MTPJ 17 Agustus 2019 HUT Ke-74 Proklamasi

0
1329
TEMA:Kemerdekan yang Saling Membebaskan

BACAAN ALKITAB : Ulangan 15:12-18

Saudara-saudara yang kekasih,

Kita bersyukur kepada Tuhan Allah Pencipta langit dan bumi karena hari ini kita merayakan Hari Ulang Tahun ke-74  kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan Indonesia  tidaklah  mudah  di Proklamirkan  oleh Sukarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini terjadi melalui perjuangan para Pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya supaya  Indonesia  tidak lagi diperbudak dan dijajah oleh bangsa  lain.

Dalam suasana kemeriahan kemerderkaan ini, kita diperhadapkan dengan pembacaan Alkitab Ulangan 15:12-18  dimana umat Israel diberikan kesempatan untuk penghapusan hutang dan pembebasan budak yang walaupun hal ini bukanlah suatu perkara yang gampang untuk dilakukan. Budak yang telah bekerja dalam lingkungan sebangsanya selama enam tahun harus dibebaskan dan tidak boleh pulang dengan tangan kosong.  Bangsa Israel tidak diperbolehkan melepaskan budak-budak mereka tanpa perbekalan yang memadai (ay 12-13).  Kasih akan sesama (bnd Imamat 19:18) menuntut bangsa Israel  memberikan  makanan  yang cukup  kepada mereka sehingga mereka bisa bertahan hidup sampai mereka mendapatkan pekerjaan baru.  Kemurahan hati yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel hendaknya dipraktekkan kepada budak dengan memberikan mereka kambing domba, gandum dan anggur sebagai bentuk penghargaan sehingga kebutuhan mereka harus terpenuhi (ay 14). Pada waktu pembebasan budak, tuan dituntut memberikan perlengkapan yang layak agar hambanya dapat mulai hidup baru. Waktu enam tahun adalah waktu yang cukup untuk membayar hutang mereka pada orang yang memperbudak mereka. Biasanya orang jadi budak karena hutang.  Hal  ini sebenarnya mengingatkan bangsa Israel yang pernah mengalami perbudakan dengan penderitaan yang sangat luar biasa di tanah Mesir, tapi dengan kemurahan Tuhan mereka boleh dibebaskan  dan keluar dari sana (ay 15). Musa yang dipakai oleh Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah yang sudah dijanjikan Tuhan, walau ia hanya sampai di gunung Nebo untuk memandang tanah yang dijanjikan Tuhan kepada umat Israel.  Dalam ayat 16 ada budak diberikan kebebasan untuk memilih apakah tetap menjadi budak atau tidak. Ternyata ada yang tetap menjadi budak dan mencintai keluarga dan masih senang tinggal bersama tuannya walaupun ada tanda untuk budak tersebut yaitu di bawah ke pintu rumah dan di tindik telingganya sehingga menjadi budak seumur hidup. Hal ini pula berlaku  bagi budak perempuan. Untuk membebaskan seorang budak harus dengan tulus hati tidak boleh bersunggut-sunggut dan merasa kesal sebab mereka telah menjadi budak selama enam tahun dan telah memberi  tuannya jasa dua kali upah seorang pekerja harian seorang pelayan. Bangsa Israel melakukan pembebasan budak sebagai wujud pemberlakuan perintah Tuhan. Perintah Tuhan tidak boleh diabaikan karena dengan melakukannya maka Tuhan Allah akan memberkati segala usaha mereka (ay 17-18).

 

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan

Bangsa  Indonesia  masih sering diterpa seperti  adanya diskriminasi terhadap seseorang maupun kelompok tertentu, intoleransi yang menganggap agamanya  yang benar sedangkan yang lain salah,  kekerasan yang dipraktekan oleh oknum atau kelompok yang membuat orang lain diperbudak, orang miskin sering mengalami ketidakadilan dari majikannya, media sosial  dijadikan alat untuk menghina dan memperbudak seseorang. Kita diingatkan oleh Paulus dalam Kolose 3:11 “ dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbara tau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu”.

Dengan makna  kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 sebagai peringatan melawan kuasa penjajahan dan diskriminatif, maka sebagai umat Kristen, mari kita sambut peristiwa proklamasi kemerdekaan ini sebagai anugerah agung Allah bagi bangsa dan pribadi sehingga kita dapat membagi dan memaafkan orang yang bersalah kepada kita serta dapat menanggung bebannya yang berkekurangan dan menderita. Pemberlakuan kemerdekaan yang saling membebaskan akan terwujud bila kita saling peduli dengan sesama manusia. Dalam hal inilah Tuhan Allah akan memberkati segala usaha kita. Bersama dengan umat sebangsa kita menyambut anugerah Allah ini dengan bersyukur atas kemerdekaan yang Tuhan Allah berikan kepada kita sebagai gereja. Karena itu kita bersyukur atas anugerah kemederkaan untuk membebaskan orang lain, sebab sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang membebaskan, dan tidak menghendaki adanya penjajahan terhadap sesama manusia*. Amin.