MTPJ 18 – 24 Agustus 2019

0
5835
TEMA BULANAN :“Peran Gereja Dalam Menghadirkan Tanda-tanda Kerajaan Allah”
TEMA MINGGUAN :Pemerintah adalah Hamba Allah”

BACAAN ALKITAB : Roma 13 : 1-7

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Pemerintah diartikan sebagai sistem yang  menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik suatu negara. Definisi ini menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuannya adalah untuk menciptakan kedamaian, keteraturan, keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Gereja dan pemerintah merupakan dua lembaga yang berasal dari Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Orang Kristen memiliki dua kewarganegaraan yaitu  sebagai warga negara dan warga Kerajaan Allah. Sebagai warga negara, orang Kristen dipanggil untuk taat kepada pemerintah. Ketaatan warga gereja terhadap pemerintah tidak terpisahkan dari panggilan dan misi-Nya. Sebagai warga Kerajaan Allah, gereja tidak boleh kehilangan suara kenabiannya terhadap pemerintah jika menyimpang dari tujuannya.

Allah menetapkan pemerintah sebagai hamba Allah untuk melaksanakan keadilan, menegakkan hukum dan  melindungi yang baik di dalam masyarakat. Walaupun pada kenyataannya ada pemerintah yang jahat, itu bukan institusinya tetapi orangnya yang jahat. Pada saat pemerintah menuntut sesuatu yang bertentangan dengan Firman Allah,  maka orang Kristen harus lebih menaati Allah daripada manusia (Kisah 5:29).

Sebagai upaya menindaklanjuti panggilan profetis (kenabian) gereja dalam membangun bangsa dan  mengembangkan sikap positif warga gereja terhadap pemerintah  maka tema minggu ini  “Pemerintah adalah hamba Allah”.

 

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Paulus menulis surat Roma di masa pemerintahan Nero menjadi Kaisar Romawi tahun 54-68 M. Ia bersikap sangat kejam terhadap orang Kristen. Kendati demikian, Paulus menasehati orang Kristen bersikap baik, bahkan  takluk kepada pemerintah.

Kata “takluk” (Yun hupotasse-taat, patuh) berarti menaati atau tunduk. Juga menunjukkan sikap yang patut dari seorang Kristen kepada Allah (Yakobus 4:7), gereja kepada Kristus (Efesus 5:24), pemimpin gereja (1 Korintus 16:16), dan budak kepada tuannya (1 Petrus 2:18). Melawan pemerintah sama dengan melawan ketetapan Allah. Tindakan jahat ini mendatangkan hukuman Allah atas dirinya. Ketaatan kepada pemerintah bukan hanya untuk menghindari murka Allah melainkan juga oleh dorongan suara hati yang meneguhkan tindakannya. (ayat 1-2)

Paulus mengingatkan supaya jemaat takluk atau taat kepada pemerintah (Yun. exousia: penguasa duniawi). Takluk dalam arti mengakui otoritas pemerintah dan mematuhi segala peraturan serta undang-undang yang ditetapkannya. Penekanannya bahwa pemerintah berasal dari Allah yang ditetapkan-Nya untuk kebaikan manusia, yaitu: menjalankan keadilan, menyelesaikan pertikaian, melindungi orang yang tidak bersalah, menghukum yang melanggar aturan dan menjaga ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Selaku warga negara wujud ketaatan pada pemerintah adalah  berbuat baik, yakni: taat pada peraturan/undang-undang dan tidak usah takut terhadap kekuasaan pemerintah (ayat 3).

Dalam ayat 4-5, disebutkan dua kali bahwa pemerintah adalah hamba Allah, yang diberikan  hak dan otoritas untuk mengatur atau memerintah. Hamba Allah (Yun diakonos=pelayan) artinya pemerintah harus bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Ia harus melayani masyarakat dengan bersikap adil, melindungi kebaikan  dan menghukum orang yang berbuat jahat atau melanggar hukum.

Jemaat di Roma diingatkan juga untuk membayar pajak dan berbagai kewajiban lainnya dalam masyarakat. Kewajiban membayar pajak telah ditegaskan Yesus ketika orang-orang Yahudi mencobai-Nya dengan pertanyaan apakah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak? Jawaban Yesus adalah berikanlah kepada Kaisar  apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah (Matius 22:17,21) Jadi membayar pajak adalah kewajiban setiap warga kepada negara, karena pajak diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan demi kesejahteraan masyarakat. Para pemungut pajak disebut sebagai pelayan Allah (Yun –leitourgos), mereka tidak boleh memungut lebih dari apa yang sudah ditetapkan kepada masyarakat.

Akhirnya Paulus memberi nasehat supaya orang Kristen menghormati semua orang yang menjalankan kekuasaan atas nama Allah demi kebaikan manusia. Rasa hormat dan penghargaan kepada mereka yang berhak menerimanya  tidak melebihi rasa takut akan Allah (ayat 6-7).

Makna dan Implikasi Firman

Menaati pemerintah dengan menjadi warga negara yang baik adalah cara hidup yang patut dilakukan oleh orang Kristen. Ketaatan ini sesuai dengan kehendak Allah. Sebaliknya sikap melawan atau memberontak hanya akan menimbulkan berbagai persoalan.

Pemerintah sebagai hamba Allah harus berusaha dengan baik untuk mewujudkan tatanan hidup masyarakat yang damai, teratur, sejahtera dan berkeadilan bagi seluruh rakyatnya. Namun tidak ada pemerintah yang sempurna. Bagaimana pun baik atau buruknya pemerintah, orang percaya harus tetap menghormati mereka. Jika ada penguasa dalam lembaga pemerintah menyalahgunakan wewenang maka mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah sebagai pelayan-pelayan-Nya. Ungkapan pemerintah adalah wakil Allah tidak alkitabiah. Pernyataan ini mengindikasikan kecenderungan seseorang yang berkuasa merasa seperti Allah atau bertindak seperti Allah.

Memaknai perayaan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah harus mempertegas lagi visinya demi mengantar bangsa Indonesia untuk membangun dan mendatangkan sejahtera. Program strategis untuk pertumbuhan ekonomi, kemandirian pangan, pengembangan pariwisata, kelautan/perikanan, pendidikan dan kesehatan dari hulu ke hilir kiranya bermuara pada kesejahteraan masyarakat.

Pajak sebagai bagian dari pendapatan negara harus  dipergunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat dan kesinambungan pembangunan di segala bidang bukan untuk dikorupsi demi kepentingan pribadi.

Kendati setiap orang Kristen “takluk” kepada pemerintah bukan berarti ia kehilangan suara kenabiannya (profetis) terhadap pemerintah yang lalim, korup dan tidak adil. Gereja terpanggil untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek pembangunan bangsa dan terus mengingatkan pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good government) dan pemerintahan yang bersih (clean government). Adapun tugas gereja/orang Kristen terhadap negara/pemerintah antara lain: Mengkritisi dan menegur pemerintah yang lalim dan korup, mendoakan pemerintah yang mengatur dunia ini agar masyarakat dapat hidup tenang, memberikan pendampingan rohani bagi  para pejabat negara supaya hidup takut akan Tuhan.

Alkitab secara konsisten mengajarkan bahwa orang Kristen harus lebih takut kepada Allah daripada manusia. Kendati demikian penghargaan dan rasa hormat dari ketulusan hati  patut kita berikan sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah agar mereka mendapatkan keleluasaan bekerja  demi kebaikan manusia terutama demi kemuliaan nama Tuhan.

 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

  1. Apa yang dimaksud tentang pemerintah berasal dari Allah dan ditetapkan oleh-Nya menurut perikop bacaan ini ?
  2. Bagaimanakan peran pemerintah sebagai hamba Allah ?
  3. Bagaimana tanggungjawab orang percaya terhadap kewajiban membayar pajak kepada Negara

 

NAS PEMBIMBING: Titus 3:1

POKOK-POKOK DOA

  • Pemerintah sebagai hamba Allah
  • Partisipasi masyarakat dalam membangun bangsa
  • Bersikap hormat kepada pemerintah
  • Ketaatan membayar pajak

 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK III

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

Nyanyian Masuk: NKB No. 1 Hai Kristen, Nyanyilah

Pengakuan Dosa: NKB No. 13 O Allahku, Jenguklah Diriku

Berita Anugerah: NKB No. 21 Ku Diberikan Kidung Baru

Ses Doa Pembacaan Alkitab: KJ No. 53 Tuhan Allah T’lah Berfirman

Ses Pembacaan Alkitab: KJ No.52 Sabda Tuhan Allah

Persembahan : KJ No. 336      Indonesia, Negaraku

Nyanyian Penutup: NKB No.207 Taat, Setia, Bertekad Yang Bulat

 

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang