut pembebasan yang diberikan Tuhan menurut kitab Zefanya 3:14-20 dan Lukas 3:1-6?
- Pertobatan yang bagaimanakah yang dimaksudkan oleh Penginjil Lukas ketika mempersiapkan kedatangan Kristus baik kelahiran-Nya maupun kedatangan-Nya kembali
- Kenyataan apakah yang sering kita lihat dan dilakukan oleh orang percaya pada masa Adven?
POKOK-POKOK DOA
- Doakan setiap orang percaya agar dalam masa penantian tentap menjadi berkat yang menghasilkan keselamatan bagi diri pribadi maupun bagi orang lain.
- Doakan gereja sebagai tubuh Kristus agar tetap dapat menghadirkan janji-janji Kristus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU ADVEN III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : KJ No. 84:1
Ses Nas Pemb/Nyanyian Masuk: KJ No.85:1
Hukum Tuhan: KJ No.38:1,5
Pengakuan Dosa /Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT 7:1,2
Nyanyian Ses Khotbah: KJ No.49
Persembahan: KJ No.91
Penutup: Karajaan Allah
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin