MTPJ 19 – 25 Agustus 2012

0
1702

Kerja Keras Dan Cerdas Membuahkan Kesejahteraan
TEMA BULANAN: “Ekonomi yang Injili”
BAHAN ALKITAB: Kejadian 2:8-25

 

ALASAN PEMILIHAN TEMA – Dari masa ke masa manusia ingin menikmati hidup yang sejahtera. Keinginan ini memang memiliki landasan yang jelas sebab sejak semula man usia diciptakan sejahtera adanya. Di era post modern keinginan untuk hid up sejahtera ini adalah semacam suatu tuntutan yang realistis. Namun disadari bahwa suatu konsekuensi logis dari keinginan ini ialah manusia harus berupaya dan berjuang. Dalam berupaya dan berjuang manusia harus mengerahkan berbagai potensi yang ada; baik potensi manusia yaitu suatu upaya mengembangkan kemampuan kognitifnya (pengetahuan), afektifitasnya (sikap), maupun psikomotor (ketrampilan), maupun potensi alam yang tersedia sebagai faktor penunjang utama. 

Dalam perjuangan untuk menikmati kehidupan sejahtera, hal yang sulit untuk dihindari ialah akan terjadi persaingan yang dapat mengakibatkan pola hidup individualistis dan dapat bermuara pada pengabaian tanggung jawab sosial untuk memperhatikan sesama. Di sisi lain masih begitu banyak manusia (termasuk orang Kristen) yang pasrah dan kurang berupaya sehingga hidupnya menjadi kurang layak bahkan tergantung dan menjadi beban bagi orang lain.

Realitas ini sesungguhnya bertentangan dengan maksud penciptaan itu sendiri sekaligus dengan keinginan Tuhan Allah, Sang pencipta. Alasan inilah maka penulis memilih bacaan Alkitab Kej. 2:8-25 untuk mengingatkan warga GMIM dan masyarakat dalam menjalani hidup bersama dengan Dia, Sang Pencipta.

 

PEMBAHASAN TEMATIS

 

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) – Eden atau Firdaus atau Paradise dapat berarti ”Pesona”/”Kesenangan atau “Kepuasan”, adalah sebuah taman yang dibuat Allah dan di situlah Allah menempatkan manusia (Adam). Kata dibuat berarti Taman Eden ada karena kerja yang diupayakan oleh Allah. Tanpa kerja atau upaya Allah maka tidaklah mungkin Eden itumenjadi ada. Itu berarti bahwa Eden adalah taman Allah yang kudus. Dan ketika Allah menempatkan manusia di dalamnya memberi arti bahwa manusia dimasukkan dalam persekutuan dan persahabatan dengan sang Khalik yang kudus. Taman Allah adalah sumber hidup memberi hidup kepada manusia secara jasmani dan estetika. Lokasi Eden mungkin terletak di bagian lembah Babel di antara sungai Tigris dan Efrat sebagai awal peradaban.

 

Aliran sungai yang menyatakan bahwa taman itu menerima cukup air, menggambarkan bahwa taman tersebut betul-betul ada secara geografis. Kesuburan Eden dan harta benda yang mengelilinginya memenuhi janji yang terkandung dalam namanya (Eden) dan menjelmakan perkenalan Allah sebagai sumber kelimpahan.

 

Penempatan manusia dalam taman Eden diikuti perintah untuk mengusahakan dan memelihara taman itu dan larangan untuk tidak memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Kata mengusahakan artinya melakukan, mengupayakan, mengerjakan, memberdayakan sesuatu. Itu berarti bahwa kehadiran manusia dalam taman Eden memiliki tanggung jawab untuk tidak boleh berdiam diri dan membiarkan taman tersebut rusak melainkan menjaga agar tetap lestari atau membuat untuk tetap baik dan nyaman. Pohon kehidupan melambangkan harapan kepada hidup mulia yang hanya didapatkan menurut “hukum pencobaan” Tuhan (band. Ay. 15-17) dan menjelaskan tujuan yang diakibatkan oleh penempatan manusia itu. Pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat berarti manusia harus menjadi cakap membedakan hal-hal yang bertentangan.

 

Pemberian Eden kepada manusia (Adam) disadari masih ada kekuranganjbelum lengkap tanpa penolong yang sepadan baginya. Hal ini berarti bahwa Allah memandang betapa beratnya manusia hidup dalam kesendirian yang dapat mengakibatkan manusia berada dalam suasana kesepian tapi juga manusia tidak mampu mengerjakan rencana Allah sendirian tanpa bersama dalam persekutuan dengan orang lain. Oleh sebab itu Allah menciptakan Hawa sebagai penolong yang sepadan. Kata penolong dapat berarti teman dan kata sepadan dapat berarti kesesuaian, kesamaan. Dengan demikian Penolong (Hawa/Perempuan) adalah orang yang menanggapi sifat laki-laki dengan pengertian dan kasih serta bekerja sama bahkan bertanggung jawab sepenuhnya dengan laki-laki dalam melaksanakan
rencana Allah.

 

Allah kemudian melengkapi karya-Nya dengan menciptakan segala binatang hutan dan burung di udara, kemudian membawanya kepada manusia serta memberikan kewenangan pada manusia untuk menamainya. Ternyata Allah penuh kesungguhan menyediakan kebutuhan hidup manusia ciptaan-Nya sekaligus memberikan kesempatan bahkan kebebasan kepada manusia antuk menampilkan kreatifitasnya.

 

Proses dan cara Allah menciptakan perempuan yaitu diambil dari rusuk laki-laki. Hal ini hendak mengatakan bahwa perempuan tidak pernah lengkap tanpa laki-laki, demikian pula laki-laki tidak pernah lengkap tanpa perempuan. Sepertinya perempuan adalah bagian yang tak terpisahkan dan terikat pada laki-laki dan laki-laki tergantung pada perempuan sebagai penolongnya. Oleh sebab itu laki-laki berkewajiban melindungi perempuan sebagai bagian dirinya seperti yang diungkapkan Adam: “Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”. Hal menunjuk pada pengakuan laki-laki bahwa perempuan adalah bagian yang tak terpisahkan dengan laki-laki dalam berbagai hal.

 

Makna dan Implikasi

 

  • Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan sumber segala sesuatu. Ia bekerja “keras” dan “cerdas” menciptakan manusia laki-laki dan perempuan bahkan menyediakan segala yang dibutuhkan manusia secara berkelimpahan dan memungkinkan manusia hidup dalam kemakmuran dan kenyamanan. Itu berarti bahwa kesejahteraan hanya dapat diwujudkan dengan kerja keras dan cerdas. Dikatakan kerja keras, karena Allah tidak hanya  sampai menciptakan manusia sana tapi terus berupaya menyediakan segala kebutuhan manusia saja tapi terus berupaya menyediakan segala kebutuhan manusia termasuk makanan (tumbuhan dan binatang) dan penolong (Hawa). Kerja cerdas Allah nampak pada ketajaman memahami segala kebutuhan manusia dan mengadakannya dalam tahapan-tahapan penciptaan. Itu berarti bahwa kemakmuran dan kenyamanan hidup tidak akan pernah ada dan bahkan tidak pernah dinikmati tanpa perjuangan; bekerja dengan sungguh-sungguh/ bekerja keras. Tapi juga bekerja keras belumlah cukup menyempurnakan kemakmuran dan kenyamanan hidup tanpa bekerja secara cerdas yaitu suatu kemampuan/ ketajaman berpikir cermat dan bertindak secara tepat. Sebab dapat saja manusia bekerja dengan keras namun yang dihasilkan kurang memadai.
  • Allah adalah Tuhan yang menghendaki umat-Nya hidup dalam kemakmuran bukan dalam kemiskinan, karena kemiskinan adalah suatu momok yang menyengsarakan. Kemiskinan adalah penghambat bagi seseorang untuk memiliki sesuatu yang dibutuhkan. Dan akhirnya akan mengancam martabat kemanusiaan. Oleh sebab itu bekerja adalah suatu harga yang harus dibayar untuk menikmati kesejahteraan, sebaliknya tidak bekerja mengakibatkan kemiskinan dan dapat membawa manusia pada kesengsaraan bahkan merusak citra Allah (Imago Dei).
  • Allah memberikan teladan bagi manusia lewat kerja-Nya dalam menyediakan kebutuhan bagi manusia. Kenyataan itu dapat diraih bukan sekedar ”omongan belaka”, melainkan suatu upaya yang serius dan sungguh. Tindakan Allah ini memberi pesan bahwa manusia harus belajar meneladani dan melanjutkan kerja-Nya. Kenyataan ini mau mengatakan bahwa manusia diberi kesempatan hidup dan menikmati segala kelimpahan/kemakmuran dan kenyamanan tapi juga bertanggung jawab untuk mengajar, melatih dan menjadi teladan bagi orang lain agar hidup bersama untuk bersama hidup menikmati arti hidup dalam kesejahteraan.
  • Menggapai hidup dalam kemakmuran tidak berarti manusia harus mengeksploitasi segala potensi alam tanpa berpikir kelangsungan hayat hidup lingkungan (ekologi) yang menjadi sumber hidup mahluk ciptaan Tuhan, melainkan diberi tugas untuk menjaga dan memeliharanya sebagai bentuk penaklukkan ciptaan yang dipercayakan Allah kepada manusia. Oleh sebab itu sekali lagi dibutuhkan kerja keras dan cerdas agar lingkungan sekitar (tanah, tumbuhan dan hewan) tetap dan terus menjadi Eden di jaman post modern ini. Ingat bahwa alam dapat hidup tanpa manusia sedangkan manusia tidak dapat hidup tanpa alam. Sebab itu alam haruslah dipahami sebagai sumber sekaligus mitra hidup. Tanggung jawab manusia untuk melaksanakan rencana Allah bagi dunia dan manusia adalah tanggung jawab bersama baik laki-laki maupun perempuan; baik keluarga, jemaat dan masyarakat. Karena tidaklah mungkin hal ini mampu dikerjakan secara sendiri melainkan dalam kebersamaan/ persekutuan umat manusia.
  • Hidup akan menjadi lengkap dan sempurna bahkan lestari jika makhluk ciptaan yang sempurna memahami dengan sungguh bahwa segala kemakmuran dan kenyamanan hanya dapat dinikmati dengan sungguh dalam persekutuan dengan Sang Khalik yang nampak dalam persekutuan rumah tangga Kristen yang sejati. Sebab kemakmuran dan kenyamanan hidup bukan hanya sisi materi saja tapi terlebih kesediaan dan kerelaan mendengar dan melakukan Firman Allah. Persaingan hidup yang merupakan efek yang diakibatkan oleh pemenuhan hidup layak tidaklah berarti manusia jatuh dalam sikap yang mementingkan diri sendiri (individualistis) melainkan setiap orang percaya berkewajiban untuk memperhatikan orang lain/ saling membantu sebagai teman yang sepadan. Sekalipun hal ini tidaklah berarti membuka peluang kepada seseorang untuk menjadi beban bagi orang lain.

 

PERTANYAAN DISKUSI

 

  1. Hal-hal apakah yang dikerjakan Allah dalam bacaan ini?
  2. Jelaskan maksud dan tujuan penciptaan di Taman Eden dalam hubungan dengan kemitraan laki-laki dan perempuan), dan lingkungan hidup!
  3. Bagaimana sikap Gereja (lembaga dan pribadi) menanggapi penugasan Tuhan?