TEMA BULANAN : “Gereja yang Mencerdaskan”
TEMA MINGUAN : “Saling Mencukupkan Supaya ada Keseimbangan”
Bahan Alkitab : 2 Korintus 8:7-15
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dalam era globaisasi yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, transportasi dan komunikasi, manusia dapat menikmati berbagai dampat positif. Misalnya penanganan medis yang menolong banyak orang; orang bisa berkomunikasi dan dengan mudah dapat berkunjung ke berbagai tempat. Di lain pihak gerak persaingan untuk memenuhi setiap kebutuhan mengimbangi berbagai kemajuan, semakin kuat dengan sikap individualistis sehingga tak heran orang sering mengabaikan sesamanya, menjadi rakus, yang penting semua kebutuhan pribadi, keluarga dan kelompoknya terpernuhi. Sebagi imbas dari perilaku seperti ini terjadilah kesenjangan sosial, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Dengan demikian terciptalah ketidakseimbangan sosial yang menjadi sumber dari berbagai persoalan hidup, termasuk dalam kehidupan bergereja.
Ketidakseimbangan sosial mengakibatkan tidak terpenuhinya berbagai kebutuhan dasar, dari sebagian orang yang akan bergulir pada kemiskinan sehingga tak dapat menikmati kebutuhan pendidikan, kesehatan, komunikasi, transportasi dan rekreasi. Keadaan seperti ini menjadi tempat yang subur bagi tumbuh kembangnya penyakit sosial seperti perjudian, pemabukan, prostisusi, monopoli usaha dan tindakan kejahatan lainnya seperti pencurian, perkelahian dan keresahan sosial yang rentan terhadap perpecahan apalagi kalau ditunggangi dengan unsur sara.
Realita seperti ini sering dianggap biasa sehingga membuat gereja, apakah institusi dan perorangan, tidak lagi peka untuk memberi solusi dan lebih parah lagi jika hanya sibuk dengan rutinitas dan hal-hal yang lebih bersifat lahiriah secara ke dalam tanpa peduli untuk mengambil bagian dalam berbagai upaya supaya tercipta keseimbangan dalam kehidupan bersama. Oleh sebab itu pengajaran dan program gereja yang saling mencukupkan supaya terjadi keseimbangan (akhlak dan potensi; pemasukan dan pengeluaran; lahir dan batin; tidak berkelebihan dan berkekurangan perlu dikhotbahkan dan diwujudkan dalam perbuatan nyata.
PEMBAHASAN TEMATISPEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Jemaat Kristen di kota Korintus , yang menjadi alamat surat Paulus sekitar tahun 55/56, berada dalam lingkungan yang sangat beragam budaya, sosial, ekonomi, etnik bahkan keagamaan. Tak heran ini menjadi ciri khas karena kota Korintus adalah kota pelabuhan sekaligus perdagangan. Walaupun ada rasul-rasul palsu yang memutar balikkan pengajaran Paulus dan menyerang pribadinya serta keabsahan rasulinya sehingga ia mendorong jemaat untuk tetap setia padanya lebih khusus tetap setia dalam pelayanan mereka (lih. 2 Korintus 3:1-6:10). Termasuk dalam pelayanan kasih, sebagaimana yang dilakukan oleh jemaat di Makedonia dengan sepenuh hati sekalipun mereka dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan dan dalam keadaan miskin, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Mereka telah memberikan menurut kemampuan, bahkan melampaui kemampuan mereka, untuk membantu orang Kristen yang menderita di Yerusalem (2 Korintus 8:1-7; Roma 15:26). Hal-hal ini dimaksudkan menjadi contoh sekaligus bandingan bagi jemaat Korintus yang besar dan kaya, itulah sebabnya ia katakan di ayat 8, “maka sekarang…” maksudnya apa yang dilakukan oleh jemaat di Makedonia yang percaya pada kerasulan Paulus, boleh juga dilakukan oleh jemaat di Korintus.
