MTPJ 18 – 24 Januari 2015

0
4268

TEMA BULANAN : “Hidup Untuk Menghidupkan”
TEMA MINGGUAN : “Hidup Dalam Kebebasan Yang Bertanggungjawab”
Bahan Alkitab: Yohanes 8:30-36; Zakharia 10:8-9

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Di zaman ini sering kita mendengar banyak orang yang menyerukan suatu kerinduan untuk hidup dalam kebebasan atau kemerdekaan. Hal itu dinyatakan baik dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi bahkan ada yang sampai pada bentuk peperangan. Keinginan untuk hidup dalam kebebasan memang telah menjadi bagian dari manusia itu sendiri. Sejak Allah menciptakan alam semesta yang terdiri dari langit dan bumi termasuk di dalamnya ada manusia unsur kebebasan begitu besar diberikan Allah kepada manusia. Dengan demikian konsep kebebasan sebenarnya bukanlah konsep manusia tapi konsep dari Sang Pencipta yaitu Allah Bapa di Sorga dalam Yesus Kristus. Kebebasan yang diberikan Allah adalah kebebasan yang  bertanggung-jawab. Peliharalah bumi dan taklukkan serta berkuasa bukan berdiri sendiri, semua itu paralel dengan perintah Allah yang memperingatkan supaya buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat jangan dimakan (Bnd. Kej 2:16). Ketika manusia melanggar dengan memakannya maka dari situlah dosa dimulai. Posisi manusia bukan lagi makhluk yang bebas tapi  telah menjadi manusia yang terikat pada dosa. Tuhan Yesus Kristus adalah sosok yang menentukan adanya suatu kebebasan. Konsep kebebasan Tuhan Yesus Kristus adalah keterlepasan umat manusia sebagai hamba dosa.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Injil Yohanes sebenarnya secara keseluruhan berisi pengajaran teologi tentang Kemesiasan Tuhan Yesus sebagai Anak Allah. Injil Yohanes dalam pengajaran sangat menitik-beratkan pada pemahaman dari sosok Yesus itu sebagai Anak Allah. Hal itu jelas pada bacaan Yohanes 8:30-36 yang memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai Anak Allah yang me-nentukan kebebasan bagi orang yang percaya. Perkataan Tuhan Yesus “jikalau kamu tetap dalam Firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku. Kata “Firman-Ku” menunjuk pada diri Yesus (band. Yoh.1:1,14). Pada mulanya adalah firman, firman yang telah menjadi manusia, kata firman-Ku (Yunani: Logos)telah menjadi suatu pengesahan bahwa Yesus adalah Firman itu. Pengakuan murid Tuhan Yesus dalam bagian ini sangat ditentukan pada sikap mereka dalam melaksanakan ajaran-ajaran dari Tuhan Yesus Kristus. Kesetiaan dalam melaksanakan ajaran Tuhan Yesus ternyata menjadi pintu masuk seseorang mengenal dan mengetahui kebenaran (band. Yoh.14:16 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”), dan kebenaran Yesus inilah yang menentukan seseorang memperoleh kemerdekaan. Konsep kebebasan Tuhan Yesus pada bagian ini coba dibandingkan dengan konsep Abraham. Perkataan “Kami” adalah keturunan Abraham lebih pada pernyataan bahwa sebagai orang Yahudi mereka adalah keturunan Abraham. Mereka itu adalah keturunan yang steril terhadap dosa. Hal itu didasarkan perbuatan-perbuatan Abraham, kesetiaannya kepada Allah di masa lampau dilihat sebagai awal kemerdekaan orang Yahudi (band. Roma 4:2, Yak. 2:21). Tuhan Yesus memberi penegasan kembali tentang realitas dosa itu tidak dapat dipengaruhi oleh suatu tradisi Abraham, tapi realitas dosa itu selalu mengarah pada perbuatan manusia. Manusia cenderung dikuasai oleh dosa, karena itu manusia dikenal sebagai hamba dosa. Predikat sebagai hamba dosa otomatis mengikat manusia pada keterbatasan. Pelukisan “hamba yang tidak tinggal tetap dalam rumah dan Anak yang tinggal tetap dalam rumah” lebih pada penyataan  perbedaan antara hamba dan anak itu, dimana hamba itu digambarkan sebagai oknum yang berada pada situasi yang penuh ketidakpastian atau ketidakkekalan. Sedangkan posisi Anak lebih pada kepastian, kekuasaan dan jaminan. Posisi hamba sulit untuk mengubah sesuatu apalagi memberi kebebasan, tapi posisi Yesus sebagai Anak dapat mengubah dan menentukan karena kekuasaan-Nya sebagai Anak. Pernyataan ini sebenarnya telah menggambarkan siapa Abraham itu. Dia hanya hamba sedangkan Tuhan Yesus adalah Anak itu. Jadi kekuasaan ada pada Yesus Kristus yang dapat melakukan apa saja termasuk memberi  kebebasan dan kemerdekaan bagi manusia.

