TEMA BULANAN: “Solidaritas Kristiani dalam Kebangkitan dan Kemenangan Kristus”
TEMA MINGGUAN: “Kemenangan dan Kuasa”
Bahan Alkitab: Mazmur 21:1-6; Wahyu 2:26-28
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dalam berbagai penggunaannya, istilah “kekuasaan” sering dihubungkan dengan kedudukan atau posisi seseorang atau sekelompok orang yang berkuasa berarti memiliki kekuatan untuk memengaruhi orang lain. Kekuasaan seperti inilah yang begitu kental penggunaannya dalam panggung politik, di mana kekuasaan dicari, diupayakan dan diperjuangkan.Ketika kekuasaan menjadi ajang perebutan berbagai pihak, maka sering terjadi gesekan dan bahkan bisa memakan korban. Dari aspek tanggung-jawab, kekuasaan bermakna pelayanan, diperlukan guna menghadirkan damai sejahtera bagi banyak orang.
Satu-satunya sumber kekuasaan yang hakiki adalah Tuhan Allah sendiri. Dari Dia, kekuasaan diberikan atau dikaruniakan kepada anak-anak manusia. Kekuasaan yang dijalankan Tuhan selalu bersifat adil dan benar, dilaksanakan dalam kesempurnaan-Nya yang tak tertandingi. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kekuasaan-Nya yang sempurna dilancarkan untuk menyelamatkan dunia dan semua ciptaan.
Melalui tema: “Kemenangan dan Kuasa”, kita dituntun untuk menyaksikan bagaimana sikap manusia berhadapan dengan kekuasaan Tuhan, yakni menyelaraskan kekuasaan kita dengan kehendak-Nya sebagai pemilik kekuasaan yang sesungguhnya. Sebagai orang beriman, kekuasaan dan kemenangan Tuhan menjadi pijakan dalam menjalani hidup kristiani.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mazmur 21:1-6 adalah Mazmur pada masa raja Daud yang merangkum penghayatan pemazmur terhadap kesukacitaan dan kegirangan umat setelah raja memperoleh kemenangan. Istilah kemenangan diambil dari istilah militer atau peperangan, sehingga kemenangan dimaksud bersifat penaklukan sebuah wilayah. Sumber kemenangan adalah Tuhan Allah sendiri yang berkuasa meluputkan umat dari musuh yang mengancam. Jadi, kekuasaan raja dan kemenangannya, merupakan karunia Allah bagi dia dan bangsanya.
Pemazmur menggambarkan, jawaban Tuhan berangkat dari doa permohonan dan permintaan raja. Dalam prosesi memasuki bait kudus, imam sebagai penanda kehadiran Allah yang penuh berkat akan menyambut raja, dan meletakkan ‘mahkota emas tua’ di kepala raja. Berkat melalui kehormatan dan wibawa yang diterima raja, menjadikan ia ‘penyalur’ atau ‘penerus’ dari berkat Ilahi kepada umat. Dengannya, raja tidak diperkenankan mengutamakan diri sendiri dalam menjalankan kekuasaannya. Allah juga memberikan kelengkapan yang diperlukan dalam pemerintahan raja yang mengedepankan keadilan dan kebenaran. Umur panjang, kekayaan, kehormatan adalah hal-hal yang akan menyertai raja.
Masa pemerintahan yang erat kaitannya dengan usia raja mendapat penekanan pemazmur. Selama menyiapkan dan melaksanakan program pemerintahan, kehidupan raja akan dipelihara. Ia-pun akan berupaya menggunakan masa hidupnya sebagai pemimpin yang melindungi umat dengan keadilan. Atas anugerah kemenangan Tuhan, raja memiliki kemuliaan, wibawa dan kehormatan di hadapan bangsanya.
Wahyu 2:26-28, yang ditempatkan dalam konteks keseluruhan kitab Wahyu dan khususnya Wahyu 2:1-29, menunjuk pada wahyu yang diungkapkan Yohanes kepada jemaat-jemaat yang mengalami penganiayaan besar. Bagian ini merupakan kelanjutan dari ungkapan yang berisi kritikan, tuntutan dan janji. Jemaat yang diperhadapkan oleh keadaan di tengah tekanan, penderitaan, kemiskinan dan godaan berhala, dijanjikanmhidup yang penuh kemuliaan. “Barang siapa menang…” adalah janji firman kepada setiap orang yang tetap setia melakukan pekerjaan Kristus. Janji ini mencakup masa depan yakni sampai pada kekekalan.
Mereka yang bertahan dalam imannya akan dikaruniakan kekuasaan atas bangsa-bangsa. Janji kemenangan ini menjadi kontras dengan keadaan jemaat-jemaat yang justeru sedang mengalami tekanan kekuasaan dari penguasa yang membelenggu dan memaksa mereka meninggalkan imannya. Ganti segala penderitaan yang dialami, mereka akan mendapatkan kemenangan yang ditandai karunia berkuasa atas bangsa-bangsa.
Umat yang menang akan memerintah bangsa-bangsa dengan kekuasaan yang besar, sebagaimana gambaran seorang yang memegang tongkat besi. Istilah tongkat dihubungkan dengan pekerjaan gembala yang memegang tongkat untuk menentukan perjalanan domba. Di tangan mereka yang menang, tongkat besi digunakan untuk menghukum mereka yang sebelumnya menindas orang yang percaya kepada Kristus. Keadaan mereka akan seperti tembikar tukang periuk (wadah dari tanah liat yang mudah pecah) yang dihancurkan. Adapun kuasa yang dikaruniakan kepada pengikut Kristus, dapat dibandingkan dengan kuasa yang diterima Kristus dari Bapa-Nya.
Selain tongkat besi akan dikaruniakan ‘bintang timur’. Bintang timur dipandang sebagai yang paling bercahaya di antara bintang-bintang. Hal ini lebih khusus hendak menegaskan tentang kemuliaan yang akan diterima mereka yang setia melakukan pekerjaan-Nya sampai kesudahan atau akhir zaman.
Makna dan Implikasi Firman
Kekuasaan dapat menjadi tak terkendalikan di tangan seorang penguasa yang lalim, telah disaksikan dalam banyak kisah sejarah. Pemimpin yang mengandalkan kekuasaan yang sewenang-wenang, merasa dapat berbuat apa saja asalkan keinginannya terpenuhi atau dituruti. Akibatnya rakyat atau umat hanya menjadi objek dari segala bentuk kebijakan yang menyeng sarakan. Syukurlah di banyak negara demokratis, kekuasaan dan penggunaannya diatur sedemikian rupa supaya ditempatkan sewajarnya sebagai alat yang membawa keadilan dan kesejahteraan.
Secara kristiani kekuasaan dipandang pula sebagai anugerah dalam kerangka pemerintahan Allah yang adil dan benar. Esensi kekuasaan adalah pelayanan. Sebab itu, seorang penguasa adalah dia yang hidupnya rendah hati dan takut akan Tuhan. Pemimpin yang hidupnya jauh dari Tuhan akan cenderung menyalahgunakan kekuasaan dan mudah terjebak dalam pemenuhan kebutuhan pribadi daripada menjawab kebutuhan yang dilayani. Kekuasaan lalu menjadi “berhala” yang dikejar hanya demi kepuasan dan kesombongan diri. Jauh dari nilai-nilai kebaikan yang sepatutnya.
Kemenangan seorang pemimpin Kristen, pada akhirnya sejauhmana ia menggunakan kekuasaan berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan yang digali dari keimanan yang berlandaskan Alkitab.
Sementara itu, kehidupan kristiani senantiasa ditantang untuk hidup berkenan kepada Tuhan pada segala bentuk medan kekuasaan. Keadaan yang bisa membawa kita dalam penderitaan, konflik dan perjuangan yang membutuhkan iman dan hikmat yang besar. Sebab itu, kita diajak meminta kepada Tuhan sumber kuat kuasa untuk memenangkan setiap pergulatan hidup yang memurnikan iman percaya.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apa makna kemenangan dan kekuasaan raja menurut Mazmur 21:1-16?
- Bagaimana kita memaknai kemenangan dan kuasa yang diterima oleh orang yang setia kepada Kristus sampai kesudahan zaman menurut Wahyu 2:26-28?
- Bagaimana seharusnya orang percaya menempatkan nilai “kekuasaan” dan “kemenangan” di tengah konteks keluarga, jemaat dan masyarakat?
NAS PEMBIMBING: 2 Korintus 10:4
POKOK-POKOK DOA :
- Supaya Tuhan memberkati setiap bentuk pelaksanaan kekuasaan yang bertujuan pelayanan atau demi kesejahteraan banyak orang.
- Supaya orang percaya dijauhkan dari godaan member halakan kekuasaan demi kepentingan diri sendiri.
- Supaya Tuhan memampukan para pemimpin gereja dan masyarakat yang rendah hati, takut akan Tuhan dan setia melayani umat dan bangsa yang dipimpinnya.
TATA IBADAH DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN :
Persiapan : NNBT No.20 Kami Bersyukur, PadaMu Tuhan
Sesudah Nas Pembimbing: KJ No. 341 Kuasa-Mu dan Nama-Mulah
Pengakuan dosa : NNBT No. 11 Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa
Berita Anugerah Allah : PKJ No. 179 Kasih Paling Agung
Nyanyian doa Baca Alkitab : PKJ No.15 Kusiapkan Hatiku Tuhan
Sesudah Pengakuan Iman : NNBT No.13 Ya Allah Bapa Ya Yesus Tuhan
Persembahan : NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Nyanyian Penutup: NNBT No. 24 Kuasamu Tuhan Selalu Kurasakan
ATRIBUT :
Warna dasar merah dengan simbol salib dan lidah api.