MTPJ 2 – 8 Maret 2014

0
1441

TEMA BULANAN : “Keadilan Allah”

TEMA MINGGUAN : “Melawan Kekerasan dengan Berperilaku Adil

Bahan Alkitab : Yesaya 42 : 1 – 9; Matius 5 : 38 – 39

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Tema kekerasan mendominasi pemberitaan media beberapa waktu belakangan ini. Demo anarkhis, tawuran antar warga, premanisme, penggusuran, bahkan juga kekerasan berbalut agama seperti penganiayaan kepada orang yang berbeda agama dan penutupan tempat beribadah. Ini terjadi di mana-mana hamper setiap hari. Muncul ketidak-puasan dan kejengkelan, karena seringkali dalam keadaan seperti  ini pemerintah alpa. Aparat banyak kali tidak tegas terhadap ormas dan kelompok tertentu.

Bagi sebagian orang, melawan kekerasan dengan kekerasan dipercaya sebagai solusi paling tepat. Padahal sadar atau tidak, sikap seperti itu akan menempatkan orang yang bertindak demikian dalam posisi yang sama seperti para pelaku kekerasan. Emosi yang tidak terkendali seringkali membuat orang menjadi gelap mata. Itulah sebabnya firman Tuhan berulang kali mengingatkan kita agar mampu meredam dan mengendalikan amarah sedini mungkin, sebelum kita terjebak kepada berbagai efek negatif yang pada suatu ketika tidak dapat lagi ditanggulangi. Tuhan tidak menghendaki kita membalas kejahatan dengan melakukan kejahatan. Orang Kristen justru harus menunjukan tindakan-tindakan kasih sehingga lahirlah keadilan.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

“Lihat itu Hamba-Ku yang kupegang” Allah memperkenalkan hamba-Nya dan melantik dia adalam jabatan pembawa hukum kepada bangsa-bangsa. Bahwa orang itu (hamba-Nya) akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan. Ia memegang hamba-Nya untuk menguatkan dan meneguhkannya. Ia memilihnya untuk menjalankan maksud-Nya sebagaimana Israel yang dipilih Tuhan. Hamba itu membawa (menyatakan) hukum kepada bangsa-bangsa. Dengan meletakan hukum di bumi, segala pulau mengharapkan keputusan-keputusan Tuhan (pengajaran-Nya). Allah menaruh Roh-Nya, yakni otoritas dan kuasa kepada hamba-Nya untuk bertindak atas nama Tuhan. Meskipun demikian hamba itu tidak akan bertindak secara sembarang bahkan dengan arogan.

Di Israel, “buluh” mirip dengan alang-alang yang batangnya memiliki ruang. Para gembala seringkali mengambil batang itu dan dibuatlah sebuah seruling  sederhana. Karena batang dari buluh itu tidak begitu kokoh maka dapat saja patah. Sang gembala tidak memutuskannya atau membaginya menjadi dua (ada persaan sayang), buluh disambung dengan mengganjalnya menggunakan buluh yang lain. Demikian juga dengan sumbu pelita. Ketika ia mulai redup, maka ia tidak dipadamkan tetapi dipergunakan dengan terus menambahnya dengan ujung sumbu yang baru.

Ketika Yesaya mencatat bagian ini, ia tidak tahu siapa yang dimaksud dengan hamba Allah ini. Yesaya melihat sebagai gambaran yang samar-samar dan nubuatan ini barulah digenapi ratusan tahun kemudian yang dilihat oleh Matius bahwa hamba Tuhan yang diperkenan oleh Allah Bapa adalah Yesus Kristus. Mesias yang melaksanakan misi agung untuk menjadi terang bagi seluruh bangsa. Ia menjadi keselamatan bagi bangsa-bangsa.

Hukum Lex Talionis (mata ganti mata, gigi ganti gigi) adalah undang-undang hukum Israel yang paling awal (Keluaran 21 : 24), menjadi acuan dari nats Matius 5:38-39. Juga disebutkan dalam Imamat 24:19,20. Apabila seseorang membuat orang sesamanya cacat (melukai badannya), maka seperti yang telah dilakukannya begitulah yang harus dibalaskan kepadanya: patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi, seperti diperbuatnya orang menjadi cacat, begitulah harus dibuat kepadanya”. Akan tetapi yang dimaksudkan dalam hukum Taurat bahwa orang yang sudah diserang (menjadi korban) tidak boleh melakukan/membalas hukum itu sendiri. Perkara ini harus dibawah kepada hukum dan bila ditemukan bersalah maka pelaku akan dieksekusi atas kejahatannya.

Yesus mengajar jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, bahkan siapapun yang menampar pipi kananmua (suatu penghinaan besar bagi orang yahudi), berikanlah juga kepadanya pipi kirimu. Itulah contoh kesabaran dan kasih yang mungkin akan mengharukan dan memperbaiki orang yang melakukan kejahatan tersebut. Yesus menghendaki jika ada orang yang menghina kita dengan hinaan yang paling berat atau menyakitkan sekali pun, kita sama sekali tidak boleh membalasa dendam, sebab balas dendam adalah dosa. Kita harus mengalahkan dosa ini. itulah contoh lain melawan kekerasan tidak dengan kekerasan. Yesus bukan mengajarkan sikap tanpa perlawanan (nonresistance), tetapi tanpa kekerasan (nonviolence).

Makna dan Implikasi Firman

Pandangan dunia terhadap Kristus berbeda dengan penyataan Tuhan dalam firman-Nya. Dunia memandang bahwa Kristus hanya untuk orang Kristen dant idak berkaitan dengan dunia. Padahal Tuhan telah berfirman bahwa ia mengutus Mesias bagi seluruh bangsa. Mesias adalah Terang Dunia, agar mereka yang buta rohaninya dicelikkan, yang terbelenggu dalam kegelapan menerima terang dan yang terkungkung dalam penjara dilepaskan dari kuasa dosa. Penderitaan manusia yang paling dalam adalah hidup dalam kegelapan, dan keterbelangguan oleh dosa. Mesias datang untuk melepaskan penderitaan manusia !

Dunia mencatat ada beberapa kisah sejarah yang membuktikan bahwa perlawanan terhadap kekerasan bukan dengan kekerasan tapi dengan kasih dan kebaikan. Misalnya Marthen Luther King Jr, pejuang hak-hak asasi manusia di Amerika Serikat berkata kepada orang-orang kulit putih yang menindas kulit hitam (1960), “ kami akan menandingi kemampuan kamu yang membebankan penderitaan dengan kemampuan kami memikul penderitaan. Kami akan menghadapi kekuatan fisikmu dengan kekuatan roh kami. Lakukanlah kepada kami apa saja yang kalian inginkan dan kami akan tetap mengasihi kamu. Kami tidak akan pernah mematuhi undang-undang kalian yang tidak adil itu, sebab menolak kejahatan adalah sebuah kewajiban moral dalam rangka memperjuangkan kebaikan. Masukanlah kami ke penjara, kami akan tetap mengasihi kamu. Ledakkanlah rumah-rumah kami, silakan culik anak-anak kami, dan kami tetap mengasihi kamu.” Itulah sebuah keajaiban kasih dan pengampunan. Buah kasih adalah pengampunan. Kuasa pengampunan membawa perubahan.

Ada satu kenyataan yang tak dapat dipungkiri oleh orang percaya dimanapun, yang berada di bawah kolong langit ini, yakni bahwa mereka masi dapat mengalami berbagai kesulitan dalam hidup mereka. Orang percaya sesaleh apapun suatu saat bisa mengalami penderitaan. Dicurangi, difitnah, disakiti, kehilangan orang yang disayangi, kepahitan, kekecewaan, kuatir, dan kemalangan. Memang setiap orang percaya masih memiliki kemungkinan untuk “patah terkulai” tetapi Allah tidak akan membiarkannya sampai “putus” atau “diputuskan”.

Yesus menghadapai berbagai kecaman mulai dari sikap sinis sampai yang ekstrim dari kalangan keagamaan pada masa itu. Tetapi perhatikanlah, Yesus tidak pernah melawan, meski Ia sanggup untuk itu. Kisah Para Rasul 10 :38 menyatakan bagaimana cara Yesus menghadapi itu. “…tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” Petrus leibh menegaskannya dengan berkata : “sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh”. (1Petrus 2:15). Tuhan menghendaki kita melawan kepicikan orang-orang yang seperti ini melainkan terus menerus berbuat baik. Dengan demikian kita meredam kepicikan mereka. Demikianlah kita berjuang untuk melawan segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan bukan dengan kekerasan tapi melalui kasih.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. 1.Apa yang kita pahami tentang keadilan Allah menurut teks bacaan ini ?
  2. 2.Bagaimana seharusnya Gereja menyikapi berbagai fenomena kekerasan yang ada disekitar kita ?
  3. 3.Bagaimana menegakkan keadilan dihubungkan dengan ungkapan “melawan kekerasan tidak dengan kekerasan”.

NAS PEMBIMBING :  1 Petrus 2 : 15, 16

POKOK-POKOK DOA

          Bagi mereka yagn mengalami kekerasan/peng-aniayaan.

          Bagi tegaknya upaya penegakan hukum karena tindakan kekerasan.

          Bagi mereka yang berjuang dalam gerakan anti kekerasan.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

          Persiapan : NNBT No. 6

          Pengakuan Dosa : NNBT No.10

          Berita Anugerah : KJ No.40

          Persembahan : NKB No.100

          Nyanyian Penutup : KJ No.247

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar hijau dengan symbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here