Kitab Zakharia diperkirakan ditulis pada dua dekade yaitu: pertama, pasal 1-9, ± 520-518 SM,  kedua, pasal 9-14, ± 480-470 SM. Zakharia 10:8-9 pada intinya menceritakan tentang situasi umat Tuhan pasca pembuangan di Babel di era kekuasaan bangsa Persia-Media. Kehidupan umat Tuhan sebagai bangsa yang terjajah, dengan hidup sebagai sebagai budak di tanah asing adalah sesuatu yang menyengsarakan. Penganiayaan, penindasan, kesewenang-wenangan diakui terus-menerus terjadi, ibarat kata “tiada hari tanpa paksaan dan kekerasan dari sang penguasa.” Keinginan Allah untuk membebaskan umat ternyata telah menjadi berita yang sungguh indah bagi umat Tuhan. Kenapa? Karena di dalam perkataan Allah ini telah tergambar suatu masa depan yang baru yang sangat menjanjikan. Kata-kata “Aku akan bersiul, memanggil, mengumpulkan, membebaskan, menyerakkan” telah menjadi kata-kata kunci tentang beberapa hal :

  1. Inisiatif Allah yang ingin membebaskan dan menolong       umat Tuhan dari penderitaan mereka.
  2. Penyataan tentang pemerintahan Allah yang berkuasa yang akan menghentikan segala bentuk penderitaan yang      dialami umat Tuhan yang disebabkan oleh pemerintahan
  3. Pembebasan Allah terhadap manusia pada dasarnya telah mengandung unsur pengampunan terhadap dosa umat Israel, sekaligus juga telah berisi janji pemulihan   terhadap bangsa Israel.

Dengan demikian Zakharia 10:8-9 secara keseluruhan, tengah melukiskan prosesi pembebasan Allah terhadap umat Israel  baik sebagai budak bangsa Persia-Media, tapi juga sebagai bentuk pembebasan terhadap dosa umat Israel.

Makna dan Implikasi Firman

Kebebasan, kemerdekaan, kelepasan adalah sesuatu yang amat didambakan oleh manusia, karena itu manusia dengan berbagai cara berusaha untuk memperolehnya. Mengapa demikian? Karena kebebasan itu telah dilihat sebagai kebutuhan setiap orang di dunia ini( Hak asasi ). Manusia tak akan pernah merasakan kemanusiaannya jika tidak berada dalam kebebasan itu. Yohanes melihat kebebasan itu dalam kaitan dengan ketaatan kepada Allah dalam hal ini Yesus Kristus, bahkan lebih dari pada itu kebebasan bukan dilihat lagi sebagai usaha manusia, tapi kebebasan telah dilihat sebagai anugerah dari Allah bagi orang-orang percaya. Kebebasan yang adalah anugerah Allah ini menjadikan orang percaya sebagai orang-orang yang tidak dapat lagi dikuasai oleh dosa, sebaliknya orang-orang yang tidak percaya pada Yesus Kristus, maka mereka akan terus dikuasai oleh dosa dan menjadi  hamba dosa. Kebebasan yang memerdekakan tak akan dapat diperoleh jika tidak hidup pada ajaran dan kebenaran dari Yesus Kristus. Kebebasan dan kemerdekaan yang dianugerahkan Allah selalu menuntut ketaatan, kesetiaan yang di dalamnya mengandung kasih, peng-ampunan, pemulihan dan keselamatan.

Dewasa ini sering terdengar tentang pengajaran-pengajaran yang menyangkut topik kebebasan atau kemerdekaan dengan segala macam yang melatarbelakangi. Hal itu bisa benar tapi bisa juga tidak benar. Kenapa?  Sebab kebebasan yang sering ditawarkan dunia ini biasanya bersifat sementara, tidak kekal. Lain halnya dengan kebebasan yang ditawarkan Allah yang sifatnya kekal. Kebebasan manusia sering dilatarbelakangi oleh berbagai keinginan harta, jabatan, kedudukan, serta kekayaan. Kebebasan yang ditawarkan manusia bukan kebebasan yang memerdekakan malah justru kebebasan yang mengikat pada suatu kepentingan pribadi, kelompok atau organisasi. Tuhan Yesus menawarkan kebebasan yang tidak dapat dipengaruhi dunia, kebebasan yang bersifat kekal, kebebasan yang membuat manusia hidup dalam suka cita tanpa tekanan, siksaan, ataupun penderitaan, dan itulah kebebasan yang sesungguhnya.

 

PERTANYAAN DISKUSI

  • Apa makna pembebasan menurut kitab Yohanes 8:30-36 dan Zakharia 10 :8-9.
  • Bagaimana praktek pembebasan yang anda lihat di masyarakat diperhadapkan dengan makna pembebasan menurut Yohanes 10:30-36 dan zakaria 10:8-9,berikanlah tanggapan saudara.

NAS PEMBIMBING: Yesaya 9 : 1 

POKOK-POKOK DOA

  • Bagi Bangsa Indonesia agar tetap menjadi bangsa yang merdeka.
  • Orang-orang yang berada dalam berbagai bentuk penderitaan, penindasan, penganiayaan serta keseng saraan hidup.
  • Bangsa-bangsa yang masih hidup dalam berbagai peperangan,dan konflik antar suku ,ras serta agama.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK  III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian Masuk: KJ No. 354

Sesudah Nas Pembimbing: Jalan Hidup Orang Benar

Pengakuan Dosa & Pemb Anugerah Allah: NKB No. 17

Sesudah Pembacaan Alkitab: KJ No. 356

Sesudah Pengakuan Iman: NKB No. 72

Persembahan: KJ No. 392

Penutup: KJ No. 416 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:

Warna dasar putih dengan simbol lilin dan palungan.