Hari Pentakosta & Hari Oikumene/HUT PGI ke-62
TEMA MINGGUAN: “Kepenuhan Roh Kudus”
TEMA BULANAN: “Kuasa kebangkitan Kristus memberi kemenangan”
Bahan Alkitab: YOEL 2:28-32; KISAH PARA RASUL 2:1-13
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja diutus untuk bersaksi dan melayani di tengah dunia. Dalam melaksanakan panggilan ini, maka gereja membutuhkan kuasa Roh Kudus. Oleh Roh Kudus Gereja (orang-orang percaya) diperlengkapi dan dikuatkan.
Sepanjang sejarah gereja, pekerjaan Roh Kudus sering dipersoalkan dengan munculnya kelompok-kelompok tertentu yang membatasi mempersempit cara kerja Roh Kudus. Mereka mengklaim bahwa “tanda” kepenuhan Roh Kudus hanya melalui pemberian bahasa Roh serta
mengabaikan berbagai karunia Roh Kudus yang diberikan kepada orang percaya.
Sebagai upaya menjembatani perbedaan doktrin serta mengurai konflik di kalangan gereja, maka di hari Pentakosta ini, diulas landasan Alkitabiah tentang kepenuhan Roh Kudus. Supaya gereja dapat memahami cara kerja Roh Kudus dan kiranya Roh Kudus berkenan memenuhi orang percaya dengan berbagai karunia-karuniaNya, untuk terus bersaksi dan melayani bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Hari Pentakosta adalah hari kelimapuluh sesudah perayaan Paskah. Pentakosta berasal dari istilah Yunani pentekose yang secara harafiah berarti kelimapuluh. Bagi orang Yahudi dirayakan sebagai Pesta Panen, di mana roti-roti yang pertama yang dibuat dari gandum hasil panen baru dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Pada hari itu, semua orang percaya berkumpul, menanti janji Tuhan, … kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKu… (Kis.1:8)
Kepenuhan Roh Kudus, (Yunani: pletho artinya menjadi penuh atau dipenuhi) digambarkan dengan: turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras, yang nampak dalam bentuk lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada setiap orang. Lidah seperti nyala api menunjuk kepada hal berbicara/berbahasa dan bersaksi yang dikaruniakan oleh Roh Kudus kepada semua orang percaya. Roh Kudus memberikan kesanggupan untuk berbicara dan bersaksi memberitakan kabar baik.
Tanda-tanda yang kedengaran dan kelihatan ini menyatakan kekuatan, keagungan dan kekudusan Roh Allah. Roh Kudus datang dari Allah atas inisiatif dan kehendakNya kepada semua orang percaya. Orang-orang yang dipenuhi Roh adalah orang-orang percaya, mereka yang berada di luar lingkungan orang percaya tidak dipenuhi. Penuhlah dengan Roh Kudus dapat juga diterjemahkan dengan Roh Kudus menguasai mereka seutuhanya.
Bahasa sebagai sarana Kesaksian dan pemberitaan Injil. Karunia berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain sebagaimana diberikan oleh Roh Kudus kepada orang percaya merupakan bahasa yang diucapkan dan dimengerti oleh para pendengarnya. Ada 15 macam bangsa dan negeri yang disebutkan sebagai tempat asal orang-orang Yahudi dan penganut agama Yahudi yang dtang ke Yerusalem. Mereka mendengar para murid berbicara dalam bahasa mereka sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar (Yunani=megalios) yang dilakukan Allah.
Respon/Reaksi Para Pendengar, ada dua reaksi dari peristiwa ini. Yang pertama, para pendengar tercengag-cengah dan heran, bagaimana orang Galilea (masyarakat sederhana, yang tidak berpendidikan) dapat berbicara dalam berbagai bahasa yang mereka gunakan, yaitu bahasa dari tempat asal mereka. Yang kedua, suatu ungkapan sindiran yang berisi, ejekan pedas, bahwa mereka mabuk oleh anggur manis.
