MTPJ 18 – 24 September 2016

0
4401

TEMA BULANAN: “Gereja yang Mengutuhkan”
TEMA MINGGUAN: “Gereja yang Membawa Kabar Bahagia”
Bahan Alkitab : Matius 5:1-12
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Apakah kita selaku Gereja Tuhan sudah sepenuhnya melaksanakan tugas membawa kabar bahagia bagi semua orang? Ataukah kita masih terkendala dengan berbagai per-soalan internal Gereja? Tentu kita sepakat bahwa apapun pergumulan yang ada, maka sebagai orang percaya kita harus membawa kabar bahagia, yaitu keselamatan dari Allah yang membawa hidup yang kekal

          Membawa kabar bahagia adalah tugas panggilan Gereja, yang hanya dapat dipahami dalam rangka misi Allah (missio Dei) itu sendiri. Karena karya penyelamatan Allah yang men-datangkan Syalom (damai sejahtera) sudah terwujud dalam Yesus Kristus. Gereja dihadirkan sebagai alat-Nya untuk “men-ciptakan damai” sejahtera bagi manusia dan dunia ini.

          Dalam rangka memaknai HUT ke-82 GMIM Bersinode di bulan ini maka tema minggu ini: “Gereja Yang Membawa Kabar Bahagia”, yang menjadi ajakan bersama untuk tidak hentinya melakukan ucapan bahagia yang diajarkan Yesus, dimulai dari murid-murid-Nya sampai kepada kita selaku Gereja-Nya. Dengan demikian kita menjadi berkat bagi semua orang.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Matius 5:1-12 ada dalam bagian pasal 5-7 yang berbicara tentang Khotbah di Bukit, yang diawali dengan pokok mengenai Ucapan Bahagia. Pokok ini merupakan inti sari dari ajaran Yesus yang disampaikan-Nya kepada murid-murid-Nya dan juga kepada banyak orang yang sudah menjadi murid Yesus (4:25; 5:1). Waktu Yesus melihat semua orang yang mengikuti-Nya, maka Ia naik ke atas bukit yang sunyi agar mereka dapat melihat dan mendengar dengan baik pengajaran-Nya. Dalam ayat 2, Yesus mulai berbicara atau membuka mulut-Nya untuk mengajar, hal ini berarti bahwa hal-hal yang penting hendak diucapkan-Nya. Kata “berbahagialah” ada sembilan kali diucapan (ayat 3-11) dan ini diucapkan kepada semua orang yang hadir.

          Perkataan pertama tentang “orang miskin” (ayat 3), yang ditekankan adalah sifat rohani orang-orang miskin; mereka disebut “miskin dalam hati” yang berarti mereka tahu dalam hati bahwa hanyalah Tuhan yang dapat menolong mereka. Orang yang miskin adalah orang yang karena tidak mempunyai sumber harta benda di dunia ini dan meletakkan nasib dan keper-cayaannya kepada Allah sepenuhnya. Orang miskin adalah orang yang baik dan benar di hadapan Tuhan. Merekalah orang yang menerima bagian dalam Kerajaan Sorga.

 Ayat 4 berkata: “Orang yang berdukacita”, dimaksudkan orang yang bersedih hati dan menangis karena ditinggalkan, karena ketidakadilan, disudutkan dan keadaan yang buruk di dunia termasuk dosanya sendiri. Kedukacitaan seperti ini akan menerima penghiburan dari Tuhan.

          Ayat 5, perkataan “orang yang lemah lembut” mempu-nyai arti mereka adalah orang yang di tengah-tengah kesesakan dan penindasan dengan rendah hati mengharapkan pertolongan dari Tuhan dan karena itu mereka menjadi lemah lembut terhadap sesama manusia serta hidup tanpa membalas dendam. Mereka inilah yang dikatakan Yesus yang mengutip Mazmur 37:11 adalah “orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri”.

 Ayat 6 berkata: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Kela-paran dan kehausan bukanlah kelaparan dan kehausan biasa, yang dapat segera diobati dengan makanan dan air minum, tetapi kelaparan dan kehausan yang mencekam, berlarut-larut dan menyengsarakan. Yang dimaksud adalah lapar dan haus akan kebenaran Tuhan. Mereka yang melakukan kebenaran Tuhan akan dipuaskan di masa yang akan datang sampai akhir zaman (“eskatologis”).

          Ayat 7 berkata: “Berbahagialah orang yang murah hati-nya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Kemurahan adalah sesuatu yang pasti dan orang yang bermurah hati, dia sendiri akan menerima kemurahan itu. Murah hati berarti ke-mampuan untuk menempatkan diri benar-benar di dalam diri pribadi orang lain, sehingga memampukan dia untuk dapat melakukan sesuatu karena kemurahan hatinya.

