TEMA BULANAN: “Diutus Untuk Membebaskan”
TEMA MINGGUAN: “Kesatuan Dalam Keanekaragaman”
Bahan Alkitab : Yohanes 17 : 1 – 26
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil dan diutus Tuhan ke dalam dunia untuk mewujudkan damai sejah-tera Allah. Semua orang percaya yang ada dalam gereja, berasal dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi, budaya, ras dan lain sebagainya. Keanekaragaman ini dapat mengakibatkan dua hal. Pertama, dapat mengakibatkan keberhasilan pelayanan karena setiap anggotanya saling menghargai dan melengkapi. Kedua, da-pat mengakibatkan terjadinya perpecahan dalam persekutuan.
Untuk hal yang kedua, inilah yang menjadi pergumulan kita. Banyak terjadi pepecahan dalam persekutuan keluarga, jemaat dan masyarakat. Di tengah keluarga kesatuan suami dan isteri hanya satu secara lahiriah, tetapi tidak memiliki ikatan sosial dan spiritual yang satu dan utuh itulah sebabnya keluarga seperti ini mudah terpecah. Begitu juga walaupun berada dalam satu kolom, jemaat dan gereja, dengan keanekaragamnya, bisa ter-jadi perpecahan karena adanya perilaku yang mementingkan diri, saling menyalahkan dan menjatuhkan satu sama, pendek kata semua itu terjadi karena tidak adanya kesatuan hati, tujuan, visi dan misi dalam pelayanan. Akibatnya persekutuan hidup itu tidak mengalami pertumbuhan yang berbuah, tidak memberi dampak yang baik bagi dunia dan tidak mencerminkan kemu-liaan Tuhan. Karena adanya realita seperti inilah tema renungan Kesatuan dalam Keanekaragaman diangkat untuk menjadi perenungan bersama di minggu ini.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Ayat-ayat yang ada dalam perikop ini, adalah doa Yesus kepada Bapa-Nya saat pelayanan-Nya dalam dunia hampir selesai. Di ayat 1-5, Yesus berdoa untuk diri-Nya, Supaya Ia yang telah memuliakan Bapa melalui pekerjaan-Nya di bumi, dimuliakan Bapa dengan kemuliaan yang dimiliki-Nya sebelum dunia ada; supaya kuasa yang diterima dari Bapa-Nya, akan diberikan-Nya dalam bentuk hidup kekal bagi orang percaya, yang mengenal Bapa, yang mengutus Yesus.
Selanjutnya di ayat 6-20, Ia mendoakan para murid-Nya yang telah menerima firman dan memuliakan Dia, sebagai milik Bapa yang telah diberikan kepada-Nya. Yesus mendoakan para murid yang telah dipelihara dan telah dijaga-Nya, dipelihara Bapa ketika berada dalam dunia yang jahat dan membenci mereka, dan supaya dikuduskan dalam kebenaran dan supaya mereka menjadi satu sama seperti Yesus dan Bapa adalah satu. Selanjutnya Yesus mendoakan orang yang menjadi percaya ka-rena pemberitaan para murid.
Di ayat 21 Yesus mendoakan mereka semua. Kata mereka menunjuk kepada para murid dan semua orang percaya dengan berbagai latar belakang karakter, status sosial, daerah asal dan politik. Kesatuan itu bukan berarti kesatuan lahiriah, pemerin-tahan atau organisasi tetapi kesatuan persekutuan satu dengan yang lainnya yang terus menerus tanpa batas, sama seperti kesatuan antara Yesus dan Bapa dimana mereka juga berada di dalam persekutuan itu. Kesatuan orang percaya yang sama (mirip) dengan kesatuan Anak dan Bapa, bukan berarti kesatuan hakekat, tetapi kesatuan rencana, tujuan, kemuliaan, dan karak-ter Allah yang diilhamkan dalam Firman-Nya. Kesatuan ini dimaksudkan untuk meyakinkan dunia (orang-orang yang tidak percaya) bahwa Yesus berasal dari dan diutus Allah ke dalam dunia; dan supaya dunia tahu bahwa Bapa yang mengutus Yesus mengasihi para murid.
