MTPJ 16 – 22 September 2018

Panggilan Gereja Memelihara Perdamaian di Tengah  Masyarakat Majemuk

0
3582

TEMA BULANAN:
“Panggilan Gereja untuk Memelihara Hidup Harmoni di Tengah Masyarakat Majemuk

 TEMA MINGUAN:
Panggilan Gereja Memelihara Perdamaian di Tengah  Masyarakat Majemuk

BACAAN ALKITAB: Kejadian 13:1-18

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Damai dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenang, tentram, rukun. Damai banyak didambakan oleh setiap individu, bangsa dan negara terlebih sebagai orang Kristen. Di tengah kemajemukan suku, ras, budaya dan agama saat ini, hidup dalam kedamaian bukanlah hal yang mudah lagi sebab makin sulit apalagi di zaman yang semakin modern. Ketika terjadi persaingan atau perbedaan bisa memicu perselisihan dan pertentangan, terlebih kalau  karakter  sebagai orang beriman telah dipengaruhi atau dibutakan oleh sekularisme, materialisme dan individualisme.

Banyak persoalan seperti itu muncul dalam kelompok organisasi dan rukun keluarga, antara lain menyangkut harta warisan, persaingan bisnis, mengejar kedudukan dan jabatan/kekuasaan. Tidak heran perdamaian menjadi hal yang langka, dan  mahal untuk diperjuangkan.

Sejak manusia jatuh dalam dosa, maka hidup manusia tidak tentram, tidak tenang karena itu manusia butuh perdamaian dengan Allah. Tapi Allah berprakarsa bagi perdamaian dengan manusia. Umat Tuhan merindukan terwujudnya suatu perdamaian dunia seperti gambaran serigala dapat hidup  berdampingan dengan domba, orang miskin dan tertindas memperoleh keadilan (bdk. Yesaya.11:1-9).

Allah menunjukkan kasih-Nya kepada manusia di dalam diri Yesus Kristus (Roma 5:8). Demikian juga Allah menghendaki umat-Nya agar hidup berdamai terhadap sesamanya juga. (Ibrani. 12:14). Dalam kerangka inilah keteladanan Kristus memberi inspirasi bagi orang Kristen untuk mendasarkan kepribadiannya, yaitu pribadi yang cinta damai, hidup rukun dan berkarakter Kristus sebagai jati diri.

 PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Abram pindah dari Mesir dan menetap di tanah Negeb  (daerah selatan Kanaan: dari pegunungan Yehuda dan sebelah barat laut mati) daerahnya sedikit air, maka Abram pergi ke daerah  antara Betel  dan Ai. Abram bersama seluruh keluarga dan harta miliknya ternak, emas dan perak, juga beserta Lot kepo-nakannya dengan ternaknya. Abram mendirikan mezbah di Betel. Abram ingin kembali mengingat tempat dimana ia pernah memanggil nama Allah  di situ, serta ada nazar yang pernah ia ucapkan.

Waktu itu masih musim panas, jadi rumput dan air tidak cukup untuk semua ternak, sehingga terjadi perselisihan di antara pekerja  Abram dan Lot.

Dalam rangka memelihara perdamaian, Abram mendahulukan Lot memilih bagian tanah  atau tempat yang dianggap baik untuk menggembalakan ternaknya. Sebetulnya Abram punya hak untuk menjadi orang pertama yang memilih, tapi Abram rela mengalah demi perdamaian.

Abram membuktikan dirinya sebagai saudara, teman sejati bagi perdamaian seperti yang ia katakan dalam ayat 8-9 ….kita ini kerabat…. bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau?, artinya berasal dari saudara dan keluarga serta agama yang sama, kawan seperjuangan dalam susah atau senang, juga dalam ketaatan dan kesabaran.

Abram mengambil solusi:

  • Perselisihan ini diselesaikan dengan jalan damai (sebagai-mana dengan perantaraan Kristus manusia mengalami per-damaian dengan Allah.bdk. 2 Korintus. 5:8-20), dan itulah yang dimulai oleh Abram meskipun Abram adalah pamannya dan orang yang lebih tua (ayat 8)
  • Abram mengetahui perkara-perkara yang baik, sedapat mungkin ia menghindari perselisihan sebab ia tidak punya kebiasaan seperti itu (bdk. I Korintus. 11:16).
  • Perdamaian sangat penting untuk dijaga dan dipertahankan eksistensinya, bukan untuk dipertentangkan.

