MTPJ 2 – 8 Oktober 2016

1
6659

TEMA BULANAN : “Gereja yang Dibaharui Harus Terus Menerus Membaharui Diri”
TEMA MINGGUAN : Tubuh dan Darah Kristus yang Menyelamatkan
Bahan Alkitab : Yohanes 6 : 48 – 59
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Tema bulan ini “Gereja Yang Dibaharui Harus Terus Menerus Membaharui Diri” adalah semboyan dari Johanes Calvin, yang kemudian menjadi Semboyan Gereja Protestan yang dikenal dengan sebutan Latin “Ecclesia Reformata Semper Reformanda” yang secara umum dapat diartikan bahwa Gereja yang telah dibaharui, selalu harus membarui dirinya. Dibaharui artinya dibentuk, ditata atau diubah agar terus tampak baru dan membaharui berarti terus memperbaiki dan membuat dirinya tetap baru, yang secara praktis dapat dikatakan sebagai upaya merelevansikan pang-gilan pelayanan agar tidak ketinggalan zaman.

Tema Minggu ini, “Tubuh dan Darah Kristus Yang Menyelamatkan” adalah suatu rangkaian perenungan ten-tang Hari Reformasi Gereja atau Hari Marthin Luther (31 Oktober) dan juga Hari Pekabaran Injil Indonesia dan Perayaan Perjamuan Kudus se-Dunia, juga menghentar kita dengan iman, untuk terus menghayati bahwa pengorbanan Kristus menganugerahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Penghayatan inilah yang kita tuangkan dalam iman, ketika kita duduk dan saling melayani dalam Perayaan Perjamuan Kudus.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Pada dasarnya, Yohanes 6:48–59 adalah satu rangkaian kisah tentang Tuhan Yesus yang mengajar dalam Rumah Ibadat di Kapernaum, yang diuraikan dalam perikop Yohanes 6:25-59, tentang Roti Hidup, bahkan juga peristiwa sebelumnya, yaitu Yesus memberi makan lima ribu orang (6:1-15), dan dalam hal-hal yang sangat prinsip, nampaknya Yohanes menem-patkan dua pokok ini agar dapat dibedakan antara roti biasa yang dimakan tetapi akan tetap lapar (6:1-15) dan roti hidup yang turun dari sorga, roti yang memberi kehidupan kekal yaitu diri-Nya sendiri (ayat. 50-51).

        Memberi keyakinan akan kebenaran dari perkataan-Nya, TUHAN Yesus sampai tiga kali mengungkapkan “Akulah roti hidup” (ayat. 35, 48, 51), maksudnya adalah diri-Nya sendiri, yang  diutus Bapa untuk memberi hidup (ayat. 55 – 58). Tetapi, kelakuan pengertian orang Yahudi terhadap perkataan TUHAN Yesus telah menjebak mereka pada kesalahpahaman karena mengartikan semuanya secara harafiah (ayat. 52). Oleh karena itu TUHAN Yesus memberi penjelasan bahwa roti yang mereka makan (6:9-12), termasuk ‘manna’ yang dimakan oleh nenek moyang mereka (ayat. 21, 49) hanya memberi kepuasan (kenyang) sementara, kemu-dian lapar dan mati, berbeda dengan roti yang dimaksud oleh Tuhan Yesus di mana ‘roti hidup’ itu tidak akan membuat orang merasa lapar lagi malah mereka akan beroleh hidup yang kekal (ayat. 35, 54, 55). Karena ‘roti hidup’ yang dimaksud oleh TUHAN Yesus secara langsung menunjuk pada diri-Nya sendiri.

        Pengertian ‘daging’ dalam bahasa Yunani disebut “sarx” (sa,rx), dan dalam kata yang lain disebut “brosis” (brw/sij) yang artinya ‘makanan’. Sedangkan ‘minuman’ bahasa Yunani “posis” (po,sij) yaitu ‘darah ’bahasa Yunani “haima” (ai-ma). Penjelasan ini sudah sangat berhubungan dengan pelaksanaan perjamuan malam yang dilaksanakan oleh TUHAN Yesus dan murid-murid-Nya sebelum peristiwa penyaliban, dan menjadi gambaran keselamatan yang akan berlaku bagi mereka yang percaya. TUHAN Yesus mene-kankan hal itu dengan perkataan-Nya yang disimbolkan dengan kalimat: “makan daging-Ku” dan “minum darah-Ku” (ayat. 54, 56); hal ini juga menjadi menifestasi (pewujudan) dari apa yang digambarkan pada “perjamuan kawin Anak Domba” (Wahyu 19 : 7, 9). Karena itu, makan dan minum dalam perjamuan kudus berarti penerimaan berkat-berkat Allah melalui tubuh dan darah Kristus.

