MTPJ 16 – 22 Maret 2014

0
1408

TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Penderitaan Kristiani”

TEMA MINGGUAN : “Terpanggil Untuk Menderita Bersama Kristus

Bahan Alkitab : Daniel 3 : 13 – 18; Markus 8 : 31 – 34

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Pada hakekatnya manusia merindukan kebahagiaan dalam hidupnya. Jika ditanya masing-masing peribadi, tentunya tidak ada manusia yang mengimpikan penderitaan dalam hidupnya. Persepsi umum tetntang pendritaan tidak memandang adanya sisi positif, bahkan pendritaan itu ialah hal yang sangat dihindari oleh manusia. Disisi lain manusia yang jatuh dalam stigma negatif terhadap penderitaan akhirnya menghalalkan segala cara untuk menghindari penderitaan.

Kacau, jelek, buruk, jahat, semua kata sifat itu menandai yang “tidak baik”. Bahasa Ibrani ra, Yunani: kakov, latin: malum, dan Inggris: evil. Istilah itu mencakup ketidakbaikan yang disebabkan oleh kuasa alam dan oleh masing-masing orang atau masyarakat, berdasarkan kenyataan bahwa asal setiap ketidakbaikan itu sulit ditentukan dan sering mempunyai berbagai macam sebab. Perngertian atas melahirkan apa yang disebut dengan penderitaan.

Penderitaan dalam suatu siklus kehidupan merupakan suatu yang umum, siapa manusia di dunia ini tidak pernah mendapat penderitaan ? tentu saja standar deritanya berbeda untuk tiap orang, begitu juga masa penyelesaianya dan kahir cerita selesainya. Penderitaan dikategorikan sebagai hal negative yang hanya membuat hidup dan jiwa kita susah, demikian sebagian besar orang memakainya. Tapi sebagian orang juga beranggapan penderitaan itu hal biasa. Tegasnya, setiap pengikut Kristus terpanggil untuk memikul salib atau terpanggil untuk menderita bersama Kristus kenyataan, ada orang Kristen yang tidak siap untuk menderita walaupun faktanya pendertiaan itu memang ada dan merupakan satu-satunya masalah terbesar bagi iman Kristen.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Kita Daniel bersisikan penglihatan atau wahyu dan mimpi tentang kejadian masa mendatang berdasarkan kejadian masa lampu, yang pengungkapannya sering menggunakan bahasa “sandi” atau “kode”. Daniel berarti “Allah adalah Mahakuasa”, ia dinyatakan selaku “yang dikasihi” Allah (Dan 9:23;10:11,19). Seorang keturunan raja Yehuda, yang atas perintah raja Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia, di bawa ke dalam istana raja bersama teman-teman untuk dilatih/dididik menjadi pelayan raja (Dan 1:1-21). Ia dan teman-temannya disebut sebagai kelompok orang-orang bijaksana (kaum intelektual). Tugas mereka antara lain untuk menjelaskan kejadian-kejadian aneh dan istimewa serta memecahkan masalah-masalah hukum dan politik.

Daniel 3 : 13 – 18 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan Daniel 3:1-30 yang menceritakan tentang kesetiaan teman-teman Daniel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego ketika diperhadapkan pada peperangan iman untuk memilih: menyembah patung emas (patung raja Nebukadnezar) atau memilih untuk tetap beriman (menyembah) pada Allah. Mereka diperhadapkan pada pilihan yang sulit, pilihan hidup atau mati.

Ketika mereka dihadapkan pada raja dengan sangat marah Nebukadnezar bertanya, apakah benar kalian tidak memuja dan menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sebuah diklarifikasi atas laporan yang ia terima, maka ia menawarkan; bersediakah mereka menyembah patung, jika tidak hukumanna di bakar hidup-hidup. Dan ia menegaskan dalam kesombongannya bahwa tidak ada dewa yang dapat melepaskan mereka dari kuasanya. Ia berpikir kekuasaanya mutlak dan menetukan hidup mati manusia padahal pernyataan itu menghina Allah sebagai Pemilik Kekuasaan. Mereka katakana tidak ada gunanya tawaran itu, jawaban yang menunjukan komitment penuh.

Maka dengan bijaksana mereka serahkan ujian iman ini kepada Allah dan kehendak-Nya, denan mengatakan: “jika Allah yang kami punya sanggup melepaskan kami, maka ia akan melepaskan kami dari perapi-apian yang menyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Jawaban dan pilihan yang luar biasa, setia pada Allah; pilihan yang tidak popular, dan ya konyol kedengarannya. Tapi itulah keputusan iman yang siap menderita bersama Allah, mereka memutuskan seperti itu karena iman mereka kokoh, tangguh, yang tak akan pernah menyerah terhadap tawaran keselamatan dari manusia, kekuasaan, jabatan dan materi serta segala kemewahan dengan mengkhianati iman pada Allah sekalipun harus mati. Mereka tahu dan yakin bahwa hidup atau mati mereka tetap milik Allah.

