MTPJ 23-29 Juni 2013

0
1447

Tema Mingguan: “Pembentukan spiritualitas melalui pendidikan”

Tema Bulanan: “Gereja yang misioner dan transformasi sosial”

Bahan Alkitab:

  • Amsal 1:1-7
  • Titus 2:1-10

 

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kita berada pada minggu terakhir di bulan Juni 2013, dengan tema tahunan, yaitu: Kehidupan Kristiani yang demokratis. Tema bulan ini: Gereja yang misioner dan transformasi sosial, kemudian tema minggua ini: Pembentukan spiritualitas melalui pendidikan. Kita masih dalam suasana perayaan HUT ke-182 PI dan Pendidikan Kristen GMIM dengan berbagai acara yang telah diramu sedemikian rupa. Momentum ini tentu tidak saja mengingatkan upaya dan usaha Gereja di bidang Pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai bidang yang memiliki ‘kekuatan’ di dalam membawa berita sukacita dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Dengan adanya pendidikan tentu telah turut membentuk spiritualitas/kerohanian jemaat.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kita Amsal adalah kitab yang termasuk dalam kumpulan ‘sastra hokmah’ (hikmat) bersama dengan Kitab Ayub dan Pengkhotbah. Di Timur Tengah kebijaksanaan (hikmat) adalah bagian dari kehidupan rohani dan kebudayaan yang sangat dihargai, karena langung berhubungan dengan kehidupan dan etika. Yang paling penting dalam kitab ini adalah bagaimana orang bisa hidup sebagai orang baik dan saleh menurut panduan bagi hidup yang berhasil.

     Amsal 1:1-7 memberi gambaran umum tentang tujuan hidup manusia, khususnya orang tak berpengalaman, yaitu orang muda Israel. Sangat nampak keinginan Salomo sebagai Raja Israel untuk menjadikan seluruh rakyat Israel memiliki hikmat dan didikan. Raja Salomo menyadarkan rakyatnya terhadap pentingnya memiliki hikmat dan didikan, sebab itu akan membuat rakyatnya (Israel) tidak menjadi bodoh (dibodohi) tetapi pandai dan mengerti kebenaran, keadilan dan kejujuran. Ini sebagai sikap kritis Salomo terhadap praktek hidup bangsa-bangsa lainnya. Karen itu para guru hikmat harus mendengar dan belajar lebih banyak lagi untuk mendapatkan bahan mengajar yang cukup dengan metode pengarahan (mengajar) dalam membimbing anak didik/generasi bangsa sebab yang mereka hadapi pada umumnya adalah orang muda yang tak berpengalaman (ayat 4).

     Dengan demikian ini dimaksudkan supaya generasi muda Israel memiliki pemahaman yang baik tentang amsal, perumpamaan, kata-kata, teka-teki orang bijak. Bagi kehidupan bangsa bukan seumpama teka-teki orang bijak artinya tebak-tebakan, sesuatu yang sulit dipecahkan atau dijawab, tetapi sesuatu yang harus ada jawabannya dan untuk itu harus punya pengetahuan. Bagian terakhir dari pendahuluan (1:7) adalah motto bagi seluruh Kitab Amsal, yaitu takut akan Tuhan. Motto ini adalah ekspresi (ungkapan gagasan atau perasaan) keagamaan yang dianut oleh orang Israel. Inilah kunci masyarakat Israel dalam menjalankan kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan.

     Kitab Titus adalah surat Paulus kepada Titus sahabatnya. Titus memiliki peranan yang penting secara khusus dalam perkembangan jemaat di Korintus (2 Kor.2:13, 7:5-7). Titus ditinggalkan Paulus di Kreta untuk meneruskan pekerjaan Pekabaran Injil di sana, dengan cara mengatur, menata dan menetapkan penatua-penatua (titus 1:5). Amanat yang diberikan adalah memberi nasihat kepada jemaat menurut umur dalam gereja terutama orang tua: laki-laki danperempuan (2:2-3) untuk diteruskan kepada yang muda, agar menghadirkan keteladanan (2:4-5) itu menjadi gambaran orang yang hidup bijaksana. Pokok perhatian Paulus adalah pada soal hak dan kewajiban; hidup sederhana, terhormat, suka beribadah, tidak memfitnah, bukan hamba anggur, suka mengajar yang baik, baik hati, ketaatan pada tuan, jangan membantah dan curang. Tujuannya agar Allah dimuliakan.

