TEMA BULANAN : “Berdemokrasi dalam kemenangan Kristus ”
TEMA MINGGUAN : “Menjalani hidup yang ber-kemenangan”
Bahan Alkitab : Ulangan 20: 1-4; 2 Korintus 2:14-17
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Berdasarkan tema bulan Mei 2014 ini “Berdemokrasi dalam Kemenangan Kristus” yang dijabarkan dalam tema mingguan: “Menjalani hidup yang berkemenangan” diharap-kan dapat memberi makna untuk menghayati hasil Pesta Demokrasi. Di dalamnya orang-orang percaya telah meng-gunakan hak pilihnya dan bahkan telah berkompetisi yang baik untuk menentukan pilihan. Disadari bahwa pesta demokrasi yang telah dilaksanakan tak lepas dari berbagai persoalan yang dapat mengakibatkan perpecahan di antara anggota keluarga, kolom, jemaat dan masyarakat. Realitanya bahwa ada yang menang dan ada yang kalah, ada yang menyikapi secara negatif dan ada yang menyikapi secara positif.
Kemenangan Kristus atas kuasa dosa dan maut dengan melewati penderitaan yang super hebat kiranya menerangi orang percaya dalam suatu kompetisi berdemokrasi yang sehat dan terpuji, sebagai tanda dari hidup yang ber-kemenangan dalam Kristus, baik itu dalam kehidupan bergereja maupun dalam bermasyarakat. Peristiwa kebang-kitan Kristus merupakan tanda kemuliaan Allah dan kemenangan bagi orang percaya. Hidup berkemenangan dalam Kristus adalah hidup yang dipimpin oleh Kristus, memberitakan Injil melalui kata dan perbuatan dalam kemurnian, kerendahan tetapi juga keberanian sehingga menjadi berkat bagi banyak orang.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)
Surat 2 Korintus ditulis pada saat perjalanan ketiga Paulus untuk memberitakan Injil (tahun 57M). Saat itu, ia dengan gigih menjawab semua serangan terhadap pribadi, ajaran dan kewibawaan rasulinya. Betapa licik lawan-lawannya yang berusaha mempengaruhi jemaat di Korintus untuk berpaling dari ajaran Paulus dan menolak kerasulannya. Paulus yang pernah hidup dan bekerja di antara para pengikut Kristus di Korintus mengirim surat untuk memberikan kekuatan kepada jemaat supaya ber-pegang teguh pada pengajarannya dan senantiasa hidup dalam ketaatan. Ia juga berupaya memberikan pembelaan (apologet) terhadap status kerasulannya.
Bagi Paulus Allah-lah yang telah membawa mereka dalam jalan kemenangan-Nya, yakni kemenangan yang diperoleh melalui kematian dan kebangkitan Kristus sekali-pun berhadapan dengan pergumulan dalam pelayanan. Paulus bersyukur sekaligus menegaskan bahwa Allahlah yang telah memberikan kuasa kepada mereka untuk menyebarkan keharuman pengenalan akan Tuhan di mana-mana.
Resiko pelayanan yang berat dan menantang tidak menyurutkan semangat kerasulannya untuk memberitakan Kristus yang mati dan bangkit. Dalam 2 Korintus 1:5 Paulus menulis, “Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan yang berlimpah-limpah”. Ketika Allah memberikan penghiburan berlimpah-limpah, saat itulah seseorang mengalami hidup ber-kemenangan. Kemenangan karena kuasa Allah, membuat Allah dimuliakan dalam pelayanan Paulus (ayat 14).
Kuasa Kristus yang bekerja dalam pelayanan menghasilkan dampak yang sepadan dengan respons orang terhadap Injil. Bau yang harum dari Kristus, menunjuk pada pelayanan pemberitaan Injil oleh Paulus dan teman-temannya, yang dapat membawa akibat menghidupkan bagi yang merespons Injil tetapi membinasakan bagi yang menolak. Bagi Allah pelayanan Paulus dan teman-temannya menyenangkan, tetapi kepada manusia mengakibatkan kehidupan atau kematian.
Pertanyaan: siapa yang sanggup melakukan tugas pemberita Injil yang punya resiko yang besar itu? Kesanggupan yang Paulus miliki berasal dari Tuhan. Bukan cuma kesanggupan memberitakan Injil tetapi hidup dalam kemurnian. Paulus menyadari bahwa kesanggupan berkata-kata tentang Injil juga dimiliki oleh orang lain tapi dengan motivasi yang berbeda. Motivasi untuk mencari keuntungan menimbulkan bau kematian (suatu sindiran terhadap guru/rasul palsu). Paulus membedakan pelayanannya sebagai rasul dengan rasul palsu, yang hanya mengejar keuntungan. Paulus dan teman-temannya menjalani kehidupan dalam Kristus, dalam hal berbicara dan bersaksi atas dasar Perintah Allah (ayat 17).
Perikop Ulangan 20:1-4 ini adalah bagian dari pidato perpisahan Musa yang kedua kepada umat Israel sebelum memasuki tanah Kanaan. Bagian ini menekankan tentang bagaimana mereka harus hidup sebagai umat yang taat dan percaya akan pertolongan Allah. Kekuatan kuda dan kereta serta prajurit yang banyak belum tentu menentukan kemenangan sebab kemenangan berasal dari Allah. Musa perlu mengingatkan umat bagaimana Allah memimpin mereka di padang gurun untuk membangkitkan semangat dan kepercayaan umat terhadap pertolongan Allah, supaya hati mereka tidak menjadi lemah, takut, gentar dan gemetar, menghadapi musuh. Musa juga mengingatkan peran imam sebagai pemimpin yang harus terus meyakinkan umat bahwa Allah yang akan menyertai dan memberi kemenangan.
Makna dan Implikasi Firman
Rasul sekaliber/sehebat Paulus sangat mengakui kuasa Injil Kristus yang bekerja atas dirinya sehingga meski terkadang harus mengalami pelayanan yang sukar dan penuh tantangan, ia tetap tabah dan setia. Kerendahannya, ke-relaannya dan pengorbanannya ketika berhadapan dengan fitnah dan sikap yang jahat dari rasul-rasul palsu menjadi bau yang harum bagi Kristus yang dimuliakan dalam pelayanan-nya. Ia mengkritik pemberita Injil lain yang berapi-api menyebarkan Injil tapi hanya untuk mencari keuntungan dari firman Allah. Kristus tidak lagi diberitakan dengan maksud-maksud yang murni tetapi dengan maksud yang palsu. Jangan–jangan ketenaran dan kesombongan seperti itu telah menjadikan kesaksian dan pelayanan gereja dan hamba-hamba–Nya tidak lagi menjadi “bau harum” Kristus di mana-mana. Menjadi kaya atau bertambah makmur telah menjadi tujuan pelayanan dari sebagian pemberita Injil. Jangan-jangan bau busuk itu ada di sekitar pelayanan kita. Dan jika ada sesungguhnya hal itu telah mencemarkan kemurnian pelayanan gereja.
Di masa raya Paskah ini, pelayan dan warga gereja diajak untuk introspeksi diri dalam rangka menjalani hidup ber-kemenangan. Tugas gereja adalah membuang bau busuk (fitnah, kemunafikan, cinta uang dan jabatan) yang meng-hambat pertumbuhan iman. Dengan demikian yang tercium adalah bau harum Kristus (kerendahan, kemurnian) yang membuat banyak orang percaya dan mencari Dia. Gereja harus memiliki semangat dan keberanian untuk berperang melawan segala hal yang membuat umat tidak berjalan lagi pada jalan kemenangan. Rasul Paulus meyakini hidupnya ada di jalan kemenangan oleh karena kegigihannya melayani sekalipun menghadapi berbagai cobaan yang menantang. Ia juga berupaya sekuat tenaga untuk menjaga kemurnian pelayanannya.
Hidup ini terkadang seperti sekumpulan kesulitan dan pergumulan yang bisa membuat semangat memudar ataupun membuat kita takut. Tetapi pengalaman hidup umat Israel menuntun kita untuk percaya pada kekuatan Allah. Bahwa Allah menuntun dan menyertai merupakan jaminan yang luar biasa untuk suatu kemenangan (seperti yang diingatkan Musa dalam Ulangan 20:1-4).
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa yang dimaksudkan dengan bau harum dalam teks bacaan saati ini ?
- Bagaimana saudara memahami hidup berkememangan menurut bacaan Alkitab saat ini ?
- Sejauh mana Gereja, sercara peribadi dan organisasi ( pun sebagai pelayan Khusus ) telah mejalani hidup yang bekemenangan itu ?
NAS PEMBIMBING : Yohanes 16: 33b
POKOK-POKOK DOA
- Berdoa untuk Karya Allah yang besar yang memberi kemenangan atas kuasa dosa dan maut.
- Berdoa agar pelayanan gereja di masa kini dijauhkan dari “bau busuk” yang mendatangkan kebinasaan tetapi supaya menimbulkan keharuman nama Kristus di mana-mana.
- Berdoa bagi jemaat dalam menjalani hidup berke-menangan di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Berdoa agar jemaat jangan terpengaruh dengan penginjilan yang hanya mencari keuntungan material
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Kemuliaan Bagi Allah : NNBT No. 3
Ses Doa Penyembahan: KJ. No. 397:1,3
Pengakuan Dosa: NKB No. 10
Ses Berita Anugerah Allah : NKB no. 17
Ses Puji-pujian: NKB No. 3
Ses Pembacaan Alkitab : KJ.No. 53:1,2 “
Ses Pengakuan Iman: KJ No. 1
Persembahan: KJ No.194
Nyanyian Penutup : “TABAH DAN SETIAWAN”
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :
Warna dasar putih dengan simbol salib berwarna kuning dan setangkai bunga bakung yang sedang mekar