MTPJ 2-8 September 2012

0
1529

Gereja bertumbuh dalam penderitaandan ketekunan membaca Alkitab

Tema Bulanan : Gereja yang memberi teladan
Bahan Alkitab : 2 Timotius 3:10-17

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Di GMIM, bulan September selalu dirayakan sebagai hari ulang tahun gereja (Jerman: Kirchentag) dan tahun 2012 adalah HUT ke-78 GMIM Bersinode. Tema seluruh pemberitaan di tahun 2012: “Adil dan Damai” dan tema bulanan: “Gereja yang memberi Teladan“. Minggu pertama September juga ditetapkan sebagai “Hari Doa Alkitab” oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Untuk mendapatkan pemahaman berkaitan dengan maksud di atas, maka dipilihlah bacaan Alkitab: 2 Timotius 3:10-17 dengan tema mingguan: “Gereja bertumbuh dalam penderitaan dan ketekunan membaca Alkitab“. Meskipun surat 2 Timotius bersifat pribadi karena ditujukan khusus kepada Timotius, tetapi di dalamnya mengandung nasihat, pengajaran dan motivasi kepada jemaat untuk terus belajar Firman, sekalipun diperhadapkan dengan banyak tantangan dan ancaman dalam membela Injil Kristus itu sendiri. Pembacaan ini juga menantang gereja untuk melihat hedonisme (hidup bersenang-senang/berfoya-foya), materialisme (hidup diukur dan berorientasi pada materi) sebagai bahaya yang menjerumuskan hidup orang beriman.

PEMBAHASAN TEMATIS
• Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat 2 Timotius ditulis Paulus dari penjara Roma sekitar tahun 65 Masehi (1:8). Di penjara itu ia masih dibelenggu atau dirantai (1:16) bahkan diperlakukan seperti seorang penjahat (2:9), dan ia tahu bahwa ia pasti akan dihukum mati (4:6). Karena itu dalam keadaan kesepian serta firasat akan datangnya kematian, Paulus merindukan kedatangan Timotius, yang sering disapanya sebagai “anakku yang kekasih“. Paulus tahu Timotius telah belajar Kita Suci (=PL) dari neneknya Lois dan dari ibunya Eunike. Apalagi ketika ia mendapatkan pengajaran yang lebih jelas tentang Injil Kristus, makin sempurnalah pengenalannya akan Firman Allah.

     Banyak penderitaan dan penganiayaan dialami Paulus terutama pada pekabaran Injilnya yang pertama di Antiokhia-Pisidia, Ikonium dan di Listra (Kis.13:50; 14:5,19), hal itu diketahui Timotius, tetapi Tuhan telah melepaskan Paulus dari semuanya itu (band.4:17). Sebagai pemuda, Timotius belajar bagaimana komitmen Paulus dalam pelayanan: baik dari segi ajaran, cara hidup, pendirian, iman, kesabaran, kasih dan ketekunan. Memang, setiap orang yang mau hidup beribadah, dan mau hidup dalam kesalehan selalu diperhadapkan dengan upaya memenangkan orang banyak bagi Kristus. Tetapi, di pihak lain, orang beriman diperhadapkan juga dengan bermacam-macam perlawanan bahkan penolakan. Namun sebesar apapun penolakan itu, Alkitab selalu menjadi benteng pertahanan. Kita Suci selalu dipahami sebagai Firman Allah, meskipun disampaikan secara berbeda oleh orang-orang tertentu dan dengan gaya bahasa tertentu pula Sebagai Firman Allah, Alkita bermanfaat mengajar keselamatan di dalam Kristus, menolak ajaran yang bertentangan dengan Injil Kristus dan kesalahan umumnya, memperbaiki cara hidup dan kelakuan yang tidak sesuai dengan etik Kristen, serta mendidik dalam kebenaran. Paulus mengingatkan kepada Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian, engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” (1 Tim. 4:16).

• Makna dan Implikasi Firman
Perikop ini ditujukan kepada Timotius, tetapi juga berguna bagi kehidupan keluarga dan jemaat. Sebagai pemimpin dalam gereja dan masyarakat, kekuatiran sering membatasi keinginan dan semangatkita untuk melayani, apalagi bila mengancam nyawa kita. Muncul banyak ajaran yang mulai menyimpang dari ajaran resmi gereja, membingungkan bahkan menyesatkan, ditambah dengan derasnya arus modernisasi dan informasi, sehingga pelbagai hal mudah diakses lewat internet, facebook, twitter, dll. Terjadi pergeseran nilai dalam tatanan kehidupan di masyarakat, baik positif maupun negatif; pada gilirannya orang Kristen sering menjadi lemah, mudah terombang-amibing dengan rupa-rupa angin pengajaran. Banyak produk hukum dan peraturan daerah dijadikan alat membatasi gerak pelayanan gereja. Karena itu, gereja harus lebih konsisten untuk taat kepada Allah dan Firman-Nya, mampu berdiri tegak dalam komitmen imannya (band.Kis.5:29). Konsistensi gereja untuk tetap mengakar pada Firman Allah harus didukung dengan giat membaca dan mempelajari Alkitab, dengan demikian juga kuat menghadapi pelbagai penyimpangan ajaran (=dogma) gereja. Perlu mengaktifkan kebiasaan “mendongeng” di lingkungan keluarga Kristen sebagai motivasi bagi anak-anak, remaja dan pemuda membaca Alkitab, karena disinyalir banyak jemaat cuma suka mendengar, kurang serius membaca apalagi meneliti isi Alkitab, dengan macam-macam alasan dan pertimbangan. Hosea 4:6a jelas menegaskan: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”. Berkaitan dengan Hari Doa Alkitab pada setiap hari minggu pertama bulan September, maka selain berdoa untuk penyebaran Alkitab di tanah air, Alkitab bisa mengarahkan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa kepada kehidupan yang lebih berkualitas di masa depan. Gereja harus mampu memberi teladan bagi maju mundurnya suatu peradaban mannusia, baik pada skala lokal, nasional maupun internasional. Gereja tidak boleh menjadi penonton terjadinya kemerosotan moral di tengah masyarakat atau menjadi “pemadam kebakaran” ketika pelbagai kasus sudah menjadi teladan dan terdepan dalam menyuarakan suara kenabiannya, mengingatkan bahaya yang mengancam dan merusak tatanan kehidupan yang telah dibangun berabad-abad.

     Pendidikan dalam keluarga harus lebih dikedepankan, apalagi dengan maraknya HIV/AIDS di daerah ini, KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), begitu mudahnya orang berpindah agama dan kepercayaan akibat lemahnya Pembinaan Warga Gereja, terutama dalam keluarga sendiri. Orang semakin individualistis, materialistis bahkan konsumeristis, di mana-mana pekerjaan selalu diukur dengan uang, sehingga budaya “mapalus” atau saling membantu makin menipis, sebaliknya kepentingan dan faktor kemanfaatan yang begitu dikedepankan. Perlu penyegaran/refreshing dan retret bagi Pelayan Khusus agar bisa mengevaluasi: apakah pelayanan Gereja sedang maju, stagnan/berjalan di tempat atau mundur ke belakang. Firman Tuhan pasti akan selalu memberi jalan keluar atas semua kemelut dan hambatan yang menghimpit gereja dari waktu ke waktu.


PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah yang dapat kita pelajari dari nasihat Paulus kepada Timotius dalam perikop ini?
  2. Hal-hal apakah yang sering menghambat kita dalam pekerjaan pelayanan, baik sebagai Pelayan Khhusus maupun sebagai imamat am orang percaya?
  3. Bagaimana kita bisa menjadi garam dan terang dunia di tengah masyarakat Indonesia yang pluralistik ditinjau dari segi ipoleksosbudhankamnas?


NAS PEMBIMBING: Ibarani 6:11,12


POKOK-POKOK DOA

  • Perlu program membaca Alkitab secara rutin oleh jemaat-jemaat.
  • Pelayan Khusus selalu mengevaluasi pekerjaan pelayanan di jemaat pada umumnya.
  • Perlu penyebaran Alkitab di Indonesia, sehingga banyak orang bisa membaca Alkitab dengan baik dan benar

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan/Pembukaan: NNBT No.1:1,2
Pengakuan Dosa: NNBT No.11
Berita Anugerah: KJ No.39
Ses. Pemb. Alkitab: KJ No.51
Persembahan: NKB No.208
Penutup: NNBT No.28

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here