Markus 8:31-34, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ayat-ayat sebelumnya yang memberikan gambaran umum tentang Mesias. Kemudian Yesus menghubungkan kemesiasan dengan penderitaan dan kematian, sebetulnya Ia sedang membuat pernyataan-pernyataan yang luar biasa dan sulit dipahami oleh murid-murid-Nya. Dimana dengan terus terang Ia mengatakan bahwa Anak Manusia harus (Yun. dei, keharusan karena keputusan ilahi) menanggung banyak penderitaan, ditolak lalu dibunuh tetapi akan bangkit pada hari yang ketiga. Hal ini memberi arti bahwa Tuhan Yesus memahami arti pengutusan-Nya, visi dan misi-Nya untuk dunia dan manusia sebagaimana yang ditugaskan oleh Allah kepada-Nya (band Kis 4:28). Tapi petrus salah satu murid yang cerdas beraksi menolak dan tak bisa menerima apa yang Yesus katakana. Ini menunjukan bahwa Petrus tidak bisa menerima kenyataan dari pendertiaan akibat kesetiaan. Sebab para murid memiliki pemikiran tentang Mesias sebagai seorang penakluk, pahlawan dan Juruselamat, lalu kini mereka diperhadapkan dengan gagasan yang mengejutkan. Maka tak heran Petrus memprotes Yesus dengan keras.

Reaksi Petrus di tanggapi Yesus dengan memarahinya, sebab kata-katanya sungguh merupakan pencobaan yang menyerang Yesus. Maka ia mengatakan : “Enyalah Iblis”, sebab maksud baik petrus tidak bersifat rohani (kehendak Allah) dan itu menjadi alat iblis. Petrus sebagai murid seharusnya taat pada kehendak ilahi dan menjadi sesuai secara sempurna dengan kasud ilahi, karena ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia.;

Dengan demikian Yesus katakana, siapa yang ingin mengikutinya harus menyangkal diri dan memikul salib. Ini menegaskan bahwa mengikut Yesus jangan memikirkan kesenangan manusia, mengikut ego dan tawaran dunia, tapi siap untuk menderita bahkan siap mati karena iman. Jalan Yesus bukanlah melulu menawarkan kedamaian tapi kemuliaan di kehidupan masa depan. Yesus tak berusaha memikat orang dengan menawarkan jalan yang mudah, ia berusaha menantang mereka, membangkitkan semangat yang sedang tidur, dengan menawarkan jalan yang tinggi dan lebih sulit, tujuannya membentuk manusia menjadi mulia dan setia. Sebab jalan ini ia telah lalui dan memperlihatkan ketaatan-Nya dalam menghadapi pendertiaan.

Makna dan Implikasi Firman

Penderitaan memiliki kenunikan dan kekhasan tersendiri bagi orang Kristen yang setia dan beriman yang teguh pada Yesus Kristus. Inilah yang ditunjukkan oleh teman-teman Daniel, yakni Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sekalipun api menjadi akhir dari pilihan mereka, tidak menggoyahkan iman mereka pada Allah karena percaya dan menggantukan hidup pada Sang Pemilik Kehidupan.  Iman memenangkan mereka dari penderitaan dan kematian. Kesimpulannya, pendertiaan ternyata merupakan jalan kelepasan dan pembebasan. Inilah yang ditawarkan Yesus pada orang banyak dan murid-murid-Nya, mengikutinya harus menyangkal diri dan memikul salib karena setiap pengikut-Nya terpanggil untuk menderita bersama-Nya karena itulah jalan keselamatan untuk saat ini dan masa depan. Siapakah kita menderita karena iman pada Yesus walaupun harus menempuh jalan sengsara ?

PERTANYAAN DISKUSI

  1. 1.Apa alasan sehingga Sadrakh, Mesakh dan Abednego memilih untuk menyembah Allah ?
  2. 2.Mengapa Yesus katakana untuk mengikuti-Nya atau menjadi murid-Nya harus menyangkal diri dan memikul salib ?
  3. 3.Berikan tanggapan mengenai penderitaan-penderitaan yang dialami orang percaya dan orang-orang yang tidak percaya !

NAS PEMBIMBING :  Filipi 1 : 29

POKOK-POKOK DOA

          Pelsus dan Pelayan teguh dalam menghadapi tantangan dan penderitaan

          Roh Kudus tetap memberi kekuatan dan keberanian kepada para Pelayan Tuhan dalam menghadapi berbagai tantangan !

          Orang percaya diteguhkan untuk turut mendertia bersama Kristus.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU SENGSARA II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

          Nyanian Masuk : KJ. No. 144a

          Sesuda Nas Pembimbing : KJ. No. 157

          Pengakuan Dosa : Bukan dengan Barang Fana

          Berita Anugerah : KJ. No. 440: 1,2

          Ajakan Mengikuti Yesus di jalan Sengsara : KJ. No. 158

          Persembahan : KJ. No. 394

          Nyanyian Tekad : KJ. No. 462s

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna Dasar Ungu dengan Simbol XP (Khi-Roh), cawan pembasuhan, salib dan mahkota duri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here