MTPJ 22 – 28 Oktober 2017

0
5841

TEMA BULANAN : “Mengembangkan Spiritualitas Pelayanan”
TEMA MINGGUAN : “Integritas dan Komitmen Pelayanan”
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 9:1-18
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Di era post modern ini hidup makmur menjadi dambaan setiap manusia, baik pribadi, keluarga maupun persekutuan jemaat/masyarakat. Karena itu setiap pribadi maupun keluarga berlomba-lomba mengejar kemakmuran hidup. Perlombaan itu didukung oleh berbagai kemudahan yang ditawarkan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat dengan menghasilkan barang-barang bermutu tinggi di berbagai bidang yang dapat meri-ngankan beban hidup manusia. Tak heran keluarga dan masyarakat di semua strata sosial menganut cara hidup yang didasarkan pada nilai-nilai ekonomi. Nilai-nilai ini di terjemah-kan dengan ungkapan “Apa yang kudapatkan bila aku melakukan sesuatu?”.

Dalam bidang pelayanan gerejapun ditemukan sebagian besar orang menerapkan ungkapan apa yang kudapatkan bila aku melakukan sesuatu? Karena itu keberhasilan suatu pekerjaan pelayanan ditentukan oleh seberapa besar kontribusi yang disediakan bagi pekerjaan tersebut. Nilai-nilai kasih menjadi kabur, kerelaan berkorban serta, tekad, integritas dan komitmen pelayanan tak dapat diharapkan lagi dari kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Padahal Gereja diharapkan berperan penting dalam menjaga efek negatif dari kemakmuran yang tumbuh dalam masyarakat post modern. Peran penting itu dibangun di atas integritas dan komitmen seorang pemimpin dalam pelayanan gereja. Karena itu dipilih tema perenungan di minggu ini “Integritas dan Komitmen Pelayanan.”

PEMBAHASAN TEMATISPEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Jemaat Korintus yang menjadi alamat surat Paulus di tahun ± 50-an Masehi sedang bertumbuh pesat sebagai kota pelabuhan dan lalulintas perdagangan di tepi Laut Tengah. Disamping itu terdapat pula pertemuan berbagai aliran keper-cayaan serta ilmu pengetahuan. Karena itu bukanlah tidak mungkin terjadi perlombaan untuk hidup makmur dan per-tikaian ajaran. Jadi, tak heran bila Paulus menghadapi tuduhan dari lawan-lawannya dengan meragukan kerasulan atas peman-faatan jabatan demi kesejahteraan pribadi. Hal ini terkesan dari bacaan I Korintus 9 : 1 – 18.

Atas tuduhan itu Paulus menjawab dengan :

–  Pertanyaan-pertanyaan yang menegaskan siapa dirinya dan untuk siapa kerasulannya (ayat 1-3). Dari hal ini terlihat jelas kesadaran Paulus atas dirinya, sebab kesadaran akan menentukan arah dan tindakan hidup selanjutnya.

–  Pertanyaan-pertanyaan yang menjelaskan tentang hak untuk mendapatkan upah. Paulus menggunakan pendapat dari segi kehidupan nyata yang manusiawi dengan contoh teman-temannya para rasul (ayat 4-8). Selanjutnya ia menjelaskan berdasar Hukum Taurat (ayat 8-10). Jadi untuk mendapatkan upah ditinjau dari dua sudut tersebut. Paulus berhak mendapatkannya (ayat 11-14).

–  Upah untuk memberitakan Injil ialah ia boleh memberitakan Injil tanpa upah dan bahwa ia tidak mempergunakan haknya sebagai pemberita Injil. Komitmen ini disampaikannya dengan berpedoman pada kesadarannya sebagai rasul (ayat 1), kehendak TUHAN yang menanggungkan tugas penye-lenggaraan itu (band. Kis. 28 : 2, 2 Tim. 4 : 7) padanya, serta kemegahannya yang dipahami sebagai kerelaan berkorban sama seperti Kristus (ayat 15). Dengan demikian Paulus menjadi bagian dari pada berita itu dan bertekad untuk melaksanakannya. Karena apa yang akan dilakukannya semuanya untuk TUHAN dan demi kemuliaan TUHAN. Jadi baginya tidak mempersoalkan mendapat upah atau tidak melainkan bagaimana Ia dapat menyelesaikan tugas dengan baik (band. 2 Tim. 4 : 6 – 8).

Makna dan Implikasi Firman

Untuk mejadi pemimpin yang memiliki komitmen dan integritas di masa sekarang ini, Rasul Paulus mengemukakan tiga hal sebagai pedoman :

–  Hendaknya kita memiliki kesadaran diri, sebab kesadaran diri inilah yang akan mengarahkan pola pikir dan tindakan kita bila berhadapan dengan tawaran, tekanan, baik dari dalam keluarga, teman-teman sesama pelayan, lingkungan tempat bekerja dan dimana kita dipercayakan untuk memimpin.

–  Hendaklah kita mampu menempatkan persoalan yang kita hadapi pada konteksnya dengan memberi jawab berdasar kenyataan manusiawi di sekitar kita serta di dukung oleh Firman TUHAN. Karena itu hal menerima upah adalah hal yang wajar bila kita bekerja dengan TUHAN.

–  Hendaklah kita memiliki tekad yang diterjemahkannya dari kata harus dengan menekankan pada keberhasilan penye-lenggaraan pemberitaan Firman (band. 2 Tim. 21 : 7) sehingga kita tidak tergoda untuk mengutamakan upah atau hal apapun yang dapat menjadi penghalang atas terlak-sananya penyelenggaraan tersebut. Tekad yang kita bangun ini akan terlaksana bila kita memiliki kerelaan untuk berkorban meneladani Kristus dan meyakini bahwa tanggung jawab itu dibebankan kepada kita oleh TUHAN Yesus Kristus, serta sadar akan dirinya sebagai pemimpin yang dipilih TUHAN. Olehnya kita menjadi pemberita Injil, sekaligus menjadi bagian dari berita itu, artinya profesionalitas pelayanan ada dalam integritas. 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Menilik apa yang dibaca dari 1 Korintus 9 : 1 – 18, apakah alasan sehingga Rasul Paulus tidak menerima upah dari pekerjaannya sebagai rasul?
  2. Maukah kita sebagai pelayan (bercermin dari hal di atas) untuk menjadi pelayan sekaligus bagian dari pelayanan itu?

NAS PEMBIMBING: Efesus 4:28 

POKOK – POKOK  DOA:

  • Sadar akan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan sebagai pelayan Tuhan
  • Komitmen keluarga Kristus sebagai satu keluarga yang bertanggung jawab terhadap pelayanan.
  • Agar gereja tidak dilihat sebagai salah satu bagian pelengkap dari cita-cita hidup makmur di dunia Post Modern, tetapi untuk membawa damai sejahtera. 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK IV 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan: KJ. No. 4 Hai Mari Sembah

Ses Pembukaan/Nas Pembimbing: NNBT No. 6 Allah Bapa Yang Kumuliakan”

Pengakuan Dosa & Pengampunan: NNBT No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus

Ses Pembacaan Alkitab: KJ. No. 49 Firman Allah Jayalah

Persembahan: NKB No. 126 Tuhan Memanggilmu

Penutup: KJ. No. 339 Maju Laskar Kristus 

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here