Ayat 22-26 Kesatuan para murid dan semua orang percaya mencerminkan adanya kehadiran Bapa dalam Yesus yang me-nentukan kesempurnaan kesatuan mereka. Hidup dalam kesa-tuan mengandung kepastian adanya kemuliaan yang diberikan Bapa melalui Yesus dan adanya kehidupan bersama di sorga, dimana Yesus berada sebelum dunia dijadikan, karena kasih yang diberikan Bapa kepada Yesus ada pada mereka.
Makna dan Implikasi Firman
- Langkah awal menghadapi realita keragaman adalah doa. Hal inilah yang ditunjukkan Yesus menghadapi keragaman para murid dan setiap orang percaya. Jemaat yang men-doakan keragamaan berarti menyadari dan menghargai keragaman. Oleh sebab itu sangatlah terhormat jika orang percaya menjadi pendoa bagi keragaman.
- Kesatuan dalam keragaman bukan hanya tuntutan hidup bermasyarakat tapi adalah panggilan iman karena Yesus yang menghendakinya supaya kita lakukan. Oleh sebab itu tiap orang dengan berbagai latar belakangnya yang suka membangun, membina dan mengembangkan kerukunan dalam hidup bersama adalah orang yang menghormati Tuhan. Sebaliknya jika suka akan perpecahan berarti ia tidak menghormati Tuhan yang menciptakan keaneka-ragaman.
- Persatuan dalam persekutuan hidup orang percaya, tidak hanya akan mencerminkan kerukunan, tetapi akan mencer-minkan kemuliaan Tuhan, karena orang percaya dengan iman kepada Tuhan Yesus tidak akan membeda-bedakan orang dengan latar belakangnya karena di dalam Yesus, kata Paulus: tidak ada orang Yahudi ataupun orang Yunani (bnd Galatia 3:28). Kitapun bisa berkata di dalam Yesus tidak ada orang Minahasa, tidak ada orang Sanger, orang Jawa, orang Eropa dst..; tidak ada orang kaya, tidak ada orang miskin dst…. Semuanya sama di dalam Tuhan. Kita semua adalah satu tubuh di dalam Tuhan (bnd 1 Kor 12) bersama dengan seluruh gereja Tuhan dalam satu perahu Oikumenis sebagaimana yang kita rayakan dalam hari Oikoumene / PGI tanggal 25 Mei 2016.
- Kesatuan dalam keanekaragaman yang dilakukan orang percaya harus dilakukan terus menerus tanpa batas, karena kesatuan orang percaya “mirip” dengan kesatuan Yesus dan Bapa yang kekal. Ini harus kita perjuangkan terus menerus tanpa pura-pura dan kepentingan diri seperti perkataan Paulus: kita harus berusaha untuk bersatu dan saling mengasihi dengan kasih yang tulus/tidak pura-pura (bdk. Roma 12:9a).
- Syarat mutlak terjadinya kesatuan adalah bersatunya tiap-tiap pribadi orang percaya dengan Bapa dalam Yesus Kristus. Dengan demikian orang percaya yang selalu bersatu dengan Tuhan dalam iman, harap dan kasih melalui doa dan firman, pasti akan mewujudkan kesatuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu jadilah pribadi yang selalu bersekutu dengan Tuhan, maka persekutuan hidup atau kesatuan dalam keragaman akan terwujud dalam kehidupan sehari-hari dan muliakanlah Tuhan di dalamnya. Amin.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Mengapa Yesus berdoa supaya murid-murid dan semua orang percaya menjadi satu sama seperti Ia dan Bapa adalah satu ?
- Bagaimana caranya gereja mewujudkan doa Yesus Kristus pada masa kini ?
POKOK-POKOK DOA:
- Setiap warga Gereja menjadi pendoa syafaat, guna ter-wujudnya kesatuan dalam keragaman.
- Terwujudnya kesatuan dalam keragaman di tengah jemaat, antar gereja dan di tengah bangsa, agar saling menghargai perbedaan sosial, ekonomi, politik, etnik dan agama.
- Pemerintah dapat menjamin dan melindungi perwujudan kesatuan dalam keragaman.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NNBT No.7 Mari Puji Tuhan Yesus
Pembukaan: KJ No. 249 Serikat Persaudaraan
Pengakuan Dosa & Pengampunan: NNBT No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus
Ses Pembacaan Alkitab: Bekerja Bersama-sama
Persembahan : NNBT 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Penutup: PKJ No. 105 Gereja Bagai Bahtera
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang