MTPJ 18 – 24 Februari 2018 Minggu Sengsara I

1
15322

TEMA BULANAN : “Penatalayan yang Memiliki Kapabilitas, Integritas dan Komitmen”
TEMA MINGGUAN : “Panggilan Untuk Ikut Menderita”
Bacaan Alkitab : 2 Timotius 2 : 1 – 13
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Di era postmodern ini manusia lebih suka mencari kesenangan diri sendiri, ia tidak mau susah apalagi menderita. Berbagai cara dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bukan hanya dengan cara yang baik saja, tetapi juga ada yang dengan cara yang tidak baik bahkan bertentangan dengan iman.

“Panggilan untuk ikut menderita” diangkat menjadi tema pere-nungan di minggu berjalan ini, ketika kita memasuki minggu-minggu penghayatan sengsara Yesus Kristus untuk memberikan pandangan, bahwa hidup kekristenan sekalipun mengalami ber-bagai tantangan, pergumulan dan persoalan yang sangat berat tidaklah membuat orang percaya kehilangan pegangan, melain-kan akan semakin kuat di dalam Tuhan. Perenungan ini juga sekaligus memberikan kita jawaban untuk tidak hanya mencari kesenangan sesaat dengan berbagai jalan pintas menuju keber-hasilan, tetapi perlu ada upaya, kerja dan ketaatan guna men-capai hasil yang maksimal.

Sebagai orang percaya, marilah kita tetap berjuang dalam hidup ini, sebab Tuhan Yesus menjanjikan penyertaan-Nya bagi setiap orang yang selalu mengandalkan-Nya pada setiap saat.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Bagian ini berada dalam satu kesatuan perikop dengan judul “Panggilan untuk ikut menderita” (2 Tim 2:1-13). Surat ini adalah Surat kiriman dari rasul Paulus kepada Timotius yang berisi nasihat pribadi, karena bagi Paulus, Timotius bukan hanya sekedar teman sekerjanya, tetapi sudah dianggap sebagai anak (Yun. Teknon. Inggr – offspring child, 1:2; 2:1). Nasehat itu adalah supaya Timotius tabah, berpegang pada ajaran yang benar, tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah, sekalipun menghadapi berbagai penderitaan.

Sebagai anaknya, Timotius diajak supaya menjadi kuat (Yun. Endunamou – dapat, bisa, sanggup, mampu, trampil) di dalam Kristus Yesus. Sebagai anak, Timotius diingatkan untuk meng-ambil contoh dari kehidupan Paulus, yakni: kepercayaannya ke-pada Kristus, ia tetap sabar, penuh kasih, tabah dalam pela-yanan, walaupun menderita dan mengalami penganiayaan bah-kan di penjara (1:8). Paulus hendak menekankan tentang pela-yanan yang sesungguhnya di dalam Tuhan Yesus dengan meng-gunakan tiga figur, yakni: (1) Seorang Prajurit. Sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus, maka ia tidak memusingkan (Yun. Empleketai) dirinya, dalam arti kata, ia bukan hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi ia mau melakukan yang terbaik sehingga ia berkenan kepada komandannya. (2). Seorang olahragawan Seorang olahragawan untuk meraih juara, selain giat berlatih tentunya perlu mengerti dan memahami serta melak-sanakan setiap peraturan dari jenis olahraga yang ia geluti, supaya ia tidak terkena diskualifikasi atau dikeluarkan dari pertandingan. Ketika sang atlet sudah berusaha, giat berlatih dan mengikuti setiap peraturan dengan baik dan benar, maka iapun akan ber-hasil untuk meraih kemenangan dan kepadanya akan diberikan mahkota sebagai juara. (3). Seorang petani. Sebagai seorang petani untuk dapat berhasil, maka ia perlu bekerja keras (bekerja keras, bekerja membanting tulang). Dan ketika ia mendapat hasil, maka ia yang pertama menikmati (Yun. metalambanein – mene-rima, memperoleh) hasil usahanya. Di atas semuanya itu, Tuhan sendiri yang akan memberikan pengertian dalam segala sesuatu.

