TEMA BULANAN : “Panggilan Gereja untuk Memelihara Hidup Harmoni di Tengah Masyarakat Majemuk”
TEMA MINGGUAN :“Firman Allah Menjadikan Orang Lebih Baik Hati”
BACAAN ALKITAB: Kisah Para Rasul 17:10-15
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Di zaman post modern ini, ancaman terhadap keberadaan hidup manusia bukan hanya global warming (pemanasan global), tetapi juga dalam interaksi sosial ancaman “global colding”, yaitu semakin mendinginnya hubungan antar manusia telah mencip-takan kemiskinan relasi, hingga banyak orang yang merasa sendiri di tengah keramaian.
Maraknya facebook, bb, tweeter dan berbagai media online yang ada, membuat komunikasi seseorang dengan orang lain makin mudah dan cepat, tetapi kualitas relasi manusia tidak otomatis menjadi lebih baik. Justru media tersebut makin banyak melunturkan kehangatan relasi dalam keluarga, antara suami-isteri, orangtua anak dan kakak-beradik. Antar komu-nitas dalam jemaat maupun masyarakat. Orang menjadi kurang peduli satu terhadap yang lain, sehingga kebaikan hati yang harusnya dilakukan dalam interaksi antar pribadi menjadi kabur.
Motif dan situasi yang mendorong orang untuk memper-lihatkan kebaikan hati sangat bervariasi. Kebaikan hati nampak dalam sikap atau perilaku yang loyal, jujur, ramah, peduli terhadap orang lain, suka menolong, mengasihi, suka memaafkan dan banyaklah bentuk kebaikan hati yang dapat kita lakukan dalam hidup (bd. Kisah Para Rasul 27:3; 28:1,2.)
Kebaikan hati sering dikatakan sebagai lentera jiwa, sebab dengan berbaik hati, seseorang dapat menjadikan orang lain berbahagia dan menemukan kembali harapan hidupnya. Jika demikian, maka diri sendiri pun akan turut berbahagia.
Kebaikan hati adalah salah satu sifat Allah yang sangat kentara dalam peran Yesus yang menunjukkan perhatian-Nya bagi semua orang, melalui pelayanan yang mengajar, ber-khotbah dan menyembuhkan. Kebaikan hati Yesus menjadi sempurna melalui solidaritas, yang menjadikan diri-Nya sebagai sumber pemberitaan Firman Tuhan.
Pengenalan akan Firman Tuhan membuat orang terus ber-akar, bertumbuh dan berbuah dalam kesaksian yang berdasar pada pengajaran Firman Tuhan dan yang menjadikan mereka lebih baik hati.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Dalam perjalanan kedua misi pekabaran Injil, rasul Paulus berkeinginan untuk mengunjungi kembali dan memperkuat lagi fondasi-fondasi iman, yang pernah diletakkan dalam jemaat yang pernah dilayaninya. Maka bersama dengan Silas, teman sepelayanan, Paulus melayani dan mereka mengajarkan Kitab Suci kepada orang-orang yang bersama mereka di tempat sem-bahyang orang Yahudi, baik di Tesalonika maupun di Berea.
Pengajaran tentang Mesias, yaitu Yesus yang menderita dan bangkit dari antara orang mati, membuat banyak orang menjadi percaya; termasuk orang-orang Yunani yang sudah mendengar Injil dan hidup takut akan Tuhan, juga para perempuan terkemuka di tengah masyarakat waktu itu. Mereka meng-gabungkan diri bersama Paulus dan Silas.
Realitas ini membuat orang-orang Yahudi di Tesalonika menjadi iri hati dan sengaja mengacaukan kota dengan mem-buat keributan. Perilaku itu mereka buat, untuk menyerang Paulus dan Silas serta menuduh kedua pekabar Injil itu adalah para pengacau dunia dan melawan aturan kaisar.
Di Tesalonika, Paulus dan Silas dilindungi oleh Yason dan kerabatnya. Mereka berusaha menyelamatkan kedua sahabat Injil itu, dengan memberangkatkan mereka ke Berea yang terletak sekitar tujuh puluh lima kilometer sebelah barat daya kota Tesalonika, yang juga menjadi kota penting di Makedonia.
Di Berea ada sebuah kelompok orang Yahudi yang secara teratur mereka bertemu di rumah ibadah untuk berdoa dan belajar Kitab Suci. Di rumah ibadah itu Paulus dan Silas hadir, menyampaikan berita Injil Yesus yang menyelamatkan.
Orang-orang Yahudi di situ tidak cepat berprasangka buruk terhadap Paulus dan Silas, seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi yang tinggal di Tesalonika. Orang Yahudi si Berea menunjukkan keterbukaan dengan bersikap ramah dan baik hati, serta bersedia menguji berita yang disampaikan oleh Paulus dengan ayat-ayat Perjanjian Lama untuk menentukan benar atau tidaknya berita yang disampaikan. Orang-orang Yahudi jemaat Berea dipenuhi dengan keinginan untuk selalu berdoa dan belajar Kitab Suci.
Tradisi belajar Kitab Suci dan berdoa tiap hari membuat mereka semakin mengetahui kehendak Firman Tuhan dan sikap kerohanian ini telah membentuk orang Yahudi di Berea menjadi lebih baik hati, bahkan mereka hidup rendah hati satu terhadap yang lain.
Firman Tuhan membuat orang-orang Yahudi di Berea ada dalam pembaharuan budi, yaitu menjadi lebih baik hati. Kebaikan hati membuat mereka dapat menerima Paulus dan para sahabat Injil. Bahkan buah pekabaran Injil membuat para perempuan terpandang dan terkenal serta laki-laki Yahudi menjadi percaya kepada Yesus, Sumber keselamatan dan pemberitaan Paulus.
Ketika orang-orang Yahudi di Tesalonika mendengar berita bahwa pekabaran Injil telah berkembang di Berea, mereka pun datang ke kota itu dan tetap menunjukkan sikap bermusuhan. Mereka berupaya menghasut dan mengacaukan kehidupan percaya yang sudah ada di masyarakat, bahkan mempengaruhi orang banyak supaya menjadi ragu dengan pengajaran Paulus yang memberitakan Injil Yesus.
Hasutan dapat saja membuat orang berobah sikap. Karena itu, demi melindungi dan menyelamatkan Paulus, maka saudara-saudara seiman berusaha mendorong Paulus supaya segera meninggalkan Berea. Bahkan mereka mengantarnya sampai ke pantai sebelah barat laut dari Laut Mati. Bukan karena Paulus dianggap lebih tinggi jabatannya dari teman-teman, juga bukan dalam rangka rasa aman semata, melainkan supaya Injil Yesus dapat terus diberitakan.
Kebaikan hati dari saudara-saudara seiman telah memberi peluang bagi mereka untuk memberikan perhatian kasih dengan mengantar Paulus sampai ke Atena dan ketika mereka kembali di Berea, ada pesan kepada Silas dan Timotius yang masih tinggal di sana, untuk secepat mungkin menyusul Paulus ke Atena. Hal ini penting, sebab kesatuan dalam tim pelayanan semakin menguatkan dalam misi dan kerja pekabaran Injil.
Makna dan Implikasi Firman
Paulus, Silas dan Timotius adalah kelompok rasul yang mencintai Firman Tuhan, rajin berdoa dan beribadah serta hidup dalam kebaikan hati, yang membuat mereka saling mendukung dalam pelayanan.
Kebaikan hati adalah salah satu sifat hakiki Tuhan Allah, yang tergambar jelas dalam pelayanan Yesus. Kebaikan hati juga ditunjukkan para rasul, murid dan orang percaya yang tetap konsisten dalam hidup pekabaran Injil. Karena itu, buah pengajaran dan kesaksian hidup mereka menjadi teladan bagi orang percaya. Bahkan buah pekabaran Injil Yesus yang para rasul beritakan, telah membuat banyak orang, baik sederhana maupun termashyur menjadi orang percaya dan hidup dalam pertobatan, karena keselamatan yang dari Tuhan Yesus.
Kebaikan hati Allah yang telah mengutus Yesus Kristus menjadi Juruselamat, melalui sebuah solidaritas yang sem-purna, yaitu menderita dan mati di salib. Namun bangkit kembali, supaya orang percaya selamat dan memperoleh hidup yang kekal.
Kebaikan hati Yesus harus menjadi patron atau model dari orang percaya, dalam mengaktualisasikan imannya, sekaligus menjadi kesaksian tentang berita Injil Kabar Baik yang membuat orang lebih baik hati.
Kecintaan kepada Allah menjadikan orang makin rajin berdoa dan belajar Firman. Dengan berdoa dan belajar Firman tiap-tiap hari, orang semakin dibaharui dengan kebenaran Firman, bahkan semakin berperilaku terpuji yaitu menjadi lebih baik hati.
Menurut para ahli, kebaikan hati membuat orang cenderung lebih sehat, lebih panjang umur dan lebih berkwalitas dalam hidup. Sebab kebaikan hati membuat orang dapat menerima orang lain apa adanya, menjauhkan diri dari perilaku iri hati, suka menolong, menyampaikan yang benar dan saling memberi semangat satu terhadap yang lain.
Kebaikan hati kita menunjukkan sebuah kesaksian untuk terus memberitakan Injil melalui keteladan hidup yang baik dan benar, termasuk dalam relasi antar teman sepelayanan. Dalam kerja pelayanan di lingkungan gereja, atasan adalah mereka yang patut kita hargai sebagai mitra kerja, bukan memper-lakukan mereka sebagai bos. Atasan juga jangan meng-anggap diri sebagai bos.
Dalam pelayanan gereja tidak ada yang disebut atau menyebut diri bos dan anak buah, melainkan teman sekerja atau teman sepelayanan. Artinya dalam kerja pelayanan, setiap orang memiliki harkat dan martabat yang patut dihargai sebagai mitra kerja Allah. Dengan pemahaman ini, maka kita akan menghindari kebiasaan atau perilaku yang menganggap diri bos, punya anak buah. Sebab karakter yang menganggap diri bos sering membuat seseorang menganggap remeh orang lain.
Orang yang memiliki kebaikan hati tidak menganggap dirinya bos, tetapi melihat teman sekerja sebagai mitra yang bersama-sama bertujuan meraih keberhasilan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apakah aktifitas pertama yang Paulus dan Silas lakukan saat berada di Berea?
- Apa manfaat berdoa dan belajar Kitab Suci setiap hari?
- Bagaimana kita mengaplikasikan kebaikan hati dan apakah kita berdoa serta belajar Alkitab tiap hari?
NAS PEMBIMBING: Amsal 16:20
POKOK-POKOK DOA
- Pekerjaan Pekabaran Injil tetap menjadi misi gereja.
- Orang percaya semakin rajin berdoa, belajar Firman Tuhan dan beribadah.
- Hidup rendah hati dan mempraktekkan kebaikan hati.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN
HARI MINGGU BENTUK I.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ No 4 Hai Mari Sembah
Ses Tahbisan & Salam : KJ No 10 Pujilah Tuhan, Sang Raja
Ses Nas Pembimbing: NKB No 122 ‘Ku Ingin Berperangai’
Pengakuan Dosa dan Pemb Anugerah Allah: NNBT No 8:1 ‘Banyak Orang Suka di Ampuni’
Pengakuan Iman: KJ No 280 ‘Aku Percaya’
Hukum Tuhan: KJ No 379 ‘Yang Mau Dibimbing Oleh Tuhan’
Doa, Pemb Alkitab dan Pemb Firman Tuhan: KJ No 356 ‘Tinggallah Dalam Yesus’
Persembahan: KJ No. 368 Padamu Tuhan dan Allahku
Nyanyian Penutup: KJ No 346 ‘Tuhan Allah Beserta Engkau.
ATRIBUT
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.