Tema Mingguan: Penolong yang sepadan
Tema Bulanan: Kesetaraan dan penghargaan atas perbedaan
Bahan Alkitab:
- Kejadian 2:18-25
- Efesus 5:22-23
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Alam demokrasi telah memberi peluang untuk manusia baik laki-laki maupun perempuan tampil dan menunjukkan kemampuannya dalam berbagai aktifitas. Di dunia pemerintahan dan politik, dunia bisnis, dunia pendidikan, pelayanan kemanusiaan dan di Gereja, yang berkarya bukan hanya kaum laki-laki saja tetapi juga sudah banyak kaum perempuan.
Namun ternyata sistem maupun struktur lembaga dan organisasi di mana-mana di negara kita ini dianggap masih berpihak pada kaum laki-laki yaitu bahwa kaum laki-laki masih mendominasi kebenaran, posisi, budaya, dan seterusnya. Itulah sebabnya sampai sekarang ini masih terdengar adanya keluhan-keluhan tentang ketidakseimbangan kerja dan ketidak-seimbangan posisi dalam struktur antara laki-laki dan perempuan. Pemberitaan dalam sorotan tema: “Kesetaraan dan penghargaan atas pebedaan” dan “Penolong yang sepadan”yang didasarkan dalam Pembacaan Kejadian 2:18-25 dan Efesus 5:22-23 diharapkan dapat mempertajam pemahaman tentang apa maksud Tuhan dengan kehadiran manusia laki-laki dan perempuan yang menjadi teman sekerja Allah dalam dunia ini.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Manusia yang diciptakan Tuhan ditempatkan di taman Eden dengan maksud agar hiudp manusia itu dilindungi dan dipelihara-Nya. Tetapi pemeliharaan Allah itu mengandung pemberian tugas yaitu untuk mengusahakan dan memelihara taman (Kej.2:15). Namun karunia dan tangung jawab besar yang dijalani dalam kesendirian ini dipandang “tidak baik” oleh Allah karena itu Allah memberikan pertolongan dengan memberikan penolong yang sepadang agar manusia tidak menderita kesepian atau kesunyian.
Yang dimaksud dengan penolong “yang sepadan” adalah yang “serupa dan seimbang” dan bukan “sama”. Penolong dan manusia ditentukan untuk bertemu, berteman, bersaudara, begaul, bersekutu, bersama-sama mengambil bagian, bercakap-cakap yang nantinya akan mencukupi, menggenapi, memuaskan dan menyenangkan manusia. Awalnya Tuhan Allah menciptakan bintang-bintang dan dibawa kepada manusia tetapi ternyata binatang ini bukanlah “penolong yang sepadan” dengan manusia. Kemudian Tuhan menciptakan perempuan dengan mengambil salah satu rusuk dari manusia (Adam) dan membangun perempuan itu. Perempuan dibangun dari salah satu rusuk laki-laki berarti bahwa laki-laki dan perempuan sebenarnya satu. Perempuan adalah sebagian dari manusia yang tak dapat diceraikan atau dipisahkan dari manusia. Hanya dalam persatuan laki-laki dan perempuan terdapat seorang manusia yang sempurna. Pasangan yang sepadan ini masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab untuk saling melengkapi dan saling ketergantungan.
Dengan demikian tidak ada pihak yang menganggap lebih tinggi kedudukan, lebih penting atau lebih mulia dari pihak yang lain dan sebaliknya baik laki-laki maupun perempuan merasakan dan mengalami hidup yang saling membutuhkan. Perbedaan ciptaan Tuhan ini adalah anugerah Allah yang masing-masing ada kelebihannya dan kekurangannya namun perbedaan itu diciptakan Tuhan untuk membuat manusia itu saling menolong, bekerja sama dan saling melengkapi sehingga manusia itu menjadi kesatuan yang utuh yang bersama-sama menjadi mitra Allah dalam mengusahakan dan menata dunia ini.