Ayat  8, Yesus menekankan soal kesucian hati sebagai ciri warga Kerajaan Allah. Kata bahasa Yunani untuk suci di dalam pemakaian ini adalah “katharos”, yang berarti tidak tercampur atau sama sekali murni. Orang yang murni hatinya akan melihat Allah, artinya akan bertemu dengan Tuhan dalam perjalanan kehidupan sampai pada akhir zaman.

Ayat 9, ditambahkan suatu ciri lagi dari anak-anak Allah yakni “membawa damai”. Kata damai dalam bahasa Yunani disebut “eirene” dan bahasa Ibrani “syalom”, yang berarti segala sesuatu yang membuat dan membawa kebaikan bagi manusia. Damai berarti segala persoalan harus dihadapi, diatasi dan diselesaikan secara tuntas, walaupun jalan ke arah itu meru-pakan jalan yang berat. Mereka yang membawa damai adalah mereka yang melakukan pekerjaan Allah dan karena itu mereka disebut anak-anak Allah.

          Ayat 10-12, bahwa orang yang dianiaya karena ketaatannya kepada Tuhan boleh merasa terhibur, sebab hal yang paling penting tidak dapat dirampas dari mereka, yaitu kebenaran. Yesus berbicara mengenai hal penganiayaan bagi pengikut-pengikut-Nya. Hamba-hamba Tuhan yang mulia dari masa Perjanjian Lama juga diganggu dan dicela. Tetapi mereka yang terus membawa kabar bahagia dari Allah walau meng-hadapi celaan dan aniaya akan mendapat upah yang besar di Sorga.

Makna dan Implikasi Firman

  • Ajaran yang disampaikan Yesus mengandung ucapan yang penuh wibawa, serius dan tenang serta bersifat akrab. Yesus membuka hati dan pikiran-Nya kepada semua orang yang akan menjadi tangan kanan-Nya di dalam menunaikan tugas-tugas-Nya, khususnya dalam membawa kabar bahagia dari pada-Nya.
  • Berbahagialah orang miskin mau melukiskan orang yang rendah hati, yang tidak mempunyai pertolongan dan mengandalkan seluruh hidupnya dan imannya hanya kepada Allah saja. Orang miskin yang dimaksud adalah orang yang baik dan sangat dekat dengan Allah. Merekalah yang menjadi warga Kerajaan Sorga.
  • Kesedihan orang yang hatinya hancur karena penderitaan dunia dan penderitaan karena dosanya, dan bertobat akan menemukan kesukacitaan dari Allah.
  • Orang yang menyerahkan dirinya kepada pengendalian Allah secara sempurna akan memperoleh kelemah lembutan yang memampukannya memiliki bumi ini.
  • Orang yang berbahagia adalah orang yang merindukan kebenaran total dari Allah, seperti seorang yang amat sangat kelaparan dan seperti seorang yang hampir mati karena haus akan air.
  • Pusat kemurahan hati manusia adalah dari Allah. Dia masuk ke dalam kehidupan manusia dan menyelamatnya. Inilah berita kabar bahagia yang harus disampaikan oleh Gereja-Nya kepada semua orang.
  • Orang yang suci hati, bersih dan murni (Yunani: “katharos”), yang motivasi hatinya tidak bercampur dengan dosa adalah orang yang akan melihat Allah.
  • Orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah adalah orang yang membawa damai, karena itu mereka berbahagia dan disebut anak-anak Allah.
  • Orang yang mengalami penderitaan karena imannya maka orang tersebut sebenarnya sedang menempuh jalan yang paling dekat untuk memperoleh penyertaan Kristus yang sejati. Yesus memerlukan orang-orang yang siap, bukan hanya untuk mati bagi-Nya, tetapi untuk hidup bagi-Nya. Orang-orang yang seperti inilah yang akan memperoleh upah yang besar di sorga. 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

  1. Apa yang kita pahami dari ucapan bahagia Yesus menurut Matius 5:1-12?
  2. Bagaimanakah Gereja membawa kabar bahagia bagi semua orang? 

NAS PEMBIMBING: Mazmur 112:1 

POKOK-POKOK DOA:

  • Bagi orang miskin yang tertindas dan yang berdukacita atas ketidakadilan di dunia.
  • Bagi mereka yang dengan lemah lembut menantikan tindakan Tuhan.
  • Bagi upaya Gereja yang terus-menerus membawa kabar bahagia dan menjadi berkat bagi semua orang.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian Masuk: NNBT. No. 6 Allah Bapa yang Kumuliakan

Ses. Nas Pembimbing: KJ. No. 392:1 ‘Ku Berbahagia

Ses. Pengakuan Dosa & Pemb. Anugerah Allah: KJ. No. 240a:1 Datanglah, Ya Sumber Rahmat

Ses. Pemb. Alkitab: NNBT. No. 7:1 Mari Puji Tuhan Yesus

Persembahan: NNBT. No. 20 Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan

Nyanyian Penutup: NKB. No. 129:1 Indah Mulia, Bahagia Penuh

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here