Abram sangat kaya, lemah lembut dan saleh. Tanah Kanaan adalah tempat yang diberikan Allah kepada Abram dan keturunannya, bukan untuk Lot. Berbeda dengan watak  Lot yang mementingkan diri,  tamak, nampak pada pilihannya di Lembah Yordan yang subur, banyak airnya dan  sepertinya Lot telah merasakan kemewahan lembah-lembah itu ayat 10  saat ia memandang lembah Yordan  ‘seperti tanah Mesir’ Lot seakan tidak sabar untuk menikmatinya tanpa mempertimbangkan lagi  tuntutan etis terhadap kota Sodom dan Gomora yang jahat itu.

Di daerah itu, tanaman tropis diairi sungai yang airnya banyak. Lembah ini luas dan subur, dan makmur untuk masa depan. Di dalamnya ada Kota Sodom dan Gomora yaitu kota yang bejat moral karena penduduknya melakukan penyelewengan sexual, (bdk. Kejadian19:5-8); masuk di wilayah yang di pilih Lot, tapi ke dua kota tersebut sangat rusak moralnya.  Sebagaimana di masa itu orang Sodom dan Gomora dikenal orang-orang yang jahat dan berdosa (ayat 13). Kota Sodom inilah lahirlah istilah sodomi (percabulan antar laki-laki secara oral dan melalui anus, pemburit). Lot  berkemah dekat Sodom, namun orang Kanaan dan Feris yang diam di negeri itu tidak mengambil kesempatan menjarah mereka karena banyak ternak.

Abram tinggal di Mamre dekat Hebron, yaitu kota kuno sebelah selatan Yudea 19 mil barat daya Yerusalem. Hebron berdiri menonjol pada dataran yang terletak 3040 kaki di atas per-mukaan laut. Di sekeliling kota terdapat banyak pohon zaitun, anggur, mata air, sumur dan ladang rumput.  Pertanda indahnya tempat itu untuk menikmati kehidupannya yang penuh damai dan tenang bersama seluruh keluarganya. Di tempat inilah kemudian Abram mendirikan mezbah bagi Tuhan, sebagai pengakuan akan Allah atas tanah itu .

Makna dan Implikasi Firman
  • Gereja diutus ke dunia dalam konteks keberagaman masyarakatnya untuk mewujudkan perdamaian yang jauh dari kesan kekerasan dan kekacauan. (Bdk Roma 12:18.; Titus 3:1-2.)
  • Perdamaian bersifat dinamis, progresif (ke masa depan), dan transformatif (ada perobahan hidup), agar dipelihara meskipun dengan segala konsekwensi.
  • Kekayaan adalah berkat Tuhan agar tidak membuat kita menjadi tamak, serakah yang dapat memicu perselisihan. (bdk Markus 8:36).
  • Persaingan yang tidak sehat akan mengundang konflik sosial politis dan berdampak pada disintegrasi dan intoleran antar sesama.
  • Ketaatan beribadah sebagai gaya hidup adalah prioritas utama. Sebab itu keluarga adalah peletak dasar etik, moral dan spiritual bagi suatu pembangunan tubuh Kristus.
  • Kemajemukan dalam masyarakat kita merupakan suatu realitas hidup dan menjadi warna kehidupan manusia ciptaan Tuhan. Itulah sebabnya kita, gereja dan keluarga terpanggil mengedepankan kebinekaan sebagai strategi integrasi untuk masyarakat.
  • Keluarga Kristen ikut berkomitmen mewujudkan perdamaian untuk menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Jauh dari kekerasan dan disintegrasi masyarakat yang hidup dalam satu komunitas berbangsa.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
  1. Apa maksud perikop ini tentang perdamaian?
  2. Bagaimana upaya perdamaian di kalangan Gereja yang mengalami perselisihan?
  3. Apa langkah-langkah strategis dalam menciptakan perdamaian di tengah kemajemukan masyarakat ?

 NAS PEMBIMBING: 2 Korintus 5:18

 POKOK – POKOK  DOA
  • Usaha-usaha perdamaian antar bangsa-bangsa
  • Perdamaian di tengah lingkungan GMIM sebagai lembaga gerejawi
  • Gereja menjadi pendamai umat Tuhan, dimanapun dan kapanpun.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK III

 NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Pembukaan : Ku Bawa Hidupku Sekarang.
Ses Tahbisan dan Salam :KJ. No.337 Betapa Kita Tidak Bersyukur
Ses Nas Pemb: NNBT. No 35. Tuhan Kau Gembala Yang Baik
Pengakuan  Dosa : NNBT. 10 Ya Tuhan Yang Kudus
Berita Pengampunan: Hati S’bagai Hamba
Ses Pengakuan Iman :
Persembahan :KJ. No 289. Tuhan Pencipta Semesta
Nyanyian Berkat : NNBT No. 28 Ya Tuhan Tolong Aku

 ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.