MTPJ 18 – 24 Juni 2017

0
5271

TEMA BULANAN : “Gereja yang Mencerdaskan”
TEMA MINGGUAN : “Pendidikan Berawal dari Keluarga”
Bahan Alkitab : Lukas 2:41-52
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Emile Durkheim dalam buku Dictionary of Education mendefinisikan pendidikan sebagai pengaruh yang dilaksanakan oleh orang dewasa atas generasi yang belum matang untuk penghidupan sosial. Pendidikan merupakan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk perilaku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah proses timbal balik dari tiap pibadi manusia dalam dirinya dengan lingkungan hidupnya.

          Sementara itu keluarga adalah kesatuan unit terkecil di dalam masyarakat. Jadi, pendidikan dalam keluarga adalah proses pembentukan mental dan tingkahlaku seorang anak manusia secara berkesinambungan dalam unit terkecil di dalam masyarakat. Sejatinya pendidikan dimulai dalam keluarga, sebab keluarga berperan penting dalam pendidikan yakni sebagai peletak dasar bagi seorang anak untuk mempelajari banyak hal. Hal-hal tersebut antara lain bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, menyatakan keinginan dan perasaan, menyam-paikan pendapat, bertutur kata, bersikap, berprilaku, hingga bagaimana menganut nilai-nilai tertentu sebagai prinsip dalam hidupnya. Dengan kata lain, pendidikan dalam keluarga adalah segala usaha yang dilakukan oleh orangtua untuk membantu perkembangan seorang anak untuk bertumbuh secara utuh (holistik). Untuk itu Pendidikan yang baik haruslah berawal dari keluarga. (Band. Ulangan 6: 7)

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Pertumbuhan Yesus sebagai anak tidak lepas dari peranan Yusuf dan Maria sebagai orang tua. Yusuf dan Maria memperlihatkan figur orang tua yang taat kepada tradisi keagamaan dan perintah Allah bagi umat Allah, dimulai ketika Yesus disunat pada hari ke delapan ( Lukas 2:21). Perayaan Paskah dalam nats ini adalah salah satu diantara tiga hari raya  yang selalu dirayakan umat Yahudi setiap tahun (hari raya roti tidak beragi/ Paskah, hari raya tujuh minggu dan hari raya pondok daun). Menurut hukum Yahudi mengharuskan setiap laki-laki dewasa pergi ke Yerusalem untuk ketiga hari raya tersebut ( Keluaran 23: 14-17, Ulangan 16: 16). Yusuf dan Maria datang pada salah satu perayaan terpenting yaitu Paskah (ayat 41), yang kemudian diikuti selama seminggu dengan hari raya roti tidak beragi sebagi tanda peringatan orang Israel dibebaskan dari Mesir (Keluaran 12 : 29-30). Yesus yang sudah berusia 12 tahun dibawa oleh Yusuf dan Maria ke Yerusalem karena dianggap layak (ayat 42), untuk  mempersiapkan Yesus sebagai anak Taurat (Aram: “Bar Mitzvah”), sebab bagi umat Yahudi, anak yang sudah memasuki usia 13 tahun dianggap sebagai anak Taurat dan belajar hukum Taurat hingga dewasa. Yusuf dan Maria ”membiarkan” Yesus berjalan sendiri yang mungkin bersama kelompok lain. Di sini tampak bahwa sebagai orang tua Yusuf dan Maria mendidik kedewasaan Yesus dengan “membiarkan” Dia untuk berjalan sendiri, namun sikap ini tetap disertai tanggung jawab dan pengawasan dari mereka, itu nyata ketika Yesus tidak berada bersama dengan  rombongan yang pulang, sebagai orang tua Yusuf dan Maria akhirnya memutuskan untuk kembali mencari-Nya, sebagai wujud tanggung jawab dan ikatan cinta kasih diantara mereka, bahkan ketika mereka menemukan Yesus ada di bait Allah, unsur kasih kedekatan ini tercermin dari respon Maria yang tampak cemas dengan mengatakan “nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau” (ayat 48), jawaban Yesus sangat sederhana tetapi matang“ mengapa kamu mencari Aku?, tidakkah kamu tahu aku harus berada- dirumah Bapa-Ku? (Yunani: ”en tois tou patros mou”) ( ayat 49).