Ketiga figur ini memberikan contoh dan panutan yang baik bagi Timotius untuk terus melakukan tanggung jawab kepelayanannya, dimana ia akan berlaku sebagai seorang prajurit yang militan, punya semangat juang, ia akan berlaku sebagai seorang olahragawan yang selalu giat berlatih dan mengikuti setiap aturan yang ada dan ia akan berlaku sebagai seorang petani yang rajin, bekerja dengan baik, sehingga akan menikmati hasil dari kepela-yanannya.

Makna dan Implikasi Firman

Memaknai minggu sengsara yang pertama ini, bacaan firman hendak mengajak kita sebagai orang percaya, untuk :

  • Membentuk kehidupan ini tetap kuat di dalam Tuhan; untuk menjadi kuat perlu proses, perlu pengorbanan baik itu berupa waktu, tenaga bahkan materi (uang). Proses menjadi kuat di dalam Tuhan butuh kerelaan untuk menderita, seperti ung-kapan Tuhan Yesus “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24). Pengharapan orang percaya adalah ketika proses itu berlangsung, maka ia merasakan penyertaan Tuhan, ia pasti akan berhasil, sehingga ia akan menjadi orang percaya yang kuat iman, teguh di dalam Tuhan.
  • Contoh dari seorang prajurit, seorang olahwagawan dan seorang petani yang dengan giat berusaha pasti akan berhasil. Mengapa tiga figur ini diangkat? Karena ini juga sangat erat berkaitan dengan orang percaya masa kini. Perlu sikap militan sebagai orang percaya yang tidak hanya mementingkan kepentingan diri sendiri (individualistis), keluarga bahkan kelompok tetapi yang mau berjuang, bekerja bahkan melayani dalam kejujuran dan ketaatan dengan tetap berpegang pada norma-norma hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Keberhasilan dan kesuksesan hanya bisa diraih dengan doa disertai usaha dan kerja keras. Seperti semboyan Presiden Indonesia “kerja, kerja, kerja”.
  • Ketika kita berada di masa raya Minggu Sengsara yang pertama ini, kita mempersiapkan diri, keluarga dan jemaat untuk menghayati makna sengsara Tuhan Yesus untuk menyelamatkan kita. Ia rela menanggung sengsara, dihina, dipukul, diludahi dan akhirnya mati di kayu salib, karena Ia begitu mengasihi kita. Ia juga memanggil kita untuk ikut merasakan penderitaan-Nya tersebut, dengan menyangkal diri dari kesenangan duniawi ini, mau berpuasa diakonal untuk membantu saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Maukah kita untuk melakukannya? Tentu dengan jawaban yang pasti, kita akan mengatakan “ya, dengan segenap hatiku”. Terpujilah nama Tuhan Yesus. Amin. 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Apa kata perikop 2 Timotius 2:1-13 tentang arti “Panggilan untuk ikut menderita”?
  2. Berikan contoh bentuk keterpanggilan untuk ikut menderita bersama Kristus, baik sebagai pelayan khusus maupun anggota jemaat! 

NAS PEMBIMBING : 2 Timotius 1:8 

POKOK-POKOK DOA

  • Menghayati kesengsaraan Yesus Kristus yang taat sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia.
  • Hendaknya setiap orang percaya mempunyai rasa keter-panggilan untuk ikut menderita bersama Kristus, rela menyangkal diri dan memikul salib.
  • Ketaatan sebagai orang percaya dalam menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan.    

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : MINGGU SENGSARA 1 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan: KJ. No.169 Memandang Salib Rajaku

Ses. Nas Pemb : NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus

Pengakuan Dosa: NNBT No. 11 Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa.

Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No.15 ’Hidup Yang Penuh Berbeban’

Ajakan Mengikuti Yesus di Jalan Sengsara : KJ No.375 Saya Mau, Ikut Yesus

Doa, Pembacaan Alkitab: NKB No.116 Siapa Yang berpegang

Persembahan      : KJ No. 362 Aku MilikMu, Yesus Tuhanku

Nyanyian Penutup: KJ No.183 Menjulang Nyata Atas Bukit Kala

ATRIBUT:

Warna dasar unggu dengan symbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.