MTPJ 14-20 Juli 2013

0
1454

Tema Mingguan: Memperjuangkan hak-hak keadilan ekonomi

Tema Bulanan: Gereja yang misioner dan transformasi sosial

Bahan Alkitab: Kejadian 41:37-57

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini ada pemimpin yang kurang berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Hak dan keadilan ekonomi masyarakat tidak diperhatikan, jabatan dan gelar yang disandang dimanfaatkan bagi kepentingan diri sendiri. Kehadirannya dalam masyarakat bukan menjadi berkat melainkan kesempatan untuk menggalang kekuatan ekonomi dan kedudukan. Kenyataan seperti ini menjadi ciri khas manusia dewasa ini termasuk di dalamnya warga gereja. Kehadiran Gereja sebagai suatu persekutuan orang percaya dengan Tritugasnya (bersekutu, bersaksi dan melayani) sering hanya menjadi slogan tanpa makna.

Suara kenabiannya menjadi sumbang dan tidak jelas terdengar. Sebab masih banyak didapati Gereja tertutup bagi upaya pemberdayaan ekonomi warganya padahal masalah ekonomi adalah masalah sosial yang dapat mempengaruhi berbagai sendi kehidupan termasuk hak-hak hidup masyarakat bahkan jemaat itu sendiri. Damai sejahtera yang seringkali dikumandangkan hanyalah sorga telinga yang enak didengar tapi basi dan sakit dalam rasa. Padahal Gereja seharusnya hadir membawa misi Allah menurunkan/membawa damai sejahtera sorgawi ke dalam dunia ini, di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat.

 

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
     Firaun adalah seorang yang bijaksana sebab ia mengenal Yusuf sebagai seorang yang penuh dengan Roh Allah. Ia melihat suatu potensi yang besar pada Yusuf yang tidak dimiliki oleh siapapun di Mesir. Potensi Yusuf ini diakui oleh Firaun sebagai berkat Roh Allah. Dari potensi Yusuf inilah Allah dikenal oleh Firaun. Kemudian ia mengangkat/melantik Yusuf menjadi pengurus pangan/ekonomi sekaligus Perdana Menteri/Kepala pemerintahan di Mesir. Itu berarti Yusuf memiliki jabatan tertinggi sesudah Firaun. Firaun memberikan cincin materainya, pakaian yang hanya boleh dipakai oleh orang Mesir yang paling berkuasa, kalung kehormatan dan kereta kerajaan kepada Yusuf sebagai tanda kewenangan dan memberi kuasa kepadanya untuk mengeluarkan keputsan-keputusan yang resmi, dan berhak mengandalkan sepenuhnya hal-hal yang berkenaan dengan mati-hidupnya banyak orang dan penduduk harus “beri hormat” kepadanya.

Bahkan Yusuft dipercaya oleh Firaun karena memiliki ketajaman visi menerobosi masa depan. Demikian pula Firaun memberikan Asnat dan Potifera, Imam di On (sebuah kota budaya sekitar tujuh mil utara Kairo, pusat penyembahan matahari) kepadanya menjadi istrinya, kemudian lahirlah dua anak baginya yaitu Manasye (Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku) dan Efraim (Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri sengsaraku), yang kemudian menjadi kepala dua suku Israel. Begitu sempurna berkat yang diterima Yusuf sebagai bukti ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan.

Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika menghadap dan dilantik Firaun menjadi penguasa atas Mesir, setelah sekitar dua belas sampai tiga belas tahun berada di Mesir. Suatu lompatan langkah yang tinggi dan luar biasa. hal ini terjadi karena Allah bersamanya setiap saat dan memperlengkapi hidupnya.

Kemudian Yusuf melaksanakan tugasnya; mengelilingi seluruh Mesir dan mengumpulkan/menimbun dan menyimpan gandum yang tak terhitung banyaknya pada masa kelimpahan. Masa kelimpahan ini tidak disia-siakan dengan melakukan pemborosan tapi dipergunakan dengan sebaik mungkin. Dibangunnyalah lumbung-lumbung di kota-kota perbekalan untuk menanggulangi masa kelaparan yang akan datang. Tindakan mengumpulkan gandum di masa kelimpahan ini menyatakan bahwa Yusuf memiliki strategi ekonomi yang jitu untuk membangun ekonomi Mesir sekaligus bertanggung jawab terhadap hayat hidup masyarakat (tanggung jawab sosial), sekalipun ia orang Ibrani.