        Orang Yahudi menanggapi ajaran Yesus ini secara harafiah, terutama tentang “makan daging-Ku dan minum darah-Ku” dalam ayat 54 dan 56, sebab orang Yahudi berpatokan bahwa mereka mengenal Yesus sebagai anak Yusuf dan Maria (ayat. 42) sehingga tidak mungkin Ia akan menjadi penyelamat manusia. Selain itu, bagi orang Yahudi, darah adalah sesuatu yang tidak dapat disentuh apalagi dimakan, sebab “darah” atau “haima” (ai-ma), adalah “nyawa” yang menghidupkan manusia. Mereka tidak dapat memahami arti rohani dari ajaran Yesus ini, karena hal ini sangat bertentangan dengan ajaran dan tradisi taurat sehingga semua ajaran Yesus selalu menjadi batu sandungan bagi mereka untuk menerima keselamatan yang ditawarkan kepada mereka.

Makna dan Implikasi Firman

Menjadi suatu kewajiban bagi kita sebagai warga Gereja untuk memberikan perenungan ulang terhadap peristiwa pengor-banan TUHAN Yesus. Yang dimaksud dengan pemaknaan ulang ialah perenungan secara menyeluruh dan berkesinam-bungan tentang rancangan keselamatan yang diwujudkan dalam peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus.

        Memang kita juga harus jujur mengatakan dan mem-berikan penilaian terhadap persekutuan kita sebagai orang percaya, bahwa dari waktu ke waktu ada kemerosotan nilai penghayatan terhadap Tubuh dan Darah Kristus yang disim-bolkan dengan Roti dan Anggur dalam perayaan perjamuan kudus. Banyak orang yang benar-benar menaruh perhatian hanya terhadap wujud roti dan anggur yang kelihatan, atau dengan perkataan lain “yang penting sudah makan roti dan minum anggur”, tanpa berupaya merealisasikan tanggung-jawabnya untuk memberitakan kabar selamat itu bagi orang lain (1 Korintus 11:26-27).

        Jadi sangat jelas di sini bahwa “Tubuh dan Darah Kristus” menjadi jaminan dan bukan salah satu jaminan bagi kita di hadapan Allah Bapa agar kita beroleh selamat, dan keselamatan itu kekal. Artinya tidak ada yang dapat mengambilnya atau memisahkannya dari kita (Roma 8:39).

        Keyakinan inilah yang harus terus kita bangun dalam iman, agar penghayatan terhadap Tubuh dan Darah Kristus bukan hanya ketika kita ada di meja Perjamuan Kudus, tetapi sepanjang perjalanan hidup kita, keyakinan ini harus benar-benar menjadi pokok dari segala bentuk kesaksian kita.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

  1. Jelaskanlah makna Tubuh dan Darah Yesus bagi keselamatan manusia menurut pembacaan Alkitab kita saat ini !
  2. Apa yang dapat kita jadikan program hidup (baik pribadi maupun persekutuan) agar menampakkan keselamatan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari ? 

NAS PEMBIMBING: Kisah Para Rasul 4:12 

POKOK-POKOK DOA:

  • Pertumbuhan iman orang percaya agar terus terbuka dan membuka diri terhadap pembaharuan hidup oleh kuasa Roh Kudus.
  • Penghayatan iman yang sungguh akan tubuh dan darah Kristus yang menyelamatkan.
  • Membangun keyakinan iman umat TUHAN agar kese-lamatan dihayati dalam kehidupan bersama dengan orang lain.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Panggilan Beribadah: NNBT No. 6. Allah Bapa Yang Kumuliakan.

Ses Nas Pemb: NNBT. No. 31. Dalam Dunia Penuh Kemelut.

Ses Pengakuan Dosa: NNBT No.9. ‘Ku Akan Selalu Bersyukur.

Ses Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No. 24. Kuasa-Mu Tuhan, S’lalu Kurasakan.

Ses Hukum Tuhan: NNBT No.19. Allah Besar Agung Nama-Nya.

Persembahan: NNBT No. 20. Kami Bersyukur Pada-Mu, Tuhan.

Nyanyian Penutup: NNBT No. 36. Barang Siapa Yang Percaya Kepada Tuhan.

ATRIBUT

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

1 KOMENTAR

  1. membantu sekali web ini jemaat kami sering terlambat MTPJ nya….Jemaat Imanuel Malola Wil. Kumelembuai

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here