Laki-laki dan perempuan juga diciptakan Tuhan untuk bersatu jiwa dan raga dalam hidup perkawinan. Itulah yang dimaksud dengan kalimat “sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej.2:24). Menjadi satu dalam perkawinan berarti satu di dalam kasih kepada Tuhan, satu di dalam kasih seorang kepada yang lain, satu dalam kepatuhan, satu di dalam memikul beban pernikahan mereka, satu dalam perhatian terhadap pekerjaan masing-masing, satu di dalam pengabdian kepada Tuhan dan rencana-Nya. Hal ini tidak bertentangan dengan nasihat Paulus dalam Efesus 5:22-23. Isteri-isteri harus tunduk (menghormati) kepada suami seperti kepada Tuhan bukanlah dalam pengertian seperti hubungan tuan dan hamba, tetapi merupakan jawaban isteri terhadap kasih suaminya kepadanya. Itulah yang dijelaskan dalam Efesus 5:25-28 bahwa suami harus mengasihi isterinya sebagaimana Kristus (Kepala) telah mengasihi jemaat (tubuh Kristus) dan telah menyerahkan diriNya baginya.
Makna dan Implikasi Firman
- Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda oleh Tuhan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun dalam berkarya sebagai manusia yang utuh laki-laki dan perempuan menjadi mitra kerja Allah yang punya kemampuan dan kedudukan sama di mata-Nya. Perbedaan yang ada dimaksudkan untuk terciptanya kehidupang yang saling menopang, saling menolong, saling membangun, saling melengkapi untuk kesempurnaan kehidupan manusia itu sendiri. Dengan demikian pihak laki-laki tidak akan memonopoli peran (tanggung-jawab) sebagai pemimpin dan pihak perempuan tidak perlu mengeluh tentang masalah ketidak-seimbangan peran.
- Istilah suami sebagai “Kepala Keluarga” dan isteri sebagai “Ibu Rumah Tangga” (band. Efesus 5:23) sering dipahami bahwa suami adalah “pemimpin” dan isteri adalah “pelaksana urusan rumah tangga”, sehingga ada suami yang tidak meperkenankan isterinya banyak banyak beraktivitas di luar rumah dan isteri harus tunduk pada aturan suami sehingga isteri merasa dikekang oleh suami. Malahan ada penafsiran yang melenceng dengan ayat 23 ini dilihat dari pihak suami yaitu nasihat: “…hai isteri tunduklah pada suami…” diartikan oleh suami dengan “…hai suami tundukkanlah isterimu”. Inilah yang menyebabkan timbulnya konflik yang mungkin saja bermuara di pengadilanj dan mengakibatkan perceraian. Untuk itu gereja harus jeli dan bertanggung-jawab untuk memberikan pemahaman yang benar tentang kiasan suami sebagai kepala dan isteri sebagai tubuh sebagaimana halnya Kristus adalah Kepala dan jemaat sebagai Tubuh Kristus. Kiasan kepala dan tubuh sesungguhnya menunjuk padakasih yang besar dan persekutuan yang tak terpisahkan sebagaimana halnya Kristus yang mengasihi jemaat-Nya dan membawa umat-Nya ke dalam persekutuan yang kekal.
- Peringatan HUT ke-76 Wanita/Kaum Ibu menjadi kesempatan untuk merayakan anugerah dan kasih karunia Tuhan kepada kaum perempuan yang dipercayakan untuk mengambil bagian sebagai mitra kerja Allah dalam membangun dunia ini dengan memproklamirkan dalam kata dan karya bahwa Wanita/Kaum Ibu GMIM mampu saling melayani untuk menghadirkan syalom di tengah-tengah keluarga sendiri dan di lingkungan di mana dia berada.
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa yang kita pahami tentang “penolong yang sepadan” dalam perikop Kej.2:18?
- Bagaimana pemahaman saudara tentang isteri tunduk kepada suami dan suami mengasihi isteri?
- Berikan contoh dan alasan mengapa ketidak-seimbangan kerja dan kesempatan berkarya antara kaum laki-laki dan kaum perempuan?
- Bagaimana seharusnya Gereja mempraktekkan kesetaraan peran laki-laki dan perempuan dalam organisasi bergereja?
NAS PEMBIMBING: 1 Petrus 4:10
POKOK-POKOK DOA
- Untuk kemampuan laki-laki dan perempuan dalam bekerja sebagai tim.
- Sistem organisasi Gereja yang memberi kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam peran sebagai pengambil keputusan.
- Jemaat terhindar dari masalah perceraian.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian masuk: KJ No.10:1-2
Sesudah ayat pembimbing: KJ No.424:2
Sesudah Pengakuan dosa: KJ No.239:1
Sesudah Berita Anugerah: KJ No.443:1
Sesudah Pemb.Alkitab: KJ No.54:1
Sesudah Pengakuan Iman: KJ No.378:1
Persembahan: KJ No.466a:1-6
Nyanyian Penutup: KJ No.448:1-3
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.