TEMA BULANAN : “Gereja di Era Digital”
TEMA MINGGUAN : “Media Sebagai Sarana Memelihara Kehidupan Beriman”
BACAAN ALKITAB: Kisah Para Rasul 15:22-34
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Di era modern ini, gereja ditantang dengan berbagai peru-bahan akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang membuat berbagai hal yang berkembang di belahan bumi barat dan timur ini menjadi transparan dalam pengetahuan kita. Kondisi keterbukaan itu disebabkan oleh kemajuan transportasi, informasi dan komunikasi yang semakin terbuka baik melalui media elektronik maupun media cetak. Hasil inovasi yang menyediakan berbagai aplikasi pada media elektronik, memberi kenikmatan dan banyak kemudahan dalam aktifitas kita sehari-hari. Hanya meng-gerakkan jari, menyentuh pada benda-benda serba digital, kita dapat mengakses berbagai informasi, berkomunikasi dengan orang-orang di berbagai tempat, pekerjaan dilakukan dalam waktu singkat, lebih rapi dan tingkat ketelitian lebih tinggi. Tetapi harus diakui bahwa apa yang dibaca dimedia cetak maupun didengar dan dilihat di media elektronik tidak hanya memberi dampak positif, tetapi juga berdampak negatif sehingga merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat luas, termasuk kehidupan beriman. Oleh karena itu diangkatlah tema: “Media sebagai Sarana Memelihara Kehidupan Beriman”, dengan mengajak warga gereja meman-faatkan media sosial sebagai fasilitas pelayanan dalam upaya memberi pengaruh positif dalam kehidupan gereja dan masyarakat.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Perikop Kisah Para Rasul 15:22-34 dilatar-belakangi persoalan jemaat di Antiokhia (sekarang kota ‘Antakya’ di Turki) tentang Hukum Taurat (sunat) sebagai syarat yang ditambahkan untuk mendapatkan keselamatan. Pandangan ini dengan tegas dibantah oleh Paulus dan Barnabas (Kisah Para Rasul.15:1,2). Jemaat menjadi resah dan kacau (ayat 24) tetapi tetap berupaya menemukan solusi dalam kehendak TUHAN. Karena itu perikop ini menyaksikan bagaimana pergumulan jemaat Antiokhia terjawab melalui keputusan sidang jemaat di Yerusalem (jemaat induk) yang dipimpin oleh para rasul dan para penatua yang diyakini dalam kehadiran kuasa Roh Kudus (band. Ayat 28). Sidang memilih Barsabas dan Silas (dua orang terpandang atau pemimpin dalam jemaat) dan diutus bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas ke Antiokhia (ayat 22). Kepada mereka diserahkan surat yang berisi keputusan sidang (ayat 23). Melalui media surat ini jemaat mendapatkan informasi yang benar dan pasti tentang ajaran keselamatan di dalam Yesus Kristus. Bunyi surat dimulai dengan salam kepada warga jemaat di kota Antiokhia, Provinsi Siria (Antiokhia adalah ibukotanya) bahkan juga jemaat yang ada di Kilikia (dikenal sebagai daerah penyamun dan perampok) sebagai alamat surat. Warga jemaat ini disapa sebagai “saudara-saudara seiman” berarti punya kedudukan yang sama di dalam Kristus, dan dibedakan dengan orang-orang yang meresahkan dan meng-goyahkan jemaat, mereka tidak disapa saudara-saudara; mereka dicatat sebagai orang-orang yang bukan utusan jemaat Yerusalem (ayat 24). Selanjutnya ada sapaan “yang kami kasihi” (agapetos “yang dikasihi”) untuk Barnabas dan Paulus yang telah “memper-taruhkan nyawa” atau “mengabdi dengan sungguh-sungguh” karena nama TUHAN Yesus (ayat 25-26). Ini menyatakan pengakuan, penerimaan, dukungan, penghargaan dan perkenanan (band. Matius 3:17), juga kepada Barsabas dan Silas supaya jemaat menerima kehadiran mereka dan pengajaran Firman TUHAN yang mereka katakan (ayat 27). Keputusan dengan “bulat hati” atau “suara bulat” atau “sehati” oleh semua peserta sidang berarti keputusan itu sungguh-sungguh keputusan bersama yang juga disetujui oleh orang yang tadinya berpendapat lain (band. Ayat 5 dan ayat 25). Pokok ajaran dirumuskan dalam ayat 28 dan 29“ Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami – artinya Allah Roh Kudus setuju dan seluruh peserta sidang juga setuju- supaya kepada kamu (orang Kristen bukan Yahudi) jangan ditanggungkan lebih banyak beban, artinya tidak perlu ada syarat tambahan sunat, bagi orang percaya untuk diselamatkan oleh TUHAN. Menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, darah, binatang yang dicekik (darah tidak mengalir keluar) dan dari percabulan (band. ayat 20; 21:25; Imamat 17-18), bukan supaya dapat keselamatan melainkan dianjurkan sebagai perbuatan baik demi memelihara persekutuan yang damai. Kata “selamat” (ayat 29) sebagai penutup surat, mengandung doa harapan untuk jemaat. Surat dibacakan kepada seluruh jemaat Antiokhia, “mereka bersukacita karena isi surat itu menghiburkan (ayat 30,31) dan membawa damai sehingga makin memajukan pemberitaan Inijil (ayat 32-34).
