MTPJ 20 -26 Maret 2016

0
5481

TEMA BULANAN: “Pemulihan Dunia”
TEMA MINGGUAN: “Mahkota Duri: Antara Pujian dan Penghinaan”
Bahan Alkitab : Markus 15:1-20a
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Mahkota adalah tanda dari otoritas kekuasaan dan harga diri sebuah kerajaan. Mahkota yang dikenakan kepada Yesus Kristus, sangat berbeda dan murah harganya. Meski mahkota ini kemudian “bersinar” sangat cemerlang menga-lahkan semua yang lain, namun mahkota itu tidak dibentuk oleh jemari pengrajin permata yang jenius dan berbahan super mahal. Mahkota itu dibentuk terburu-buru oleh jemari kasar prajurit Romawi. Mahkota itu dikenakan bukan di tengah perayaan yang megah, tetapi di tengah penyiksaan dan penghinaan. Mahkota itu adalah mahkota duri.

Ada simbolisme yang hendak diwujudkan Allah Bapa dalam mahkota duri bagi gereja saat ini. Dan di saat kita menuju pada perenungan atas makna “jalan salib”, kita pun kini diajak untuk masuk dalam perenungan akan arti dan makna, mahkota duri yang telah dikenakan Yesus di dalam kehidupan gereja saat ini.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Mahkota duri, The Crown of Thorns, diterjemahkan dari bahasa Yunani: “akanthinon stefanon” (bandingkan Markus 15:17 dan Yohanes 19:5). Mahkota duri itu dibuat dari ranting berduri “Ziziphus Spina-christi” (bahasa Ibrani: “atad”) yang diikat dengan rerumputan “Juncus Balticus” yang banyak tumbuh di daerah Yerusalem.

Oleh para prajurit, mahkota ini dibuat dan dipadankan dengan “jubah ungu”, sebagai tanda kebesaran dan kekua-saan untuk mengolok-olok Yesus yang sebelumnya telah divo-nis mati oleh pemerintahan Kolonial Romawi yang dipimpin Pilatus. Pontius Pilatus adalah Prefekt (atau proconsul/ gubernur) ke-5 dari Provinsi Yudea Kekaisaran Romawi, yang menjabat tahun 26–36 Masehi, pada zaman Kaisar Tiberius berkuasa. Dialah yang mewakili pemerintah Romawi di Yerusalem untuk mengadili Yesus Kristus yang ditangkap di Taman Getsemani oleh para pemuka agama Yahudi.

Setelah menyelidiki perkara Yesus, Pilatus mengakui bahwa ia tidak menemukan kesalahan apapun. Namun Pilatus tidak berani membebaskan Yesus begitu saja, bahkan sebaliknya ia tunduk pada keinginan para Imam dan massa untuk menyalibkan Yesus dengan membebaskan seorang pesakitan dan kriminal bernama Barabas.

Dari sini kepastian perjalanan Yesus orang Nasaret ke Kayu Salib bermula. Pengkhianatan, fitnah, rasa sakit, aib dan penderitaan mulai berwujud yang kesemuanya itu sebenarnya dapat dihindari Yesus, mengingat tabiat Ke-Allahan-Nya. Paulus menulis: “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut  segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:8-10).

Pilatus sempat mendesak Yesus untuk membela diri-Nya sendiri, namun Kristus diam dan hendak memberikan cinta yang menakjubkan bahwa tidak ada aib yang ia tolak serta menyerahkannya untuk keselamatan kita, demikian Yohanes Calvin mengomentari Injil Markus ini. Kerajaan Kristus, lanjut Calvin, seharusnya tidak dimengerti oleh keda-gingan, tetapi oleh keputusan Iman dan Roh yang dengannya membawa Kristus pada ketaatan yang sempurna kepada kehendak Bapa-Nya dan menjadi anugerah terindah bagi manusia.

Ternyata, Yesus tidak tampil seperti yang diharapkan yakni dengan kemegahan, kebesaran serta kemuliaan menu-rut ukuran raja-raja dan kedagingan. Kerajaan Yesus ber-lainan dari kerajaan yang dikenal oleh Pilatus dan disalah-mengerti oleh orang Yahudi dan para imamnya. Pilatus dan Keyahudian hanya mengenal kerajaan yang rajanya berkuasa, bertindak menurut kepentingannya sendiri dan membalas dendam. Sebaliknya kerajaan Yesus dibangun atas cinta kasih, pelayanan, keadilan, rekonsiliasi dan damai.

Diam bagi Yesus saat itu, dan kerelaan memakai mahkota duri adalah harta karun yang berlimpah untuk rencana keselamatan Allah bagi manusia. Mahkota duri itu sebenarnya milik manusia. Kristus mengambilnya demi manu-sia dan akan menggantinya dengan mahkota yang takkan pernah pudar, yaitu Mahkota Kehidupan (Wahyu 2:10). Itulah kemenangan setelah penghinaan dan aib, serta puji-pujian setelah kemalangan dan penderitaan.

Makna dan Implikasi Firman

Injil Markus hendak memperlihatkan kepada kita tentang kehinaan dan hilangnya kekuatan Yesus dalam menghadapi fitnah, aib dan penghinaan, padahal Dia adalah Anak Allah, Raja, Imam dan Nabi. Tidak tampak sedikitpun tanda-tanda-Nya sebagai raja. Dan mahkota yang ditempat-kan pada kepala-Nya adalah mahkota duri! Yang didengar-kan-Nya bukan pujian ataupun nyanyian, melainkan penghi-naan dan cercaan. Namun ternyata di situlah terletak jalan emas, jalan rajawi menuju kerajaan-Nya.

Memang, betapa berbeda gambaran tentang raja dan kerajaan Kristus yang kita lihat melalui Injil Markus ini ! Sungguh pentinglah gambaran tentang kerajaan Kristus ini untuk memahami apakah yang disebut keselamatan dalam Kerajaan Allah. Bila kadang-kadang dalam keadaan sekeliling kita tampak gelap, menyedihkan, dipenuhi kekerasan, keben-cian bahkan maut, janganlah kita lupa bahwa kita tidak sendirian. Yesus telah melaluinya terlebih dahulu untuk kita.

Bagi orang Kristen dan Gereja Tuhan, jubah ungu dan mahkota duri itu selalu menunjukan dua hal: Pertama, Yesus adalah dan memang seorang Raja. Suatu hari, seluruh alam semesta akan tunduk kepada Yesus sebagai “Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan” (Wahyu 19:16). Yang tentara Romawi maksudkan sebagai olok-olok kemudian telah men-jadi gambaran atas dua peran Kristus sekaligus, pertama hamba yang menderita (Yesaya 53 ), dan kedua, Mesias yang menaklukan (Wahyu 19) .

Kedua, Yesus bersedia menanggung rasa sakit, peng-hinaan dan malu untuk  menggantikan kita. Mahkota duri dan penderitaan itu sudah lama berlalu dan Yesus Kristus kini telah menerima mahkota yang layak dan penuh kehormatan. ‘Semak Duri’ dalam Kejadian 3 yang selalu menunjuk pada kutuk dosa karena kejatuhan manusia, semua telah diletakkan di atas kepala Yesus dan juga ditanggung oleh-Nya. Kepala mewakili pikiran manusia. Kutuk dosa di pikiran kita pun sudah ditebus oleh Yesus. Kita dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya (Ibrani 10:10). Dan, untuk itulah Kristus menerima pujian. 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

  1. Apa yang Yesus Kristus sudah buat untuk anda saat ini, ketika Dia memilih jalan untuk taat pada kehendak Bapa-Nya ?
  2. Apa arti “mahkota duri” dan “Jubah Ungu” dan apakah itu mewarnai kehidupan saudara, saat kehidupan iman kita mau melangkah ke “Meja Perjamuan TUHAN” untuk menerima Sakramen Perjamuan Kudus ?.

NAS PEMBIMBING: Filipi 2:8-11 

POKOK-POKOK DOA:

  • Mereka yang hingga kini masih terus menganiaya, mendera dan menghina serta menimbulkan penderitaan bagi Umat Kristen di seluruh dunia.
  • Memohon kekuatan agar GMIM dan seluruh jemaatnya mampu menerima “mahkota duri” dan memikul salib, untuk terus bekerja, bersaksi dan melayani.
  • Memohon Kristus memberkati seluruh peringatan “Jalan Salib” dan meja perjamuan untuk pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus di seluruh dunia.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU SENGSARA VI 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan : KJ No. 183 Menjulang Nyata Atas Bukit Kala

Ses Nas Pemb/Nyanyian Masuk: NNBT No.13  Ya Allah Bapa, Ya Yesus Tuhan

Pengakuan Dosa : NNBT No.32  Dunia S’makin Berkabut

Berita Anugerah Allah: NNBT No.24 Kuasa-Mu Tuhan S’lalu Kurasakan

Ajakan Mengikut Yesus di Jalan Sengsara     : NNBT No.17  Ya Tuhan, Tuhan  Kami

Ses Pemb Alkitab: KJ No. 178:1,2 Kar’na Kasih-Nya Padaku

Persembahan  : KJ No. 170 Kepala Yang Berdarah

Penutup: KJ. No. 375  Saya Mau Ikut Yesus

ATRIBUT:

Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.

Perayaan Minggu-minggu Sengsara