Kehangatan kasih sayang itulah yang mewarnai pertum-buhan Yesus dalam pelayanan, perasaan-Nya sangat peka terhadap orang lain, hatinya penuh dengan kehangatan kasih sayang. “Maria menyimpan semua perkara itu dalam hatinya” (ayat 51), dalam arti Maria menggumuli dan merenungkan semua peristiwa tersebut. Yesus tetap hidup seperti orang biasa yaitu membantu Yusuf ayah-Nya menjadi seorang tukang kayu (band. mat 13: 55a ), “makin bertambah besar dan bertambah besar Hikmat-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”(ayat 52). Yesus terus belajar dalam kehidupan-Nya sebagai dasar pertumbuhan pribadi-Nya, bertumbuh didalam hikmat, sehingga siap menyongsong masa depan pelayanan-Nya, dan  semua hal yang Ia sampaikan dapat diterima oleh Allah dan manusia.

Makna dan Implikasi Firman

  • Pendidikan dalam keluarga, mutlak diberikan kepada seluruh anggota keluarga dengan tujuan untuk menunjang proses kehidupan bagi perkembangan hidup anak dan orang tua, dalam menjalani hidup yang baik dan ber-bahagia. Keluarga adalah kekayaan yang tidak ternilai, sebab keluarga merupakan tempat segala kasih sayang dan saling berkomunikasi antar anggota keluarga, mencip-takan sebuah ikatan batin yang tidak dapat dipisahkan. Tanggungjawab orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak.
  • Pertumbuhan seorang anak menjadi dewasa, dengan berperilaku yang baik dan memiliki spiritual dan intelektual yang tinggi, tidak lepas dari peran orangtua dalam pendidikan di tengah keluarga. Orang tua harus aktif dalam mendidik, membimbing dan menasehati dengan ketulusan hati, agar anak dapat dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan, berbudi pekerti luhur, memiliki pengeta-huan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, mandiri serta bertanggungjawab kepada masyarakat dan bangsa terlebih kepada Tuhan.
  • Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepri-badiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam masyarakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidikan merupakan suatu perbuatan sosial  yang mendasar  untuk pertumbuhan atau perkembangan anak didik, menjadi manusia yang mampu berpikir dewasa dan bijak.
  • Orang tua sebagai lingkungan terdekat, pertama dan utama dimana anak berinteraksi, menjadi lembaga pen-didikan yang tertua, artinya di sinilah dimulai suatu proses pendidikan sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama karena sebagian besar kehidupan anak berada dalam lingkungan keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak- anak ada dalam lingkungan keluarganya.
  • Anak-anak Kristen haruslah menjadi orang yang bijaksana dengan menggunakan setiap kesempatan untuk menda-patkan pengetahuan rohani, supaya tidak mudah terpe-ngaruh dengan kehidupan duniawi dan mengambil teladan dari apa yang dilakukan Yesus. Menjadi orang yang bertanggungjawab kepada Tuhan meskipun usia masih muda dan tetap merenungkan apakah hidup sudah sesuai dengan kehendak Tuhan, apakah sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang telah diajarkan Yesus.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

1  Bagaiamana cara Yusuf dan Maria mendidik Yesus, sebagaimana yang diceritakan  dalam perikop Injil Lukas 2: 41- 52

  1. Apakah cara Yusuf dan Maria mendidik Yesus, masih dapat diterapkan di zaman sekarang ini? Bagaimana pendapat saudara ? 

NAS PEMBIMBING: Amsal 3:1-4 

POKOK-POKOK DOA:

  • Syukur atas kasih setia Tuhan dalam perjalanan GMIM dalam tugas Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen
  • Anak – anak mencintai Pendidikan
  • Tanggung jawab setiap orang tua dalam pendidikan ditengah- tengah keluarga
  • Program Gereja dalam bidang Pendidikan dan Pekabaran Injil.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian  Masuk : NNBT No.4 Naikan Doa Pada Allah

Ses Pengakuan Dosa : NNBT No.9  Ku Akan Selalu Bersyukur

Ses Berita Anugerah Allah:  NKB No. 34 Setia-Mu Tuhanku Tiada Bertara

Ses Pembacaan Alkitab: NKB No.119. Nyanyikan Lagi Bagiku

Persembahan :NNBT No. 15  Hai Seluruh Umat Tuhan

Nyanyian Penutup : NNBT No.34. Tuhanlah Perlindunganku

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here