Pekerjaan Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah penggenapan janji yang juga dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Kutipan dari Yoel 2:28-32 dalam Kisah 2:17-21 mengacu kepada hari-hari terakhir tentang kedatangan hari Tuhan. Hari Tuhan adalah hari Keselamatan, bagi orang yang memanggil nama Tuhan. Kalau sebelumnya Roh Tuhan dicurahkan (diberikan dengan melimpah seperti hujan) ke atas semua manusia, laki-laki dan perempuan, yang tuan dan yang mudah, maupun hamba/budak, Roh Tuhan memberikan dan menjamin adanya suatu persekutuan yang baru, di dalamnya semua orang hidup sebagai nabi, menyampaikan suara Allah bagi dunia. Hari Pentakosta ini adalah hari lahir gereja, terbentuknya suatu persekutuan orang percaya oleh kuasa Roh Kudus.
Makna dan Implikasi Firman
Pemberian Roh Kudus adalah penggenapan Janji Allah untuk menyertai dan memperlengkapi orang percaya dengan kuasaNya. Kepenuhan Roh Kudus datang dari Allah atas kehendakNya dan bukan karena inisiatif manusia.
Fungsi utama dari Roh Kudus adalah bekerja dalam diri manusia. Manusia yang sederhana dan tak berdaya diberikan karunia untuk bersaksi dan memberitakan Injil. Jadi salahlah kalau ada orang yang beranggapan bahwa fungsi utama dari Roh Kudus adalah membuat manusia dalam keadaan “in trance” (keadaan kemasukan roh), menggelepar-gelapar, tak sadarkan diri. Roh Kudus memenuhi orang percaya sehingga dengan penuh semangat dan keberanian, menyampaikan dengan bahasa yang diberikan Roh tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah.
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan sebagai sarana kesaksian dan pemberitaan Injil. bahasa yang digunakan ini, dapat dipahami oleh para pendengarnya yang berasal dari berbagai tempat dan bangsa yang berbeda. Jadi jurang antar manusia yang disebabkan oleh kesulitan berkomunikasi dapat dijembatani melalui bahasa. Yang tidak dapat dihapami, kini bisa dimengerti. Tak ada bahasa suci. Sebab setiap orang dihargai dengan bahasanya sendiri-sendiri. Hal ini menjadi suatu pembalikkan dari peristiwa Menara Babel, komunikasi yang kacau balau dengan bahasa-bahasa yang tak dapat dimengerti.
Roh Kudus juga membebaskan manusia dari penjara-penjara primordialnya, yaitu dari penjara keyahudian, penjara kewilayahan bahkan dari penjara keagamaan. Ia menerobos ke luar menembusi latar belakang suku, bangsa, peradaban dan bahasa yang berbeda sampai ke ujung bumi. Itu memang tak berarti bahwa ikatan-ikatan primordial itu jahat dan harus dilenyapkan begitu saja. Tapi semua itu tidak boleh membelenggu kita dalam eksklusivisme yang sempit, hanya kita dan untuk kita dan mengurung menjadi fanatisme yang sempit. Melainkan Roh Kudus membuka cakrawala, yang memampukan kita untuk menerima dan memperlakukan siapa saja sebagai sesama dalam keberadaan mereka.
Karena itu gereja tidak boleh membatasi cara kerja Roh Kudus, dengan sejumlah batasan-batasan tertentu, atau ukuran juga tanda, bahwa ini kepenuhan Roh Kudus dan yang itu tidak. Namun hal yang prinsip adalah bahwa Roh Kudus memberikan karunia-karunia yang berbeda-beda untuk membangun persekutuan, kesaksian dan pelayanan. Dan Roh Kudus memiliki cara yang berbeda yang tidak bisa dijadikan standar bagi semua orang percaya.
PERTANYAAN DISKUSI
- Berikan gambaran yang dapat kita pahami mengenai pemberian Roh Kudus.
- Bagaimana cara kita menggunakan bahasa sebagai sarana kesaksian dan pemberitaan Injil.
NAS PEMBIMBING: Kisah Para Rasul 1:8
POKOK-POKOK DOA
- Agar Gereja dapat diberikan karunia Roh Kudus untuk melaksanakan tugas panggilannya.
- Semangat dan Keberanian dalam memberitakan Injil.
- Hidup dikuasai oleh Roh Kudus.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI RAYA PENTAKOSTA I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NNBT No.13
Sesudah Nas Pembimbing: NKB No.105
Pengakuan Dosa: NNBT No.10
Berita Anugerah: NKB No.104
Sesudah Ajakan Hidup Menurut Roh: KJ No.233
Persembahan: NKB No.100
Penutup: Peganglah Tanganku Roh Kudus
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar merah dengan simbol salib dan lidah api.