Ketika masa kelaparan, rakyat berteriak minta makanan kepada Firaun karena hebatnya kelaparan tersebut dan Firaun menyuruh rakyat pergi kepada Yusuf. Hal ini memberikan indikasi bahwa dalam kondisi yang demikian sulit Firaun tidak dapat berbuat banyak tapi percaya kepada kecerdasan Yusuf dalam menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Sangatlah jelas bahwa masalah ekonomi dapat berdampak pada krisis sosial. Demikian pula dengan kedatangan semua orang dari penjuru bumi membeli gandum kepada Yusuf. Suatu bukti bahwa keadilan ekonomi merupakan hak semua umat di bumi ini bukan hanya segelintir orang ataupun hanya satu bangsa saja. Demikian pula tindakan Yusuf membuka semua lumbung yang ada, membuktikan kesungguhan tanggung jawabnya untuk menyelesaikan kesulitan masyarakat, bukan kesempatan baginya memperkaya diri sendiri. Kehadiran Yusuf menjadi berkat bagi masyarakat di tanah Mesir menjadi bukti bahwa Allah bekerja menyatakat berkat-Nya bagi semua orang.

Dengan demikian Yusuf adalah seorang yang memiliki ketajaman visi yang dibuktikan dalam tindakan menjawab kebutuhan realitas masyarakat yang ada. Ia adalah seorang pekerja keras dan cerdas serta ikhlas mengerjakan tanggung jawabnya bagi kemakmuran bersama. Ia juga adalah seorang yang penuh inovasi dan kreatif memanfaatkan peluang yang ada menyambut masa depan yang gemilang.

Makna dan Implikasi Firman
Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa keberlangsungan hayat hidup masyarakat banyak sangat dipengaruhi oleh setiap kebijakan dan pola kepemimpinan para pemimpin. Begitu banyak harapan masyarakat yang dipertaruhkan pada tanggung jawab seorang pemimpin. Oleh sebab itu pemimpin harus mampu menampilkan kualifikasi dan jati diri yang baik menurut kehendak Tuhan. Ia bertanggung jawab untuk menghadirkan kesejahteraan bagi semua orang yang dipimpinnya, sehingga memungkinkan mereka hidup dalam keadaan aman dan nyaman. Ia adalah seorang pekerja keras, cerdas dan visioner, tapi juga penuh ketulusan dan keikhlasan. Ia tidak memanfaatkan kedudukan dan jabatannya untuk kepentingan diri sendiri tapi penuh kasih bagi sesama. Ia tidak terkabur untuk memuliakan diri sendiri melainkan memahami dengan sungguh bahwa jabatan dan kedudukannya adalah berkat Tuhan yang harus disyukuri. Pemimpin yang benar adalah yang takut akan Tuhan.

Setiap pemimpin harus mampu menata dan memanfaatkan berbagai kesempatan masa kini menjadi peluang untuk mempersiapkan masa depan yang gemilang. Setiap masa kelimpahan seharusnya menjadi kesempatan untuk membangun ekonomi sampai menjadi mapan bukan kesempatan untuk berfoya-foya dan bermalas-malasan seperti ada ungkapan “ada tada, nda ada haga”. Hal-hal ini menghentar umat Tuhan untuk memaknai setiap waktu dan kesempatan yang diberikan Tuhan dengan kerja keras (tidak membiarkan waktu berlalu tanpa berbuat sesuatu yang berguna), kerja cerdas, kreatif, inovatif dan visioner (kemampuan dan ketajaman untuk memanfaatkan setiap kesempatan menjadi peluang serta mampu untuk melihat dan menguasai masa depan), keja ikhlas (melakukan setiap kewajiban dengan penuh ketulusan tanpa keserakahan tapi penuh kasih). Hal ini akan menghentar setiap umat Tuhan untuk menjauhkan diri dari sikap apatis, hedonis yang dapat mengakibatkan suramnya masa depan.

 

PERTANYAAN DISKUSI

  • Apa peranan dan tanggung jawab pemimpin (dalam keluarga, jemaat dan masyarakat) bagi mereka yang dipimpin?
  • Faktor apakah yang menghambat Gereja untuk memberdayakan ekonomi warga jemaat dan bagaimana jalan keluarnya?

NAS PEMBIMBING: Filipi 4:12-13

POKOK-POKOK DOA

  • Pemimpin yang berpihak pada kepentingan orang yang dipimpinnya.
  • Upaya pemerintah dan Gereja dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan jemaat, sebagai hak dan keadilan bagi masyarakat.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Pembukaan: NNBT No.42
Doa Penyembahan: NNBT No.2
Pengakuan Dosa: NNBT No.23
Janji Anugerah Allah: KJ No.39
Persembahan: NNBT No.37
Penutup: NNBT No.28:1-2

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

 

MTPJ Juni-Juli 2013
Bidang Ajaran, Pembinaan, dan Pengembalaan GMIM

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here