Makna dan Implikasi Firman
- TUHAN Allah banyak cara untuk menolong kita dari berbagai persoalan yang dialami, termasuk media sebagai sarana me-melihara kehidupan beriman. Tidak dapat dipungkiri bahwa se-bagian besar orang percaya memiliki HP atau teknologi lainnya untuk dipergunakan sebaik-baiknya dan bukan untuk hoax
- TUHAN mengizinkan masalah di dalam gereja untuk men-dewasakan umat- Seringkali persoalan atau perselisihan yang terjadi dalam gereja, yang diselesaikan secara tepat dengan mengikuti pimpinan TUHAN, akan mendatangkan persatuan dan damai sejahtera. Tetapi ada juga masalah dalam gereja tidak dapat diselesaikan karena keangkuhan manusia.
- TUHAN dapat memakai pertemuan-pertemuan rapat/sidang Majelis (jemaat, wilayah, sinode) sebagai media pemberitaan kehendak TUHAN, untuk membangun persekutuan yang lebih bertumbuh.
- TUHAN selalu hadir dan bekerja sepanjang masa melalui kuasa Roh Kudus yang menggerakkan dan memampukan kita untuk teguh dalam iman dan menjadi saksi yang efektif untuk memberitakan tentang Yesus Kristus Juruselamat dunia.
- Di tengah maraknya penggunaan media sosial yang semakin cepat terkoneksi, warga gereja diajak menyampaikan pesan-pesan yang baik dan benar untuk memelihara kehidupan beriman, menghadirkan damai dan sukacita dalam kehidupan keluarga, jemaat, masyarakat, bangsa dan negara.
PERTANYAAN DISKUSI:
- Apa yang dimaksud dengan media sebagai sarana memelihara iman, menurut perikop Kisah Para Rasul 15:22-34?
- Apa dampak positif dan dampak negatif penggunaan media sosial? Berikan contoh!
- Bagaimana seharusnya warga gereja menggunakan media sosial agar bermanfaat untuk memelihara iman?
POKOK – POKOK DOA:
- Setiap warga gereja tetap memelihara kehidupan beriman dan giat bersaksi tentang Yesus Kristus Juruselamat dunia.
- Pemimpin Jemaat dan pemerintah diberi hikmat dalam melayani di tengah berbagai persoalan yang terjadi.
- Korban kejahatan penyalahgunaan media sosial agar mendapatkan kekuatan, penghiburan dan pemulihan dari TUHAN.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Kemuliaan Bagi Allah : NKB No.3 Terpujilah Allah
Ses Doa Penyembahan: KJ No. 17 Tuhan Allah Hadir
Pengakuan dosa: NNBT No.32 Dunia S’makin Berkabut.
Janji Anugerah Allah: NNBT No. 20 Kami Bersyukur PadaMu Tuhan.
Puji-pujian : KJ No. 392 Ku Berbahagia
Ses Pembacaan Alkitab : KJ No. 54 Tak Kita Menyerahkan.
Ses Pengakuan Iman: KJ No. 281 Segala Benua dan Langit Penuh.
Persembahan: NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan .
Nyanyian Penutup: NNBT No. 28 Ya Tuhan Tolong Aku.
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.