TEMA BULANAN : “Berkarya dalam Penantian”
TEMA MINGGUAN : “Pola Hidup Sehat MendatangkanKecerdasan”
Bacaan Alktiab : Daniel 1:1-21
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Ada ungkapan mengatakan bahwa “kesehatan itu bukan segala-galanya tapi tanpa kesehatan segala-galanya tidak berarti”. Namun demikian jika itu hanya sebatas perkataan dan tidak ada penerapan maka perkataan tersebut sia-sia. Padahal manusia adalah satu-satunya makhluk yang selalu mendambakan hidup-nya dalam keadaan sehat secara paripurna baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Salah satu upaya untuk mencapai dambaan itu tiap orang harus berupaya menjaga kesehatannya. Apalagi tuntutan zaman yang serba cepat sekarang ini telah menjadikan sebagian orang lebih menyukai pola makan serba instan meski pun hal itu akan berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh.
Disadari bahwa telah banyak upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah, gereja maupun lembaga lainnya untuk men-jawab kebutuhan akan peningkatan kesehatan antara lain dengan adanya berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan dan sistem pelayanan kese-hatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional – BPJS dan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kese-hatan baik berupa akreditasi maupun standar klasifikasi pela-yanan kesehatan.
Namun demikian, fakta membuktikan bahwa semakin banyak ditemukan kasus penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang membutuhkan penanganan secara mendesak karena tidak menjalankan pola hidup sehat yakni dengan cara memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan mulai dari aspek makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi, olah raga dan istirahat yang teratur, bebas dari zat adiktif, dan spiritualitas yang sehat serta perilaku hidup sehari-hari.
Setidaknya setiap orang mesti memiliki komitmen untuk menjalankan pola hidup sehat sebab hal itu mempengaruhi kecerdasan seseorang, antara lain dengan memperhatikan pola makan yang sehat serta bersedia menjadi teladan dan mampu memotivasi orang lain akan pentingnya menjalankan pola hidup sehat agar supaya bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh makna bersama keluarga dan lingkungan sekitar kita.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Pada zaman Raja Yoyakim Kerajaan Yehuda dan ibukotanya Yerusalem jatuh ketangan Raja Nebukadnezar dan semua per-kakas yang ada di Bait Allah diangkut ke Babel ke rumah dewa-nya di Sinear. Hal inimenunjukkan bahwa Allah bangsa Yehuda dinyatakan telah dikalahkan, dengan demikian ia menyatakan kemenangannya atas Allah Israel sehingga umat Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa. Selain itu juga, Nebukadnezar meng-angkut orang Yehuda ke Babel sebagai tawanan perang; dia-ntaranya terdapat empat orang muda yang terpilih yakni; Daniel, Hananya, Misael dan Azarya untuk dipersiapkan melayani di Istana raja. Nama-nama ini adalah nama Ibrani yang maknanya berhubungan erat dengan keberadaan Allah Israel. Daniel artinya “Allah adalah hakimku”, Hananya artinya “Yahweh telah beramah tamah”, Misael berarti “Dia yang adalah Allah” dan Azarya berarti “Yahweh telah menolong”. Nama keempat orang muda ini sangat indah karena semuanya menyatakan kebesaran dan keagungan Allah serta relasi-Nya dengan umat-Nya.
Setelah mereka dididik untuk menjadi pelayan di Istana Raja Babel, maka Aspenas, Kepala Istana, mengganti nama-nama Ibrani itu menurut nama-nama dewa Babilonia yakni; Beltsazar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego.Sebagai orang-orang pilihan, Daniel dan kawan-kawannya yang memiliki integritas kepribadian karena keberimanannya kepada Tuhan,tetap memegang teguh iman mereka dan memelihara perjanjian dengan Allah Israel. Mereka adalah orang-orang yang tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak, memiliki pengertian tentang berbagai ilmu dan cakap bekerja dan kepada Allah Israel serta tidak meninggalkan perjanjian-Nya.