Paulus menyebut jemaat di Korintus sebagai jemaat yang kaya (Yun, perisseuo: lebih dari cukup, berlimpah) dalam segala sesuatu yakni dalam iman, dalam perkataan, dalam penge-tahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasih. Itulah sebabnya Paulus meminta dengan ungkapan: demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih (Yun, charis: kasih karunia, belas kasihan). Di sini tersirat bahwa mereka masih “miskin” dalam hal memberi perhatian kasih sekalipun mereka kaya dalam berbagai hal. Ini bukan perintah, tetapi sebagai ajakan dan dorongan. Paulus memakai perbandingan dengan orang lain untuk menguji keikhlasan mereka. Artinya kalau mau membantu harus dilakukan dengan ikhlas (ayat 8).
Dasar utama (ayat 9) ajakan Paulus supaya jemaat Korintus mengambil bagian dalam pelayanan kasih, adalah karena mereka telah mengenal kasih (agape) Allah dalam Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberi teladan kepada mereka. Paulus mengatakan bahwa karena kamu telah mengenal kasih karunia (Yun, charis: suatu anugerah) Tuhan Yesus Kristus. Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya , supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Paulus memakai istilah kamu (jamak) untuk menekankan persekutuan bukan personal supaya gerakan pelayanan kasih itu tidak hanya perorangan tapi dilakukan secara bersama sebagai persekutuan, sehingga tidak ada yang menonjolkan diri atau berpangku tangan saja.
Pelayan kasih yang berfaedah itu, rupanya sudah direncanakan jemaat Korintus sebelumnya; dipakai istilah “tahun yang lalu” dan Paulus mendorong mereka untuk melaksanakannya sepadan dengan kerelaan (bersedia dengan ikhlas hati. Yun, thelo: berkehendak) dengan apa yang ada pada mereka (ayat 10, 11). Jika mereka rela memberi maka pemberian mereka diterima karena berdasar pada apa yang ada pada mereka dan bukan berdasarkan apa yang tidak ada pada mereka (ayat 12). Dan ini menjadi beban atau tanggung jawab mereka bukan supaya orang lain mendapat keringanan (Yun, anesis: kelegaan, keringanan atau ketenangan) tetapi supaya ada keseimbangan (Yun, isotes: persamaan (hak)). Paulus mendorong supaya memberi juga dari kelebihan, artinya sesuatu yang bersifat material yakni uang, tetapi juga spiritual, supaya dapat mencukupkan kekurangan mereka (jemaat Yerusalem), sehingga pada akhirnya prinsip saling memberi terjadi, karena “kemudian” mereka juga akan mencukupkan kekurangan jemaat di Korintus. Tujuan saling mencukupkan adalah supaya terjadi keseimbangan. Dengan mengutip Keluaran 16:17-18, untuk mengingatkan jemaat pada sejarah Israel, Paulus berkata, seperti ada tertulis: “Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” Ini dimaksudkan supaya jemaat Korintus memiliki sikap kesetaraan yang dapat diwujudkan dengan carasaling mencukupkan dalam persekutuan diantara mereka, tetapi juga bersama dengan jemaat di Yerusalem supaya terjadi keseimbangan.
Makna dan Implikasi Firman
- Sejak Perjanjian Lama Tuhan Allah sangat memberi perhatian pada orang miskin dan orang-orang yang diperlakukan tidak adil (Keluaran 22:25); orang-orang miskin harus diperhatikan supaya mendapat kecukupan (Imamat 23:22); umat Tuhan tidak boleh menegarkan hati tapi harus membuka tangan lebar-lebar bagi orang miskin (Ulangan 15:7). Dalam Perjanjian Baru, Paulus menyebut tindakan ini sebagai bentuk memenuhi hukum Kristus.
- Keadaan kaya secara ekonomi, pegetahuan, keterampilan dan jabatan serta fasilitas, prestasi dan prestise tidak serta merta membuat orang memiliki kekayaan kasih dan pelayanan kasih terhadap orang lain. Malah sebaliknya untuk melindungi berbagai kekayaannya orang menjadi rakus dan sibuk dengan diri sendiri sehingga mengabaikan orang lain yang miskin disekitarnya.
- Sebaliknya jemaat yang miskin seperti di Makedonia, tidak membuat mereka rendah diri dan tidak membantu orang lain. Hal ini hanya bisa terjadi jika orang menghayati kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus. Oleh sebab itu semua orang percaya perlu menghayati kasih karuia Allah dalam Yesus Kristus yang berkorban supaya ada kecukupan dan keselematan bagi orang lain.
- Kerinduan kita bersama, setiap pelayan Tuhan mempunyai sikap seperti Paulus. Mengenal setiap orang yang dilayani, kekuatan dan kelebihannya; kecukupan, tantangan dan masalahnya. Mampu memotivasi setiap anggota jemaat supaya mengenal bahkan dapat mewujudkan kasih karunia Allah dalam bentuk saling mencukupkan supaya ada keseimbangan dalam hidup bersama.
- Sebagai gereja Tuhan, memiliki program dan komitmen saja tidaklah cukup apalagi kalau program diakonal (karitatif, reformatif dan transformative) tenggelam karena lebih mengutamakan program Koinonia (persekutuan), kesaksian (marturia) bahkan karena pembangunan sarana fisik gedung gereja.
- Saling mencukupkan berarti upaya yang jeli dengan ikhlas untuk melihat, memotivasi, menopang, memberi bantuan materi dan non materi termasuk spiritual, sehingga orang lain dapat memenuhi kebutuhan dasarnya yang pada gilirannya dapat terjadi keseimbangan dalam hidup bersama di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat.
- Perhatian kepada yang lemah teristimewa kepada orang yang miskin, harus menjadi tanggungjawab umat Tuhan, mereka tidak boleh menegarkan hati, tapi harus membuka tangan mereka lebar-lebar. Hal ini telah diperintahkan Tuhan sejak Perjanjian Lama (Ulangan 15:7-8)
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa maksud Paulus memakai jemaat Makedonia (ayat 1-6) untuk mengajak jemaat Korintus memberi pelayanan kasih kepada jemaat di Yerusalem ?
- Apa yang menjadi dasar, tujuan dan maksud pelayanan kasih yang dibahasakan oleh Paulus “saling mencukupkan agar ada keseimbangan”?
- Apakah sekarang masih terlihat adanya ketidak- seimbangan di tengah jemaat dan apa yang harus dilakukan baik sebagai pribadi dan institusi supaya terjadi pelayanan yang saling mencukupkan untuk mewujudkan keseimbangan ? Berikan contoh-contoh dan solusinya.
NAS PEMBIMBING : Lukas 3:11
POKOK – POKOK DOA :
- Perhatian gereja terhadap ketidak seimbangan dalam jemaat dan masyarakat.
- Upaya-upaya dan berbagai program gereja dan pemerintah untuk menanggulangi ketidakseimbangan
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk : NNBT No 7. Mari Puji Tuhan Yesus.
Ses Nas Pemb : K.J.No.424 : 1,2. Yesus Menginginkan Daku.
Ses Pengakuan Dosa : K.J.No.26. Mampirlah Dengar Doaku.
Ses Berita Anugerah NNBT No. 9 Ku Akan Selalu Bersyukur.
Seb Membaca Alkitab : Kusiapkan Hatiku Tuhan.
Ses Membaca Alkitab :K.J. No. 49 Firman Allah Jayalah.
Ses Pengakuan Iman : K.J.No. 280 Aku Percaya.
Ses Khotbah : NNBT.No. 37. Tuhan Yesus Adalah Penabur.
Persembahan : K.J. No.363. Bagi Yesus Kuserahkan.
Nyanyian Penutup :K.J.No.432. Jika Padaku Ditanyakan.
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.