Makna dan Implikasi Firman
Yesus Kristus sebagai kepada gereja memberikan kita perintah untuk menjadi berkat “garam dan terang dunia” (Matius 5:13-14). Menjadi berkat, berarti menghadirkan damai sejahtera bagi banyak orang (dunia) kini dan akan datang. Mendatangkan/menghadirkan damai sejahtera tentu diperlukan orang-orang yang telah dipersiapkan secara formal terlatih di segala bidang.

     Amsal 1:1-7 dan Titus 2:1-10 menjadikan pijakan kita untuk alasan tadi. Betapa pentingnya pendidikan bagi gereja, bagi keluarga dan masyarakat. Pendidikan diumpamakan seperti jembatan untuk menuju ke masa depan, masa depan anak cucu, masa depan gereja, seperti ada ungkapan “sekolah bekal di hari esok”. Sehingga mengabaikan pendidikan sama halnya dengan mengorbankan masa depan.

     Dewasa ini ilmu pengetahuan terus mengalami kemajuan di segala bidang. Perkembangan teknologi bahkan terus merambah jauh sampai ke pelosok negeri. Menjadi pertanyaan, apakah kita membiarkan anak-anak kita di “bodohi” oleh zaman? apakah kita ‘tega’ melihat anak-anak kita tertinggal pendidikannya dengan anak-anak yang lain? Kita tentu tahu dan mengerti, bahwa pendidikan dibentuk dalam rangka menjadikan anak-anak kita menguasai IPTEK tapi juga mental spiritual, untuk masa depan.

     Sejarah membuktikan pentingnya pendidikan bagi jemaat dan hamba Tuhan, seperti yang dilakukan John Calvin yang kemudian mempengaruhi dunia modern, dengan Akademi Calvin yang memiliki dua level kurikulum, satu untuk pendidikan umum para pemuda (schola private) dan seminar yang mendidikan para hamba Tuhan (schola publika) yang dimulai tahun 1558 Jenewa Swis. Dalam perjalanan sejarah pendidikan GMIM, kita dapat menyebut, misalnya: Ds.G.J.Hellendoorn di Manado 1827, Ds.H.Locher di Tondano 1854-1905, Ds.J.L.Lowier di Tomohon 1868-1909, Ds.N.Graafland peletak pendidikan di Sonder, Tanwangko dan Malalayang. Tidak hanya mereka tentu ada di jemaat, wilayah yang dapat kita sebutkan.

     Apakah yang telah mereka tanamkan tentu untuk mencerdaskan warga gereja. Kecerdasan warga gereja tentu diikuti dengan kualitas rohani yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Bagaimanakah seharusnya sikap hidup kekristenan yang dikehendaki Tuhan, Paulus sebagai Rasul yang terdidik, menyebutkan: Sikap saling menghrmati, saling menghargai orang muda pada orang tua, hidup bijaksana, sehat dalam iman, rajin beribadah, tidak mengfitnah, tidak pemabuk, mengatur rumah tangga (suami, istri, anak yang saling mengasihi), hidup teratur, jujur, saling menasehati, orang muda yang menguasai diri, teladan berbuat baik (sopan, beretika) tidak curang, tulus dan setia, semuanya dalam rangka memuliakan Tuhan.

 

PERTANYAAN DISKUSI

  • Apakah peranan pendidikan dalam membentuk kehidupan rohani berdasarkan pembacaan Alkitab ini?
  • Bila kita mendapatkan prilaku yang tidak menggambarkan sikap hidup sebagai orang yang dibekali dengan ilmu pengetahuan. Apa pendapat saudara, Jelaskan!

NAS PEMBIMBING: Mazmur 119:135

POKOK-POKOK DOA

  • Pertumbuhan Gereja, pendidikan GMIM dalam keesaan.
  • Pelaksana pendidikan.
  • Tersedianya biaya pendidikan dari orang tua, pihak swasta dan pemerintah.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: Hari Minggu Bentuk IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Persiapan: NNBT No.2
Sesudah Nas Pembimbing: NNBT No.17
Seb.Peng.Dosa: NKB No.17
Ses.Pengampunan: Nafper No.5
Ses.Pemb.Alkitab: ‘Ku yakin saat Kau berfirman’
Persembahan: NNBT No.15
Penutup: KJ No.410

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here