Oleh sebab itu mereka mampu menempatkan diri dengan jalan bertekad untuk tidak menajiskan dirinya dengan menyantap makanan Raja yang telah terlebih dahulu dipersembahkan kepada Merodak (dewa Babilonia), sebagaimana sudah menjadi kebiasaan pada masa itu bahwa apapun yang akan dimakan oleh Raja (daging dan anggur) makamakanan tersebut harus terlebih dahulu dipersembahkan kepada dewa. Hal ini bertentangan dengan prinsip iman yang dimiliki oleh keempat pemuda pilihan ini. Dengan hikmat Tuhan meskipun diperhadapkan dengan resiko, Daniel dan kawan-kawannya mendatangi pegawai istana yang menyajikan makanan kepada mereka dan memohon supaya diadakan suatu percobaan selama 10 hari, “supaya diberikan saja untuk kami sayur untuk dimakan dan air untuk di minum” (ay.12); untuk menentukan apakah kesehatan mereka akan tetap prima dibandingkan dengan yang lainnya atau justru sebaliknya. Pada akhirnya Daniel dan kawan-kawannya berhasilmenunjukkan kesehatan dankecerdasan mereka sepuluh kali lebih cerdas dibandingkan dengan lainnya dansetelah tiga tahun belajar di sekolah istana, mereka diterima dan bekerja di istana raja (ay.19-21).
Makna dan Implikasi Firman
Daniel dan kawan-kawannya mampu menunjukkan integritas sebagai umat Tuhan dengan bersikap positif, kritis, dan tetap berpegang pada prinsip iman serta memiliki hati nurani yang jujur, tulus dan ikhlas. Kualitas iman mereka dibuktikan dengan tidak mengkonsumsi berbagai jenis makanan dan minuman yang telah dipersembahkan kepada dewa. Segala sesuatu dikerjakan mereka dalam ketaatan dan takut akan Tuhan.
Pengalaman iman Daniel dan kawan-kawannya memberi-kan pelajaran iman bagi kita bahwa orang-orang yang men-dapatkan kepercayaan dari Tuhan untuk mengemban tugas-tugas mulia perlu menghubungkan soal makanan dengan iman. Bahwa makan bukan sekedar mengenyangkan perut atau menikmati kelezatan tetapimakan jugamerupakan ekspresi iman dari sese-orang. Daniel dan kawan-kawannya memilih pola makan yang sehat: hanya dengan makan sayur dan minum air saja, mereka tetap sehat dan bugar bahkan tampak lebih segar dan cerdas daripada yang lainnya.
Kita telah memasukitahun baru 2018 sebagai waktu yang tepat untuk membaharui komitmen iman, mengintrospeksi diri dan bertanya; sudahkah kita menjalani pola hidup sehat dan menjaga kebugaran tubuh kita sebagai manifestasi panggilan iman kita? (band. 1 Korintus 3:16-17) Sudahkah pola makan kita mencerminkan kehidupan yang memuliakan Allah dan bersyukur atas karunia-karunia, khususnya hikmat dan kecerdasan yang telah dianugerahkan kepada kita?
Gereja kita baru saja melaksanakan peneguhan Pelayan Khusus penatua dan syamas periode pelayanan 2018-2021. Pelayan Khusus yang terpilih diingatkan supaya menjadi teladan bagi seluruh warga jemaat dengan terus-menerus memelihara kehidupan pribadi dan keluarga dengan melaksanakan pola hidup sehat dan pola makan yang mendukung kesehatan dan kebugaran sebagai manifestasi iman. Karena, didalam tubuh yang sehat bukan hanya ada jiwa yang sehat melainkan juga terdapat iman yang besar.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apakah yang dapat kita pahami tentang pola hidup sehat dan kecerdasan menurut perikop pembacaan ini?
- Menurut saudara apa hubungan pola makan yang sehat dan iman?
- Apakah peran gereja dalam menerapkan pola hidup sehat berdasarkan iman?
NAS PEMBIMBING: 1Korintus 3:16-17
POKOK-POKOK DOA:
- Pola makan sehat
- Sarana dan Prasarana Kesehatan
- Program Pelayana Kesehatan GMIM
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NNBT No.6 Allah Bapa Yang Kumuliakan.
Ses Doa Pembukaan: NNBT. No. 24. Kuasa-Mu Tuhan Selalu Kurasakan.
Ses Pengakuan Dosa dan Pengampunan: NNBT No. 31 Dalam Dunia Penuh Kemelut.
Persembahan: NNBT No. 367 Pada-Mu Tuhan dan Allahku.
Nyanyian Penutup; NNBT. No. 27. Ya Tuhan Engkaulah.
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan.